9. Tragedy

177 13 3
                                    

Aga berjalan bersisian dengan Zel, tetapi sedari tadi mereka hanya diam hingga mereka duduk disebuah taman didalam komplek perumahan elite itu. Cahaya lampu yang tidak begitu terang hanya dibantu oleh pancaran sinar rembulan yang indah membuat Aga terpaku memandang Zel bagaikan dewi dari surgawi. Ia bersusah payah untuk mengatakan satu patah kata dari mulut nya.

"Sudah lama kita tidak bertemu, dan sekarang kau semakin cantik" Aga tersenyum menatap Zel yang kini pipi nya bersemu merah. Udara malam ini sangat dingin sehingga membuat telapak tangan dan kaki nya beku dan berkeringat atau lebih tepatnya ini disebut nervous layaknya dua sejoli yang duduk dibangku SMP.

"Bagaimana kabar mu?"

"Tidak baik, selama kau tak ada dalam radar penglihatan ku"

"Tak pernah berubah, dan selalu saja bisa memainkan kata" Zel mengulum senyum

"Tak pernah bisa untuk orang lain, hanya untuk mu Zelia Sumeyra Ceviz" Aga menggenggam jemari Zel, energi hangat pun mengalir ke tubuh nya

"Wow masih hafal nama lengkap ku ternyata"

"Selalu tersimpan disini" Aga menunjuk kepala nya. "Aku me-"

"Zel. Ayo kita pulang!" Suara tegas yang berasal dari Ega pun membuat Aga dan Zel menoleh kearah nya dengan refleks, dan Aga mengurungkan kalimatnya untuk dilanjutkan. Ega melihat jemari Zel dan Aga bertautan membuat hatinya terbakar tetapi ia tetap memanipulasi ekspresi nya sedingin kutub utara

"Biar aku yang antar" balas Aga dan tidak ingin melepaskan Zel satu inchi pun dari nya

"Baiklah, itu meringankan Pekerjaanku, kau masih hafal alamat ku kan? antar dia ke tempat ku"

"Alamat mu? Dia punya rumah sendiri kenapa harus ke tempat mu?!"

"Tanya saja pada nya, aku sangat lelah, aku pulang duluan" Ega berjalan menjauhi Aga dan Zel dengan perasaan yang begitu kesal karena tidak bisa membawa Zel pulang bersama nya

"Kenapa kau bisa tinggal bersama nya Zel?"

"Aku bekerja untuk nya"

"Menjadi apa? Kenapa harus tinggal bersama nya?"

"Aku menjadi pengawal wanita nya dan aku sudah menandatangani kontrak untuk tinggal bersama nya, itupun hanya untuk melindungi nya bukan untuk hal yang negative"

"Kenapa harus menjadi pengawal wanita dan tinggal bersama nya Zel? Masih banyak pekerjaan halal lain nya" Aga sangat tidak setuju mendengar penjelasan Zel

"Itu bukan urasan mu Aga, kau tidak tahu karena selama ini kau menghilang! Dan hanya Ega yang bisa membantu ku, lagi pula kau bukan siapa-siapa ku, kita hanya bersahabat kan tidak lebih! sebaiknya aku pergi, aku malas beradu argumen dengan mu!" Zel menghempaskan tangan Aga dari jemari nya tetapi dalam sekejap pun Aga berhasil memegang lengan Zel dan menahan nya untuk tetap bersama nya, Aga memeluk Zel dengan erat.

"Maafkan aku Zel, aku juga mencari mu tapi tidak pernah ketemu, aku merindukan mu Zel, Aku me--"

"Auuuuuuuuuuuhhhhhh" suara yang berasal dari semak-semak pun membuat Aga menghentikan kalimat nya dan membuat Zel melepaskan pelukan Aga dan mencari sumber suara itu

Aga dan Zel menghampiri semak-semak asal suara itu dan mendapati Ega sedang memegang jempol kaki nya yang tampak mengeluarkan darah, zel pun langsung sigap membantu nya karena merasa ini juga bagian dari pekerjaan nya untuk melindungi Ega.

"Ada apa dengan kaki mu, kenapa bisa sampai seperti ini?" Zel berusaha membalut jempol kaki Ega dengan sapu tangan yang ada dikantong nya

"Tadi ada kalajengking menggigit kaki ku, aaahhhh! Pelan-pelan!" Ega mengaduh karena kaki nya terus mengeluarkan darah

I WANT YOU (Second)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang