Red membasahi bibir bawahnya dengan ludah, gigi atasnya menggigit bibir bawahnya. Mata lelaki itu menggelap sepersekian detik, entah apa yang merasuki dalam tubuhnya.
Tangannya tertahan di udara, kala dirinya ingin mendaratkan benda lancip kecil itu.
Melirik ke samping, dan melihat sang pelaku yang mencoba menahannya, membuat lehernya menegang.
Cowok itu marah, terlihat kala melihat urat-urat di lehernya sangat ketara dengan wajah yang sudah memerah.
Anjun menahan kuat tangan Red, lelaki itu menatap tajam ke arah sahabatnya. Dengan cepat, lelaki itu membuang benda kecil yang di genggam itu, dan menarik kerah baju Red.
"Lo gila hah!?"
"Lo mau ngapain dia? Bunuh dia?"
Geramnya dengan tegas, Anjun tak habis pikir dengan pola-pikir Red yang kapasitas otaknya sangat kecil, lelaki itu menilik ke arah Jia. Nafasnya sedikit lega bahwa gadis itu sepertinya tak terusik dengan pertengkaran mereka.
Dapat di pastikan, gadis itu masih terlelap dengan mimpi indahnya.
"Bukan urusan lo" sembur Red di depan wajah Anjun, lelaki itu sangat tidak suka ada orang lain yang mengusik urusan pribadinya.
"Ini urusan gue, buka urusan lo!"
Sentak nya seraya mendorong tubuh Anjun, membuat lelaki itu oleng sedikit dengan kekuatan Red.
Diam-diam, Jia menguping di sela-sela kedua lelaki di belakangnya.
Sebenarnya ia tidak benar-benar tertidur. Hanya saja merasa capek dengan lehernya, dan mengistirahatkan nya sebentar, dan kejadian ini di luar ekspektasi nya.
Jia menutup tubuhnya yang gemetaran, bahkan, ia tidak bisa mencerna apa yang terjadi saat dimana Red akan menusuk nya.
Jia bahkan bersyukur ada Anjun yang mencegah pacarnya itu, entah apa yang ada di pikiran cowoknya hingga membuatnya begitu.
Seperti orang yang kerasukan setan.
"Kalo lo gak suka sama dia, biarin gak usah gini!"
"Apalagi ini di sekolahan bego! Lo gila hah!?"
"Dia salah apa anjing!"
Makian- makian keluar dari mulutnya yang sudah tak bisa berkata-kata, Anjun menggeleng tak habis pikir dengan tingkah Red yang berubah beberapa bulan ke belakang.
"Sial, gausah ikut ikutan lo. Tolol!"
"Apa!?"
"Sini lo ikut gue!"
Anjun menarik kerah baju Red, menyeret lelaki itu keluar dari ruang perpustakaan hingga mereka berdua berhenti di tangga dekat jendela.
"Lo bodoh Re? Senakal nakal lo kayak berandal, lo gak pernah kayak gini!"
KAMU SEDANG MEMBACA
RED FLAG [TAMAT]
Teen FictionSEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE, DIMOHON FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA [THE BENEDICT #1] Bagi Red; apapun miliknya berarti miliknya juga, entah mental maupun fisiknya semuanya ada dalam genggamannya dan itu mutlak. "Your body language make a depressed" Ra...