4

11 0 0
                                    

Leon bersiul sepanjang jalan menuju parkiran. Sesekali juga memainkan gantungan kuncinya. Dia sudah rapi dengan pakaian kasual serba hitam. Mobil dijalankan dengan tujuan rumah Krystal. Mereka akan berkencan malam ini. Sepanjang perjalanan Leon memutar musik, tak jarang juga ikut bersenandung mengikuti irama musik.

Tiga puluh menit berselang dia sampai di parkiran minimarket yang berada di seberang gerbang masuk ke perumahan Krystal. Leon memang tak pernah benar-benar menjemput Krystal di rumahnya sebab cewek itu tak mengijinkan. Terkadang dia berhenti di minimarket ini, kadang juga menunggu di depan ruko sekitar.

Leon mengirimkan pesan, mengabari bahwa dia telah sampai. Setelahnya dia ke luar dari dalam mobil dan masuk menuju minimarket. Dia akan membeli rokok.

Leon telah selesai dan kembali duduk manis di dalam mobilnya. Tapi Krystal tak kunjung datang padahal pesan yang dia kirimkan sudah dibaca sekitar tujuh menit lalu. Dia akan menunggu sebentar, mungkin Krystal belum selesai berdandan. Memang merepotkan ketika harus menunggu seorang cewek berdandan. Untungnya, dia cukup sabar. Leon memilih untuk membakar ujung rokok yang baru saja dia buka.

Tok! Tok!
Lima menit kemudian kaca mobilnya diketuk. Leon menoleh, setelah menyadari kehadiran Krystal dia membuka pintu mobil itu dari dalam.

"Sayang, maaf, ya aku lama." Gadis itu langsung mengecup pipi kiri Leon dan dibalas dengan anggukan dan juga senyum yang mengembang.

Krystal buru-buru melepas sweater yang dia kenakan. Menampilkan dress dengan tali spaghetti yang membungkus tubuhnya sampai paha. Rambutnya tergerai indah. Krystal memang selalu seperti ini karena image yang harus dia jaga di depan keluarga. Anak bungsu sekaligus anak kebanggaan Wira harus tetap terlihat seperti anak baik dan sopan. Baik dari segi sikap maupun penampilan.Walaupun apa yang selalu Krystal kenakan di depan keluarganya bukanlah stylenya. Itulah mengapa dia selalu dibanggakan dan dibandingkan dengan saudari tirinya.

"Kita berangkat?" Krystal mengangguk.

Tujuan mereka malam ini adalah makan malam romantis di sebuah restoran yang sedikit jauh dari tempat mereka. Krystal sengaja memilih tempat yang jauh agar potensi bertemu dengan orang-orang yang dia kenali sedikit atau bahkan tidak ada. Dia tidak mau orang-orang tahu jika dia mengencani Leon. Bukan karena dia malu, dia hanya ingin menjaga citranya yang polos di depan semua orang. Meski tidak berlaku di depan Leon.

Begitu sampai, keduanya langsung masuk dan duduk di meja yang diarahkan oleh pelayan. Krystal sudah mem-booking meja itu tadi sore. Buku menu dihadapkan, Krystal membuka lembaran-lembaran kertas berisi daftar menu itu. Ada begitu banyak menu makanan dan minuman. Tapi dia langsung memesan yang best seller dari restoran ini.

"Sayang, ayo ambil foto," ujar Krystal dengan semangat.

Krystal mendekat Leon kemudian duduk di pangkuan cowok itu dengan senyum penuh arti. Leon menerima dengan senang hati. Kedua tangannya bahkan sudah melingkar di atas perut Krystal. Tidak canggung meskipun di ruang publik. Setelahnya dia mengambil gambar. Ada begitu banyak pose, mulai dari pose ceria, pose lucu, bahkan pose yang kelewat mesra. Hanya ada mereka berdua di sini. Ada beberapa pengunjung lain, akan tetapi jaraknya cukup jauh.

Krystal begitu senang memandangi foto-foto mereka. Jika saja Leon bukan siswa yang suka berbuat onar, membolos sekolah, dan hal buruk lainnya Krystal tentu akan senang mengatakan kepada seluruh dunia bahwa dia dan Leon sepasang kekasih. Leon tampan dan kaya minusnya hanya terlalu berandal untuk Krystal.

Leon menyodorkan kotak tepat di depan Krystal ketika gadis itu akan kembali mengambil gambar. Gadis itu menoleh dengan mata berbinar.

"Leon."

SapphireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang