Suara menganggu itu sangat menggema keras di dalam rumahku yang akhirnya membangunkanku dari tidur lelapku. Bahkan ini terlalu pagi saat orang-orang yang seharusnya masih terlelap di tempat tidurnya, namun orang tuaku justru sedang perang mulut di ruang tamu lantai 1.
Orang tuaku. Orang tua yang selalu bertengkar disetiap harinya. Aku tidak mengerti sama sekali dengan mereka.
Mereka orang tuaku. Namun, mengapa mereka bahkan tak peduli padaku? Apakah mereka tak memikirkan perasaanku sebagai anaknya?
Hell, setiap hari aku selalu melihat mereka bertengkar, menyaksikan saat tangan dad menampar pipi mom, mendengar suara bentakan-bentakan, mendengar perkataan kotor yang keluar dari mulut mereka yang tak seharusnya aku dengar. Mereka bahkan tak peduli padaku, mereka tidak sama sekali memikirkan aku. Bagaimana jika saja kejiwaanku terganggu akibat kelakuan mereka? Bagaimana jika saja aku bunuh diri karena sudah tak tahan dengan perilaku mereka setiap harinya? Okey, mungkin aku terlalu hiperbolis sekarang.
Aku masih saja memperhatikan mereka dari atas, depan ruangan kamarku di lantai 2. Aku tidak tau apa yang menyebabkan mereka bertengkar. Bahkan mereka tidak terlihat seperti pasangan suami istri. Mereka selalu saja bertengkar disetiap harinya. Setiap hari!
Bentakan demi bentakan selalu keluar dari mulut mereka. Aku pusing, tak tahan dengan semua ini. Sepertinya mereka memang tidak normal. Aku tau, keluargaku tidak normal.
Saat aku masih saja memperhatikan orang tuaku yang sedang berkelahi di lantai 1, aku mendengar suara deruman mobil kakakku. Yup, aku mempunyai 1 kakak laki-laki yang usianya terpaut 2 tahun diatasku. Yeah, setidaknya aku mempunyai kakakku yang masih normal di dalam rumah ini.
Namaku Charelyn Walksdare dan umurku 13 tahun. Aku tinggal di California, Amerika Serikat dan kakakku bernama Connor Walksdare. Dia berumur 15 tahun. Dia adalah kakak yang paling baik sedunia.
Kakak yang selalu melindungiku, menjagaku, serta menghiburku saat aku dalam keadaan terpuruk. Bahkan saat anak lain membutuhkan kasih sayang dari orang tuanya, justru aku mendapatkannya dari kakakku. Dia adalah orang yang dewasa dalam berpikir. Dia baik walaupun terkadang dia bersikap dingin dan ketus. Iya, terkadang sikapnya lepas kontrol saat ia tidak tahan dengan kelakuan orang tuaku. Dia adalah orang yang keras kepala. Dia akan menjaga sesuatu yang paling berharga di kehidupannya bagaimana pun caranya. Dia galak, dan juga naif. Namun, aku mengerti maksud disetiap perkataan kasarnya padaku.Aku mulai berjalan masuk ke dalam kamarku dan menghampiri jendela kamarku. "Hey Connor! Kau sedang apa?" Tanyaku berteriak dari atas kepada kakakku yang sedang berada di bawah bersama mobil dan tas-tas besarnya.
"Aku ingin pergi. Aku mempunyai urusan dengan teman-temanku." Jawabnya tak menoleh kepadaku dan terlihat sibuk dengan mobil dan tas-tas besarnya.
"Pergi? Kemana? Apakah aku boleh ikut?" tanyaku lagi. Akhirnya ia memberhentikan aktifitasnya dan menoleh ke atas.
"Tidak, Charel. Aku akan menginap. Kau berdiam saja dirumah, okey?" Ucapnya padaku lalu melanjutkan aktifitasnya lagi.
"Menginap? Berapa lama? Aku mau ikut, Connor. Menginap pasti akan jauh lebih seru dibandingkan melihat dad dan mom berkelahi, bukan?" Ucapku memohon. Connor menghembuskan nafasnya dalam. Beberapa detik kemudian, dia berbalik dan menoleh ke atas lagi."Okey, sekarang kau berkemas. Bawa barang-barangmu, hanya yang kau perlukan saja dan jangan merepotkanku." Jawabnya ketus.
Yeah, walaupun aku tahu sepertinya dia sedikit kesal jika aku ikut dengannya. Tapi, dia juga tak akan membiarkan adiknya sendirian di rumah dengan perkelahian dad dan mom. Aku tahu.
Next?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Adventure
AdventureCahaya tidak akan berakhir sebelum kau memadamkannya. Terus berjalan dan temukanlah, kemudian ikuti petunjuknya...