1

21 0 0
                                    

Malam Minggu jadi malam yang paling didambakan oleh para insan yang sedang kasmaran. Entah digunakan untuk nongkrong bersama pacar di tempat-tempat keren atau sekadar apel di malam Minggu. Mungkin untuk versi nakalnya adalah, staycation bersama pacar.

Bermodalkan tangga yang sengaja disembunyikan ke semak-semak, seseorang berpawakan tinggi itu berhasil menyusup masuk melalui jendela. Bak telah terbiasa, dia begitu lincah membuka dan masuk melalui jendela tersebut. Terlebih, jendela itu sama sekali tidak dikunci.

Setelah berhasil melompat masuk, dia celingukan ke sana kemari. Sang empu kamar tak terlihat ekornya, maka tanpa permisi dia duduk di atas ranjang empuk itu. Dia langsung mengeluarkan sebungkus rokok dan korek api di saku jaketnya. Mengambil sebatang rokok yang kemudian diselipkan di bibirnya lalu menyalakan korek api.

Seorang cewek dengan jubah mandi dan handuk di kepalanya terkejut saat melihat Leon berada di kamarnya, juga dengan aktivitas yang akan cowok itu lakukan. Belum sempat ujung rokok itu terbakar dia berteriak dengan setengah berbisik. "Leon, stop!"

"Berapa kali aku bilang, jangan ngerokok di sini. Nanti orang rumah curiga karena asapnya ninggalin bekas."

Leon jelas urung dengan kegiatannya, dia menaruh dengan sembarang rokok dan pemantik api itu di atas kasur. Dia lebih tertarik dengan orang yang ada di depannya ini.

"Wow!" Sesaat, dia menghirup napas dalam. "Kamu wangi banget." Dia lantas merangkul gadis itu seraya menghirup aroma di ceruk lehernya.

"Aku kangen banget sama kamu."

Leon mengharapkan jawaban serupa tapi nyatanya. Krystal mendesah malas.

"Leon, aku nggak punya banyak waktu. Kita ketemu lain kali, ya." Gadis itu mulai mengurai pelukan Leon. Wajahnya nampak pucat karena panik. Ya, setengah jam lagi dia harus turun untuk ikut serta dalam acara keluarga. Tapi malam itu Leon malah datang. Padahal jauh hari dia sudah membicarakan ini pada Leon. Tentu agar cowok itu tak datang malam Minggu ini.

"Hm, oh ya?"

"Kalau gitu kita persingkat aja." Bibir tebal itu mencetak senyum. Kali ini, dia menarik kekasihnya semakin dekat. Tubuh mereka semakin merapat mengikis jarak.

Detik berikutnya, bibir keduanya menyatu. Dia mulai melumat pelan, meskipun kekasihnya enggan membalas, Leon tetap melumat bibir itu selembut mungkin. Lambat laun, gadis itu akhirnya menikmati permainan Leon. Berkat remasan sensual pada payudara gadis itu. Krystal akhirnya mendesah nikmat.

"Stop, Leon! Sebentar lagi aku dicariin mama."

Dengan sisa-sisa kesadaran yang masih dia punya, Krystal segera mendorong tubuh kekar itu agar menjauh dari tubuhnya. Mudah saja sebab Leon mulai lengah akibat desahan Krystal.

Paras tampan itu jelas kecewa. Di sekolah, mereka tidak bisa bebas bersama seperti kebanyakan pasangan lainnya. Krystal yang memberi batasan di antara keduanya. Seperti yang semua orang tahu, Leon terlalu berandal untuk seorang Krystal yang merupakan siswa kesayangan para guru. Jika semua orang tahu mereka berpacaran, reputasi Krystal sebagai siswa kebanggaan akan hancur.

Krystal menuntun tubuh itu ke samping jendela. Jalan yang cowok itu lalui untuk sampai ke kamarnya.

"Aku minta kamu pulang. Aku bakal ke apartemen kamu besok." Leon menaikkan alisnya. "Bukannya itu janji kamu kemarin Sabtu? Ada kemarin kamu dateng ke apartemen aku, Krys?" Kali ini raut wajahnya benar-benar kecewa. Krystal juga menjanjikan hal yang sama kemarin dan faktanya gadis itu tidak datang beralaskan sibuk membantu persiapan acara di rumah. Leon sebenarnya lelah harus melakukan hubungan sembunyi-sembunyi. Juga dengan keterbatasan waktu yang mereka punya.

SapphireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang