wtf

102 8 1
                                    

Biu mengadahkan kepalanya saat mendengar suara langkah kaki memasuki ruangannya. Makin panik dan beringsut mundur saat manik matanya bersitatap dengan manik mata seseorang.

"Kenapa lo?"

Pertanyaan yang sama seperti yang ia dapatkan sebelumnya, namun kali ini orangnya beda.

"Kalau ditanya tuh jawab! jangan malah geleng gajelas gitu tolol!" ujar marah seseorang yang-lagi-tidak Biu ketahui namanya.

"Eng..enggak kak.."

"Lo kalau ditanya 'kenapa' tuh jawabnya yang bener lah tolol, bukan malah enggak enggak!"

Setelahnya kepala Biu terpental sedikit ke belakang akibat dilempar buntalan selimut. Segera Biu menyingkirkan selimut lusuh tersebut dari wajahnya, lalu dengan wajah bingung menatap ke oknum pelempar barusan.

"Pake, belum waktunya buat lo mati"

Saat sang pelempar selimut ingin berbalik untuk meninggalkan ruangan, sebuah suara lirih membuatnya berhenti sejenak tanpa menengok ke arah suara "Terima kasih, kak.."

"Bible, nama gue Bible." Lalu melangkah keluar ruangan.

-lantai 2 rumah terbengkalai di Chiang Rai-

"Are you insane, Bib?!" maki Perth yang belum lama mendengar Bible mengenalkan diri menggunakan nama aslinya.

"What?"

"What? setelah apa yang lo lakuin lo malah bilang gitu? lo waras?"

"Apasih anjing, nama gue kan emang Bible? apa yang salah?"

"Gue udah 8 tahun kerja bareng lo dalam hal kaya gini, ga pernah sekalipun lo beberin nama asli lo ke korban kita, sekarang apa? gila emang lo."

"Santai aja, toh kita tau endingnya gimana."

"Kalau sampe anak lain tau hal ini, gue ga ikut campur, apalagi kalau sampe hal ini ketauan Mister."

"Gue pertaruhkan nyawa gue dan persahabatan kita selama ini kalau sampe hal diluar nalar beneran kejadian." ujar Bible seraya menyodorkan tangan kanannya.

"Kalau aja hal diluar nalar itu beneran kejadian, gue sendiri dengan tangan gue yang bakal ngehabisin lo dan anak itu." balas Perth seraya menerima uluran tangan Bible dengan mantap.

Saat sedang sengit-sengitnya beradu pandang serta tangan yang menggenggam erat, pintu ruangan terbuka dari luar.

3 orang yang berada di depan pintu melongo melihat pemandangan di depan mereka.

"Njir, jadi selama ini bener ya mereka...?" tanya Bas kepada Job yang sedang mengaga di samping kirinya.

Yang menjadi objek perhatian memalingkan wajah ke arah pintu, dengan segera Bible melepas tautan tangannya, ingin menyangkal ucapan Bas tapi tiba-tiba ada tangan yang melingkar dari punggung ke perutnya.

"Kacau lo bib.." ujar Nodt sambil menggelengkan kepala.

"What the fuck, Perth?!" selak Bible sambil melerai tangan yang melingkari tubuhnya.

"What the fun, sayang." balas Perth yang malah makin mengeratkan pelukan.

Nodt yang jengah melihat kelakukan keduanya memutuskan untuk beranjak "Dah lah, gue ke ruang cctv aja, mau liat si boneka." lalu berjalan menjauhi Bas dan Job yang saling menatap.

"Bas, kita bikin versi wtf kita sendiri juga yuk."

"Apalagi si asu ini." ujar Bas seraya menjauh dari pintu yang lalu diikuti oleh Job

"Kan BiblePerth what the fun, kita bikin we the fun"

Bas mempercepat langkahnya meninggalkan Job untuk menuju ke area Biu berada.

-area basement rumah terbengkalai-

Biu sedang meringkuk di pojok ruangan sambil tubuhnya terbungkus selimut lusuh yang tadi diberikan oleh Bible.

Hampir tertidur lagi kalau saja tidak terdengar suara pintu ruangan tempatnya terbuka.

"Panggil gue Arm, biar lo ga kebingungan" adalah hal pertama yang terdengar di ruangan lembab dan minim cahaya itu.

Biu tidak berkutik di tempatnya yang membuat Arm sedikit jengkel.

"Lo dapet selimut dari siapa?"

Hening, tidak ada jawaban.

Arm yang kesal pun melangkah mendekati Biu yang mengeratkan selimut ditubuhnya. Pikirnya itu merupakan satu-satunya perlindungan yang ia punya saat ini, namun naas, dengan sekali tarikan kuat Arm mampu merebut paksa tameng perlindungan Biu.

"KALAU DITANYA ITU JAWAB BANGSAT!"

"Ampun kaakk, ampuunn hiks.."

"Sekarang aja baru lo ampun ampun, dari tadi mulut lo dimana hah?!"

"Ma-maaf hiks kak, ampun.."

Ya, rambut Biu yang sudah kusut tak beraturan ditarik dengan kuat oleh Arm yang kepalang murka. Dengan sekali sentak, kepala Biu menempel sempurna di bawah kaki Arm.

"Minta maaf yang bener lo sekarang! cium kaki gue sekalian!"

Biu menggelengkan kepalanya, karena tidak pernah sekalipun orang tuanya mendidik ia agar mau ditindas seperti ini.

Sial sekali nasib Biu, karena bukan belas kasihan yang ia dapat, malah kepalanya sekarang berada tepat dibawah telapak kaki Arm. Kepalanya diinjak.

"AMPUN KAAKKK AMPUUNN hiks.."

"Anjing lo, ini akibatnya kalau peliharaan ga nurut majikan. Lo pikir lo siapa saat ini hah?!"

"Ampun kak hiks ma..af kak hiks.."

Arm yang merasa sudah lumayan puas akhirnya melepaskan kepala Biu dari injakan kakinya.

Sudah selesai? belum.

Arm meludah ke arah Biu sebelum berucap "Perpisahan dari gue, lo harus bangga akan hal ini." lalu berlalu meninggalkan Biu dengan bekas kemerahan di wajah kirinya serta air mata yang tidak berakhir.

---
mantap

selesai gawe ngebut ngetik smpe kantor sepi

btw BIU DIKIT LG MENUJU KEMENANGAN WOOII

klo biu reactive sosmed i pusblish cerita baru akh🤭🤭

btw, selamat membaca


STOCKHOLM SYNDROME || biblebuildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang