❗❗INFO❗❗
*Sebelum Baca Pastikan Kalian Follow akun dibawah ini:
@its.meeeeee21
@seblakgoreng17_wp
@r.nzaaa_
@ini.revaaa_
@ethan.narendraa
@bbagas_dirgantara
@jakeee.xel
@elangg.nukasepna
@alfiano.liamm
@rikii.mhndra
@ariri.diandra_
@prettyygurllss_// Guys buat yang udah baca chapter sebelumnya, ada revisian di part akhir chapter ya. Biar kalian engga bingung kenapa di chapter ini kok gak nyambung sama di chapter sebelumnya. Thanks//
***
Apartemen Renza 📍
Hari - Hari terus berlanjut, biasanya suasana pagi hari di apartemen diisi oleh keributan - keributan perdebatan dua jenis manusia yang sedang berebut kamar mandi. Namun, pagi ini berbeda rasanya sangat sepi dan tenang. Reva terbangun lebih awal dan sudah berpakaian seragam sekolahnya dengan rapi. Yang ia lakukan sekarang adalah menyiapkan sarapannya dan segera berangkat ke sekolah. Seingat semalam Renza tidak pulang jadi mau tidak mau ia harus menggunakan transportasi umum hari ini, tetapi Reva tidak keberatan sama sekali justru ia senang karena sudah lama ia tidak menggunakan transportasi umum semenjak ia tinggal dan bekerja di rumah Wulan.
"gue bawain sarapan aja deh. Ga lucu ntar kalo dia mati muda" - gumamnya pada diri sendiri dan berjalan membuka lemari piring dan mengambil kotak makan. ia menyiapkan beberapa lauk yang ia buat dan memasukkannya ke dalam kotak.
Ting....
Ting....
Suara notifikasi yang berasal dari ponsel milik Reva berhasil membuat sang pemilik menghentikan aktivitasnya dan berjalan untuk mengeceknya. Sebuah pesan masuk yang berasal dari orang beberapa menit lalu dia bicarakan.
Reva mendelikkan matanya saat melihat pesan tersebut. Tak sempat ia balas, ia langsung mengemasi barang - barangnya dan mengambil tas kecil yang berada di atas meja dapur. Dengan tergesa - gesanya ia memastikan semuanya aman dan siap untuk ditinggalkan. Reva berlarian di sepanjang lorong apart dan segera menaiki lift."Sialan bisa ga sih gausah dadakan kek tahu bulat gini" - gerutunya.
Sesampainya ia di lantai bawah dan berlari menuju lobby, dan benar saja didepan sudah terparkir mobil civic putih yang siap membawanya pergi. Saat Reva membuka pintu depan, ia sempet terdiam dan terkejut. Tidak menyangka ia akan mengalami posisi seperti ini. Ia mengira Renza sendirian di dalam mobil sana, ternyata dia membawa seorang gadis lain. Walaupun status ia sekarang ada seorang istri, tetapi ia juga sadar bahwa pernikahannya hanya sebuah perjodohan yang tidak didasari dengan cinta satu sama lain. Keduanya juga tidak memiliki perasaan suka satu sama lain, lalu mengapa ia merasakan sesak?.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANZA || (On Going)
Teen Fiction" What you have to remember. if we got married because of an arranged marriage and we had to, if it weren't for my parents, I wouldn't want to marry a girl like you. remember! our levels are different, so. don't expect me to touch you. never though...