Rumah Renza 📍
Suara mesin penyedot debu dan dentuman piring memenuhi rumah Renza setiap pagi. Mereka sedang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Bagitu juga dengan Reva ia sibuk membersihkan kamar kamar yg ada di rumah itu. Reva sudah kembali dari rumahnya dan mengambil barang barangnya. Semua kamar sudah dibersihkan kecuali kamar Renza.
Awalnya ia ragu untuk masuk dan ia pasti bakal cape banget karena ini kamar anak laki-laki. Secara ilmiah kamar laki -laki itu selalu berantakan dan bau. Namun dugaan Reva salah, kamar milik Renza adalah fenomena langka baginya. Karena dia baru melihat kamar seorang laki-laki itu begitu rapih dan tidak bau sama sekali. Reva terheran - heran, seorang brandal ternyata bisa serapih ini.
Reva memasuki kamar Renza dan menyapu pel lantai kamarnya, ia juga memeriksa kamar mandi apakah ada baju kotor didalamnya. Ternyata semuanya rapih dan tidak ada pakaian kotor. Merasa bebannya sedikit mengurangi akhirnya Reva memutuskan untuk keluar kamarnya. Reva hendak berbalik badan namun dia terkejut ketika melihat Renza yg sudah berdiri diambang pintu.
"Ngapain lo dikamar gue? Mau nyolong? " - cibir Renza
"Mata lo nyolong, lo gk liat gue bawa sapu sama pel" - timpal Reva gk kalah ketus.
"Halah bisa aja modus bersihin kamar gue pdhal mau nyolong" - ucapnya lalu melewati Reva dan berjalan ke arah meja belajarnya.
"Serah lo deh gue cape ngeladenin lo" - Reva yg hendak keluar kamar namun terhenti.
"Bentar, gue mau nanya sesuatu sama lo? " - Ucap Renza dengan melipat tangan di dadanya dan bersandar dimeja belajarnya.
"Buruan gue gada waktu" - Ketus Reva
"Knpa lo bisa ada dirumah gue dan apa yg lo perbuat ke nyokap gue?"
"Oke gue jawab, disini gue kerja dan apa yg gue perbuat ke nyokap lo gue cuma nolongin dia waktu kecopetan. Udah? Gue mau ke dapur" - jelas Reva.
"HHAHAHA pasti ngarang kan lo, lo kenal nyokap gue kan dan lo nyuruh orng buat nyopet nyokap gue, ngaku lo" - ujar Renza
"Ngawur bgt lo, mna kenal gue sama nyokap lo orng gue ketemu gk sengaja" - Cibir Reva geram.
"Duh debat sama lo gada habisnya. serah lo deh mikir gue gmna intinya bukan" - Reva meninggalkan kamar Renza begitu saja karena sudah merasa kesal dan geram rasanya ingin mencabik² nya.
***
Renza menuruni anak tangga dan menenteng helmnya. Sepertinya anak itu akan keluar nongkrong bersama teman-temannya. Reva yg sedang belajar online melalui youtube hp di dapur melihat Renza yg baru saja turun itu langsung bergegas menghampirinya."Mau kemana lo?" - tanya Reva ketus dan tangan yg direntangkan untuk mengahalangi jalannya Renza.
"Apaan si lo minggir" - Renza menepis tangan Reva dan Reva hampir terjatuh. Tp Reva bukan gadis yg lemah dia harus menjalankan amanah majikannya. Reva menarik tas Renza dan otomatis Renza tersentak ke belakang.
"Mana bisa lo kabur, lo ada tugas kan dari sekolah kerjain dlu baru main" - ucap Reva.
"Bacot lo tau drimna gue ada tugas, lagian gue bukan anak kecil yg harus nurut sama lo" - cibir Renza
"Tau lah insting gue kuat bro" - ucap Reva sombong.
"Cih so asik lo, dah sana minggir" - lagi² lagi Renza menepis gadis itu. Tetapi Reva tidak lengah sedikit pun dia bakal terus berusaha agar Renza mau belajar.
"Oke klo gitu gue ikut sma lo trus lo bljar disana gmna? Biar lo malunya sekalian" - ancam Reva. Renza mendelikkan matanya tidak percaya bahwa gadis itu berani mengatakan itu pdanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANZA || (On Going)
Jugendliteratur" What you have to remember. if we got married because of an arranged marriage and we had to, if it weren't for my parents, I wouldn't want to marry a girl like you. remember! our levels are different, so. don't expect me to touch you. never though...