Part 1 : New York

1.3K 58 0
                                    

Mobil Cannor berhenti tepat pada sebuah rumah besar dengan gaya classicnya.


Terdapat 2 orang anak laki-laki dan 1 anak perempuan yang sedang berdiri di depan pintu rumah besar ini. Mereka masing-masing memakai tas ransel besar di punggung mereka. Mungkin mereka adalah teman-teman Connor.

"Ayo turun!" Ucap Cannor lalu keluar dari mobil. Dengan bingung, aku pun mengikuti Connor untuk turun dari mobil dan menghampiri 3 orang yang berdiri di depan rumah besar ini. Aku tidak tau rumah siapa ini. Namun yang jelas rumah ini besar, mewah dan memiliki nilai seni yang tinggi menurutku. Mungkin pemilik rumah ini adalah orang yang penting bahkan sangat penting sehingga terdapat beberapa security yang menjaga pintu pagar. Keamanannya terlalu ketat. Security itu ada di setiap sudut di halaman luas rumah ini. Belum lagi alarm dan cctv-nya. Jika luarnya saja sudah seperti ini, bagaimana dengan bagian dalam rumahnya.


"Kenapa kau lama sekali, Connor?" Tanya seorang perempuan setelah kami berada tepat di hadapan mereka.


"Sorry, Stane. Ada sedikit masalah, tadi." Jawab Connor kepada perempuan yang diketahui bernama Stane.

"Hmm, Connor. Siapa dia?" Tanya laki-laki berambut coklat yang mengerutkan dahinya bingung atas kehadiranku.

"Oh well, kenalkan dia adalah adikku. Namanya, Charelyn Walksdare. Aku pernah bercerita pada kalian bahwa aku memiliki adik perempuan bukan? Dan dia akan ikut dengan kita" jawab Connor. Aku pun hanya tersenyum ramah pada mereka.


"Kau yakin?" Ucap Stane pada Connor sedikit berbisik. Namun, perkataannya masih terdengar di telingaku walaupun samar.


"Tentu, aku tidak akan meninggalkannya sendirian di rumah bersama orang tuaku yang terus berkelahi, Stane." Ucap Cannor balas berbisik.


"Okey,Charel. Perempuan ini bernama Stane Comeskly. Laki-laki berambut gelap ini bernama Zac Lenard dan laki-laki berambut pirang di sebelahnya bernama Riley Johnson. Mereka semua adalah teman-temanku." Ucap Connor. Aku pun hanya tersenyum dan membalas jabatan tangan mereka.


"Senang bertemu denganmu, Charelyn." Ucap laki-laki berambut gelap yang baru kuketahui bernama Zac.


"Hmm, yeah senang bertemu denganmu, Zac. Well, cukup panggil aku Charel saja." jawabku pada Zac.

"Jadi bagaimana dengan petunjuknya?" Tanya Cannor beberapa detik setelahnya. Hmm petunjuk? Petunjuk apa?


"Kertas itu menyatakan bahwa kita harus pergi ke villa-ku yang berada di kota New York. Aku sudah menyiapkan keberangkatan kita menuju New York. Jadi, kita akan berangkat sekarang juga." Ucap laki-laki bernama Riley. Well, apa yang dia bilang? kertas? New York? Apa maksudnya?


"Okey, kita ke New York sekarang." Ucap Connor tercelos dari mulutnya begitu saja. What the hell? Ke New York? Aku akan pergi ke New York? Hey, New York bukanlah kota yang dekat dari California dan kita akan pergi kesana sekarang juga?


Mereka pun mulai berjalan menuju sebuah mobil yang terparkir di rumah ini. Wow, pemilik rumah ini memang sangat kaya. Bahkan, mobil-mobil seperti Range Rover dan Lamborgini terparkir begitu saja di bagasi dan halaman rumah ini. Aku hanya mengikuti langkah Connor dan melihatnya seakan-akan aku butuh sesuatu yang harus dia jelaskan padaku.


"Aku akan menjelaskan semuanya padamu nanti." ucapnya mengerti maksudku. Aku dan teman-teman kakakku pun mulai memasuki sebuah Range Rover yang dikendarai oleh seorang sopir.


Aku bingung dengan semua ini. Yang aku ketahui sekarang, aku akan pergi ke New York. Entah untuk apa aku akan kesana. Mungkin, ada suatu hal yang penting yang dibutuhkan oleh kakakku atau teman kakakku.


Aku, Connor dan teman-teman Connor masih berada dalam mobil Range Rover ini. Aku tidak tau mobil ini akan kemana, namun kupikir mobil ini akan menuju ke bandara. Mengingat percakapan Connor dan temannya untuk pergi ke New York sekarang.


Aku akan pergi ke New York. Yeah, New York. Kota bagian Amerika yang menjadi salah satu pusat penting pemerintahan di Amerika. Aku tidak sabar untuk pergi ke New York walaupun aku tak tau apa rencana Connor dan temannya untuk pergi kesana. Mereka pasti memiliki rencana yang penting.
Aku senang, aku tidak perlu selalu terbangun disetiap paginya hanya karena dad dan mom yang selalu saja berkelahi. Aku senang, karena aku mungkin akan bisa melupakan sedikit masalah yang terjadi pada keluargaku. Aku tau, karena aku adalah anak brokenhome. Dad dan mom tidak tau jika aku dan Connor pergi menginap. Mereka memang tak pernah peduli padaku dan Connor. Entah, mungkin mereka lupa jika sebenarnya mereka memiliki 2 orang anak.


Yeah, terdengar konyol. Aku tau. Namun, itulah orang tuaku. Pergi ke New York tanpa bimbingan orang dewasa memang berbahaya, namun setidaknya ada Connor yang selalu menjagaku. Tidak peduli apa reaksi dari orang tuaku.


Bahkan aku berpikir bahwa aku dan Connor mungkin tidak pernah terlintas di kepala mereka sedikit pun.


Next?

The AdventureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang