MAA'13 [21+]

62 3 1
                                    

Hari ini naili berangkat sekolah di antar oleh bapaknya sekalian membawa barang zetta yang tertinggal, ia bahkan sudah berada di kelas menunggu kedatangan zetta.

"TERUNTUK BIDADARI BERNAMA NAILI ATNAN AYUSNA DI PERSILAHKAN MENGHADAP PADA KEKASIH MU, PRISILIA BRAHMONO SEKARANG JUGA" Teriak elan.

Ia berjalan memasuki kelas berteriak memberikan pengumuman pada naili, karna ia tak sengaja bertemu dengan prisi di koridor kelas akuntansi.

"Lan masih pagi jan treak-treak kek, suara lo udah kek knalpot resing tau gak"

"Bodo amat, sono samperin cewe lo"

Sebenarnya naili merasa enggan menemui kekasihnya itu, ia sedang menunggu zetta dan ingin tau keadaan gadis itu tapi apa boleh buat dari pada mereka bertengkar lagi ya mau tak mau saja naili menemui prisi.

Ia berjalan menuju kelas akuntansi yang berada di seberang kelas komputer, beberapa murid bahkan hampir semua murid yang ia lalui terus menyapanya bahkan ada yang sengaja memotret dirinya.

"Ada prisi?" Tanya naili.

"PRIS DI CARIIN NAILIIIII, Bentar ya" ucap peda.

Naili menunggu prisi keluar dari kelasnya, ia terus melontarkan senyuman pada murid yang berlalu lalang di depannya.

"Hai"

"Ada apa?" Tanya naili.

"Ikut aku"

Prisi langsung menarik tangan naili menuju sebuah lorong, lorong menuju gudang penyimpanan barang alat olah raga.

"Ngapain kesini?"

"Kangen"

Prisi langsung mendorong tubuh naili, gadis itu langsung duduk di meja dengan kedua tangannya yang memegang sisian meja.

"Mangkannya jangan sibuk terus"

Jawaban naili langsung membuat prisi menyandarkan kepalanya di bahu naili, kedua tangannya melingkar erat memeluk tubuh perempuan di depannya.

"Kamu capek ya?" Tanya naili.

Prisi menjawabnya dengan anggukan kecil, pelukannya semakin mengerat dan dengan sengajanya prisi menciumi leher naili.

"Jangan disini"

Ciuman prisi semakin menaik menuju telinganya namun naili mencoba mendorong kedua bahunya prisi untuk menjauh.

"Eeungh udah"

Prisi menjauhkan tubuhnya dari naili, ia menatap lekat wajah gadis itu, membelai lembut surai wajahnya yang cantik, beruntung bukan seorang prisilia brahmono bisa memilik sesosok manusia ciptaan tuhan yang hampir sempurna ini.

"Kenapa?" Tanya prisi.

"Jangan disini, aku takut ada yang liat"

"Terus mau dimana?"

Naili menarik pelan seragam prisi membuat kekasihnya itu sedikit membungkuk dengan kedua wajah mereka yang bersisian.

"Di rumah" bisik naili.

Namun setelah itu prisi menahan tengkuk leher naili, ia menatap lekat wajah itu sebelum ia benar-benar melahap bibir merah ranum itu.

Keduanya saling membalas lumatan sama lain, suara bibir saling menyecap memenuhi ruangan gelap itu, hanya ada pencahayaan dari satu jendela saja di dalam sana.

Tangan kiri prisi semakin liar meraba titik-titik sensitif tubuh naili, dari leher kini menuju buah dadanya, ia sengaja meremas payudara naili yang terasa penuh di tangannya.

MASA ABU-ABUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang