"Lo mau jalan-jalan kemana?" Tanya zetta.
"Terserah lo aja"
Keduanya sudah berada di parkiran, sejenak zetta berfikir akan mengajak kemana perempuan satu ini bermain.
"Ke club mau?" Tawar zetta.
"Jan sampe gue timpuk pake ni helm ya pala lo ze"
"Sensi banget lo jadi cewe"
"Naii"
"Ada apa lagi sih pris?" Tanya naili.
"Pulang sama aku ya? Aku mau bicara sama kamu"
"Bicara apa lagi? Udah kita bicarain tadi pagi, aku maafin kamu, udah"
"Nggak, aku mau ngobrol berdua sama kamu"
Zetta hanya diam memandangi ponselnya mendengarkan keributan pasangan satu ini.
"Ze tunggu disini ya, gue mau ngobrol dulu sama prisi"
Zetta menjawabnya dengan anggukan, naili di bawa oleh prisi memasuki mobilnya yang tak jauh terparkir dari motornya.
"Ada apa lagi?" Tanya naili.
"Aku mau minta maaf sama kamu nai, jangan hindarin aku begini dong"
"Aku lagi sibuk pris, bukan ngehindarin kamu"
"Kamu ngehindarin aku"
"Pris, aku bener-bener lagi capek banget, kamu ngertiin aku sedikit aja ya"
Naili hendak membuka pintu mobil namun lebih cepat prisi menguncinya dari dalam.
"Pris?"
Prisi mendekati wajah kekasihnya itu, keduanya duduk di jok belakang, tangannya menelusup ke belakang leher naili.
Naili memalingkan wajahnya saat prisi hendak menciumnya, namun tak habis akal, tangan kiri prisi mencengkram halus dagu kekasihnya itu dan ia arahkan untuk menatap dirinya.
"Aku salah nai, aku minta maaf"
Jemarinya mulai liar disana, jempolnya terus mengelus mengusap area bibir naili.
Chup
Prisi mendekatkan bibirnya pada bibir naili, ia sedikit melumat bibir bawah kekasihnya untuk membuka akses mulut kekasihnya ini.
Suara kecupan memenuhi mobil itu, kedua tangan naili sudah melingkar di leher prisi untuk melanjutkan ciumannya.
Ciuman prisi semakin turun ke bawah, mengecup lembut leher jenjang milik naili, tangannya pun sudah liar menangkup salah satu pagudara naili.
"Aaahkk udaahh"
Naili menahan bahu prisi yang sepertinya mulai terangsang, ia tak mau terlalu jauh bermain di tambah ini masih area sekolah.
Di luar sana zetta masih setia duduk di motornya, kepalanya memanas karena terik matahari, rasanya ia seperti sedang di panggang oleh alam semesta.
Dari kaca spion ia melihat naili turun dari mobilnya, gadis itu tersenyum melambaikan tangannya pada prisi yang berpindah posisi duduk di jok kemudi.
"Ayo"
"Ngapain sih lo lama banget, pala gue udah mendidih gini di panggang matahari"
"Ya maaf, nanti gue guyur pake air got deh biar adem"
"Nyenyenye"
Zetta memberikan helmnya pada naili, mobil yang prisi kendarai sudah melaju pergi, sekarang giliran mereka pergi meninggalkan area sekolah.
Sepanjang perjalanan keduanya hanya diam hingga zetta menghentikan motornya di parkiran menuju pantai.
"Kesini?" Tanya naili.
"Kata lo kemana aja kan, gue pengen kesini"
Zetta berjalan lebih dahulu meninggalkan naili di belakang, ia menghirup banyak-banyak udara pantai sore itu.
Keduanya berjalan menuju pasir pantai, zetta sengaja membuka sepatunya disana dan menyimpan ransel beserta sepatunya di atas meja tepian pantai.
"Kan gue minta jalan-jalan kok elu yang seneng-seneng sih"
Zetta menatap ke belakang, ia menghampiri naili yang tengah duduk di kursi memandanginya.
"Mangkannya ikutan sini"
Zetta membantu naili melepaskan sepatunya, ia menarik lengan naili menuju tepian pantai.
"Lo suka pantai?" Tanya naili.
"GUE SUKA ALAM SEMESTA, MESKIPUN KADANG SUKA NGESELIN" Jawab zetta dengan berteriak melempari bebatuan kecil ke dalam air.
"Ze" panggil naili.
"Apa?"
Ia menoleh ke samping tepatnya pada naili, gadis menghampiri dirinya dengan jarak yang sangat dekat.
"Mau gak jadi temen gue atau sahabat?"
Zetta menatap heran dan ada sedikit kecurigaan pada gadis di depannya ini, bahkan ia belum menerima jabatan tangan dari naili.
"Kesambet apaan lo nai?" Tanya zetta.
"Gak mau ya?"
Raut wajah naili berubah menjadi sendu menatap pantai, sedangkan zetta malah berlari meninggalkan naili, ntah kemana perempuan itu berlari.
Beberapa menit memandangi pantai, naili mulai bosan juga, ia memilih berjalan menyusuri tepian pantai.
"NAIII"
Ia menoleh ke belakang saat seseorang memanggilnya, ia melihat seorang perempuan berlari menghampirinya dengan senyuman lebar, tebak dia siapa? Zetta? Bukan, dia prisi haha.
"Kamu kok disini?" Tanya naili.
Keduanya berpelukan dengan jarak, kedua tangan prisi merangkul posesif kedua sisi pinggang kekasihnya itu.
"Insting aja kalo pacar aku kesini"
"Ngikutin aku ya?"
"Nggak dih, mana ada aku ngikutin"
"Terus kenapa bisa ada di sini"
"Insting aku berkata, kalo pacar aku lagi main di pantai"
"Lebay"
Tanpa naili dan prisi sadari di belakang sana ada zetta yang tengah melihat kemesraan mereka berdua, ia menatap dua ice cream yang berada di genggamannya.
Ia tersenyum berbalik arah memakai ice creamnya, ia kembali duduk di kursi pantai, disana ia sendirian memainkan ponselnya, ia memotret dua ice cream berlatarkan pantai dengan satu ice cream yang sudah tinggal setengah.
KAMU SEDANG MEMBACA
MASA ABU-ABU
Teen Fictionkita adalah sekumpulan manusia yang mudah di bodohi oleh cinta - zetta kisah asmara remaja putri dengan seragam putih abu-abunya, mengulik banyak cerita yang tersembunyi, yang sengaja di pendam hanya karna kepentingan masing-masing bagaimana rasanya...