#Before Story
***
Bhayangkara Highschool 📍
Seluruh siswa murid sudah memasuki kelas masing - masing setelah upacara bendera selesai. Setiap kelas telah memulai pelajaran pertama mereka kecuali kelas XII - IPA 1. Kelas yang dikenal dengan banyak siswa yang berprestasi dan visual yang bukan kaleng- kaleng. Suara kegaduhan memenuhi ruangan kelas tersebut, untung saja dinding kelas ini tebal jadi tidak terlalu jelas sampai keluar hanya menggema.
Dua puluh lima menit kemudian suara langkah kaki mendekat ke arah kelas tersebut. Seseorang yang berjaga dipintu itu terbirit - birit memberi sinyal bahwa guru telah datang. Siswa XII- IPA1 tersebut berlarian dan kembali ke mejanya masing - masing dengan sikap seolah - olah tidak terjadi apa². Tak butuh waktu lama seorang wanita memasuki kelas tersebut dan berjalan ke arah meja guru.
"Selamat pagi anak - anak. Maaf saya telat sedikit. Sebelum mulai seperti biasa saya akan cek absen dulu" - Kata Santi seorang guru Kimia.
Mata dan telunjuk Santi terus berkutik dengan lembaran kertas yang berada di tangannya. Saat kening Santi mengerut dan kembali menatap murid di depannya, matanya mulai mengedar seolah sedang mencari seseorang.
"Renza kemana?" - tanya Santi kepada siswanya.
Santi melihat seseorang yang mengangkat tangannya namun siswa itu tidak menampakkan wajahnya, posisi kepala diatas meja dengan tumpuan tangannya. Karena siswa itu tidak menunjukan wajahnya Santi berdiri dari kursinya dan berjalan ke arah meja Renza. Seluruh siswa hanya terdiam dan menoleh ke arah meja Renza begitu juga dengan Reva. Reva tau kalo itu bukan Renza karena semenjak tadi pagi ia tidak melihat keberadaan Renza dan ia semalam juga tidak pulang.
"Renza?" - ucap Sinta memegang bahu siswa itu.
"Kamu klo mau tidur dirumah jangan dikelas saya. BANGUN SEKARANG" - ujar Sinta yang semakin meninggikan suaranya.
Siswa itu mulai menaikan tubuhnya dan mendongakan kepalanya pelan - pelan. Setelah posisi duduk tegak yang sempurna Siswa itu hanya menyengir menampilkan deretan gigi rapinya dan memasang wajah tidak berdosanya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANZA || (On Going)
Teen Fiction" What you have to remember. if we got married because of an arranged marriage and we had to, if it weren't for my parents, I wouldn't want to marry a girl like you. remember! our levels are different, so. don't expect me to touch you. never though...