MAA'9

20 2 0
                                    

Kelas sudah memasuki pelajaran, setiap kelas sudah hening dengan materi yang mereka semua catat, zetta dan naili masih saling berdiam diri semenjak kejadian di gudang tadi.

Beberapa kali zetta mencuri-curi pandang pada naili yang sibuk mencatat materi, sebenarnya ia ingin meminta maaf karena kejadian ia merokok dan tak sengaja menciumnya tapi gengsi zetta terlalu besar.

"Nyatet! Gak usah jelalatan tu mana" sindir naili.

"I'itu video lo gak kasih ke bokap gue kan nai?"

"Tergantung"

"Tergantung apanya?"

Zetta beralih duduk menyamping menghadap naili, bahkan naili pun ikut duduk menyamping menghadap pada zetta.

"Pulang sekolah, ajak gue jalan-jalan kemana pun itu, gue lagi capek"

"Itu doang?"

"Heem"

Naili berdehem mengangguk pada zetta, bukan permintaan berat untuk sekedar mengajak naili berjalan-jalan saja.

"Oke, tapi lo hapus video itu"

"Gampang"

"Heh lo bedua ngomongin apasih?" Tanya abri yang sendari tadi memperhatikan dua insan di depannya ini tengah bertatap muka.

"Lagi ngomongin bokep" jawab zetta.

"Zetta!"

Ia terkekeh melihat naili yang sudah kembali kesal pada dirinya, sedangkan abri masih dalam keadaan terkejut menutup mulutnya.

"Lo punya bokep apaan ze?" Tanya abri.

"Hentai jepang mau?" Tawar zetta.

"Zetta gue laporin bu guru ya kalo lo simpen video porno" ancam naili.

"Ntaran aja bri, si naili gak seru, gak bisa di ajak kerja sama orangnya"

Keduanya kembali pada buku tulis sedangkan naili masih memandang kesal pada zetta, dasar perempuan mesum.

Bel istirahat sudah berbunyi, beberapa murid sudah berhamburan keluar sama seperti zetta, ia sedang berjalan menuju kantin.

"Bu, jus alpukat satu ya" pesan zetta.

"Iya neng, apalagi?"

"Itu aja"

"Bu, jus alpukat satu"

Zetta melirik ke sebelahnya yang ternyata adalah naili, ia kembali menatap jus yang sedang di buat oleh ibu kantin.

"Ini jusnya"

Plak

"Gue duluan yang pesen"

Zetta menepuk tangan naili yang hendak mengambil pesanan jusnya, enak saja dia main ambil minumannya.

"Ck mana gue tau kalo lo pesen jus itu juga" ucap naili.

"Ini punya neng naili"

"Makasih bu"

"Ini uangnya bu, sekalian sama punya dia" ucap zetta.

Setelah memberikan lembaran uang, zetta langsung meninggalkan kantin sembari menyeruput minumannya.

"Ikut gue"

Baru saja beberapa langkah zetta keluar dari kantin, sepasang tangan menarik lengannya menuju lapangan yang sepi.

"ngapa sih lu!"

Zetta menghempaskan tangan prisi yang memegangnya dengan cengkraman kuat.

"Maksud lo apa sekolah disini?" Tanya prisi.

"Lah lawak lo, ya terserah gue dong mau sekolah dimana pun"

"Apa tujuan lo deketin naili!"

Prisi mulai tak bisa menahan emosinya ia bahkan sudah mencengkram dan menarik kerah seragam zetta.

Dengan santai zetta melepaskan tangan prisi yang berada di kerah seragamnya, ia menepuk-nepuk seragamnya usai sepasang tangan itu lepas.

"Gue gak ada urusan sama lo lagi, gue sama cewe lo cuman sebates dia guru les private gue" jelas zetta dengan suara datar.

"Lo pasti rencanain sesuatu zetta!"

Prisi kembali menarik kerah seragam zetta, kali ini sangat kuat sampai zetta harus sedikit berjinjit dan ya minumannya terjatuh.

Brakkk

"Gue gak sepengecut yang lo pikirin anjing, gue emang dendam sama lo, lo udah rebut kebahagian gue prisi!"

Zetta meninggalkan lapangan dengan emosi naik turun, ia tak peduli pada prisi yang tersungkur karena ia dorong barusan.

Dadanya naik turun dengan cepat, zetta memasuki bilik toilet, disana ia duduk di atas kloset, menengadahkan kepalanya ke atas.

Suasana sepi dan dingin di toilet sedikit menenangkan kepala zetta yang memanas oleh pancingan emosi.

Bugh

Zetta melayangkan sebuah pukulan pada bilik kamar mandi, suara pukulannya bahkan menggema di dalam sana, ia benar-benar tersulut oleh emosi.

-Kelas Komputer 1

"Iya om kenapa?" Tanya naili.

"Gimana zetta di kelas? Bandel gak dia? Atau bikin ulah gak dia?"

"Nggak kok om, aman"

"Syukurlah, om denger-denger sekolah ngadain acara festival budaya ya?"

"Iya om"

"Kalo gitu ajak zetta aja nai, om ijinin kok asal dia sama kamu aja, biar sedikit mandiri juga dia"

"Bisa aja sih om, tapi om aja deh yang bicarain langsung sama zetta nya"

"Iya nanti om telfon dia, makasih ya nai, maaf om jadi ngerepotin kamu"

"Gak papa kok om"

"Om tutup ya"

"Iya om"

Tut

Tut

Tut

Naili kembali fokus pada laptopnya yang menampilkan beberapa data murid yang mengikuti acara festival budaya nanti.

Ujung matanya menangkap sosok seseorang yang memasuki kelas, ia tak menatapnya jelas karena ia tau itu pasti zetta karena sosok itu sudah berada di sampingnya, ia sedikit memajukan kursinya saat zetta hendak duduk di kursinya.

Drett

Drett

Drett

"Iya yah?"

"Ayah mau kamu ikutan festival budaya sama naili"

"Ayah atur aja"

Tut

Tut

Tut

Zetta mematikan ponselnya sepihak, ia merebahkan kepalanya di atas meja membelakangi naili, matanya terpejam dengan hati dan pikiran yang masih saling bermusuhan.

Ting

Om gendra
Masukin aja nama zetta
Di peserta festival, om
Titip zetta sama kamu
Nanti

Naili menatap tubuh zetta yang memunggunginya, ia sedikit merasa kasihan pada zetta tapi bagaimana pun ini sudah rencanya agar zetta bisa lebih sadar diri tentang kelakuannya.

Iya om, naili masukin
Data zetta dulu

Iya, makasih naili

MASA ABU-ABUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang