"Ini tolong di bagiin ke yang lainnya ya, kasih aja ke ketua muridnya biar mereka yang ngisi formulirnya"
Dia, naili atnan ayusna. Ketua osis paling populer di mana-mana, ketenaranannya tak luput dari sorot pandang orang yang di lalui dirinya, parasnya yang cantik mampu memikat hati para kamu adam, tapi tak sedikit pun para kaum hawa terpikat akan pesona cantik gadis satu ini.
Parasnya yang cantik berhasil membuat seorang naili atnan ayusna berhasil menyandang predikat ratu kecantikan di smk yagasara selama 2 tahun ini.
Cantik, pintar, berprestasi, aktif, sopan, terlihat sangat sempurna bukan, tapi nyatanya manusia tidak ada yang sempurna, di balik semua itu dia pun mempunyai kekuranga.
Apa kekurangannya? Lihat di pojokan lapangan sana, seorang gadis tengah berdiri tersenyum memandangi naili dari kejauhan, senyumannya di balas oleh naili dengan sedikit tersipu malu.
Paham sampai sini? Atau perlu aku jabarkan lagi kalau naili adalah penyuka sesama jenis atau mungkin lebih tepatnya lesbian, aah aku sudah mengucapkannya.
Prisli brahmono, gadis yang sedang memandangi naili adalah kekasihnya sejak keduanya menginjak di kelas XI, masih baru lah untuk menjalin sebuah hubungan, mungkin baru 2 bulan.
"Nai, formulir udah di sebarin" ucap seseorang.
Naili tersadar oleh tepukan seseorang di pundaknya, ia menolah ke samping saat melihat temannya tengah memandangi dirinya dengan kebingungan.
"Eh syil, gimana?"
Dia tasyila, teman seorganisasinya mungkin lebih tepatnya dia adalah sekretaris osis.
"Lo sakit nai?"
"Sakit? Ng-nggak kok, gue baik-baik aja"
"Dari tadi ngelamun mulu, jadi gimana nih formulir udah beres di kasih ke ketua murid"
"I-iya udah biar gue umumin dulu deh"
Syila menjawabnya dengan anggukan saat naili berjalan mendekati microfon yang tersimpan di atas meja.
Semua murid di kumpulkan di lapangan untuk mengadakan satu acara di smk ini, ya naili sedang sibuk sekarang.
Naili mengecek terlebih dahulu micnya dengan sedikit memukul kepala micnya dengan pelan namun ulahnya membuat semua murid menutup telinganya karena speakernya berdengung kencang.
"Hehe maaf ya" ucapnya dari balik mic.
"UNTUNG LO CAKEP YE" Teriak seseorang dari balik kerumunan para murid.
Naili hanya tersenyum lebar memperlihatkan barisan giginya, namun lagi-lagi ulahnya ini membuat seseorang memandanginya dengan sinis, siapa lagi kalau bukan kekasihnya itu, prisli.
Tapi naili tak sadar, ia kembali pada tugasnya karena pikirannya kali ini berkutat pada tugas-tugas menumpuk.
"Untuk semua ketua murid bisa mengumpulkan formulir nya di meja ini"
Tak butuh lama dari intruksi naili, beberapa ketua murid berjalan ke depan dan menaruh formulir yang mereka pegang di atas meja.
Faiz selaku wakil ketua osis membantu naili untuk merapikan formulir nya, ia kembali mengecek formulir itu dengan teliti di bantu oleh naili.
"Ini udah semuanya?" Tanya naili.
"UDAAHHHHH"
"Kalo udah semuanya boleh kembali ke kelas masing-masing ya, lanjutin materi pelajarannya"
Semua murid berhamburan meninggalkan lapangan, beberapa anak osis dan mpk masih berkumpul disana untuk mendata siapa saja yang mengikuti kegiatan kali ini.
"Nai, di panggil cewek lo tu" ucap resi, ketua mpk.
Matanya menelaah mencari keberadaan kekasihnya itu hingga manik matanya berhenti di dekat tangga karena acara ini berada di lapangan atas yang khusus di pakai jika ada acara festival, perlombaan, dan ada pula lapangan bawah yang di khususkan untuk upacara dan kegiatan sakral lainnya.
"Iz tolong datanya di masukin ke laptop aja ya, gue mau kesana dulu sebentar"
"Oke"
Naili berjalan menuju tangga untuk menghampiri prisli yang berdiri membelakangi kerumunan, ia tampak diam saja memandangi sekolah dengan kedua tangannya yang berada di dalam saku celana abu-abunya.
Sedikit informasi, sekolah ini memperbolehkan perempuan mengenakan celana seperti pria lainnya namun memang harus celana panjang tidak seperti pria yang memakai celana pendek selutut.
"Kenapa sih?"
Merasa terkejut dengan kedatangan naili yang tiba-tiba merangkul tangannya, hampir saja prisli akan mendorong kekasihnya itu.
"Ngagetin aja ih"
"Ya kamu ngapain ngelamun mulu, nanti kesambet dedemit baru tau rasa"
"Ya kan dedemitnya kamu"
"Ish jahat banget, seimut aku di bilang dedemit, masa ada dedemit seimut aku ini" ucapnya.
Naili sengaja memasang wajah imutnya dengan kedua tangannya yang menangkup kedua sisi pipinya bahkan matanya terus berkedip genit pada patrisia.
Mata prisli menelaah ke sekeliling yang masih banyak orang namun sedang sibuk dengan tugasnya, ia terus menggigit bibir bawahnya tak tahan melihat wajah kekasihnya ini.
"Gak usah ngegoda deh, nanti aku kelepasan" bisik prisli.
Ia sedikit menunduk untuk berbisik tepat di samping naili, namun saat hendak kembali berdiri tegap, tengkuknya di tahan oleh naili.
Keduanya saling beradu pandang dengan jarak hanya beberapa senti saja, ia mengukirkan senyuman menggodanya pada prisli seolah sedang menantang.
Chup
"Jangan marah terus, nanti cepet ubanan" bisik naili.
Ia melepaskan tangannya di tengkuk prisli, setelah melancarkan aksinya untuk mencium pipi prisli, dengan tidak bersalahnya naili berjalan meninggalkan prisli yang bersusah payah menahan teriakannya.
Tangan prisli mencoba menutup mulutnya saat kecupan itu mendarat di pipinya ia sedang menahan senyumannya, ia mencoba menenangkan dirinya yang mungkin kalau tidak ada orang, dia akan berubah menjadi cacing kepanasan.
Dari kejauhan naili terus tersenyum melihat kekasihnya itu yang masih berdiri disana menahan senyumannya, ia hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat prisli yang sedang salah tingkah.
"Semua data udah gue masukin ke laptop nai"
"Oke makasih iz, kita balik lagi ke kelas, sepulang sekolah kita adain rapat lagi"
Semua anggota osis dan mpk serentak merapikan meja dan beberapa sound sistem ke tempat semula.
Setelah selesai dengan tugas masing-masing, mereka pun kembali ke kelasnya dan melanjutkan pelajaran di kelas.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
MASA ABU-ABU
Roman pour Adolescentskita adalah sekumpulan manusia yang mudah di bodohi oleh cinta - zetta kisah asmara remaja putri dengan seragam putih abu-abunya, mengulik banyak cerita yang tersembunyi, yang sengaja di pendam hanya karna kepentingan masing-masing bagaimana rasanya...