Sebelum membaca, dimohon untuk memberikan follow, vote, dan sharenya demi kepentingan cerita. Done? Oke tysm, so let's get started!
Hope u enjoy🙏
***
Jam menunjukkan pukul setengah tujuh, Senia sudah mandi, sudah wangi, sudah rapi, sudah sarapan. Tinggal berangkat deh, Senia sibuk mengeluarkan motor besarnya dari bagasinya, tiba-tiba sang mama datang entah dari mana dengan cowok nyebelin yang ia temui kemarin dibelakangnya.
Yang membuatnya terkejut ialah ketika cowok itu menggunakan seragam yang sama persis ia gunakan sekarang ini, juga kata sang mama yang semakin buat ia tambah terkejut yaitu. "Arta sekarang satu sekolah sama kamu, kamu berangkat bareng sama dia ya.."
Kedua bola mata Senia melotot lebar, seolah ingin lepas dari tempatnya. Duh mamanya ini benar-benar.. bagaimana kata orang-orang nanti jika melihat Ia dan Arta berboncengan, apalagi jika sampai Jeano tahu. Mengingat Jeano adalah orang yang sangat overprotektif padanya, bisa babak belur Arta dikeroyok Jeano dan gengnya.
Belum sempat mengeluarkan sepatah kata untuk membantah lirikan tajam langsung menginterupsinya, dan mau tak mau sekali lagi Ia harus mengalah dan menuruti perintah beliau. Sembari berdoa semoga saja Jeano belum kembali dari lombanya, jam terus berjalan tak terasa perdebatan ini cukup memakan sedikit waktunya, Ia buru-buru menaiki motornya dan menyuruh cowok itu untuk membonceng dibelakang "Buru naik." ucapnya ketus. Masalah Arta bisa Ia pikirkan nanti.
Motor Ducati merah itu membelah keramaian jalan raya dengan berani, sedangkan yang dibonceng merapalkan berbagai doa agar selamat sampai tujuan. Arta bahkan ketakutan sampai memeluk erat perut Senia, wajahnya ia tenggelamkan dipunggung kecil gadis itu, berkali-kali memohon agar Senia memelankan motornya. Sangking cepat laju motor tersebut, Senia sebenarnya tadi sempat memarahi Arta karena telah berani menyentuhnya namun akhirnya tak ambil pusing, toh juga jika tidak berpegangan pada dirinya bisa-bisa cowok itu sudah kejengkang sedari tadi, yang terpenting Ia tidak terlambat ke sekolah dan dihukum guru BK botak yang sering berjaga didepan gerbang itu.
Gerbang berwarna hitam itu mulai menampakkan dirinya di pandangan Senia, gadis itu memiringkan kepalanya lalu berkata "Sekarang jam berapa?" Bermaksud untuk bertanya pada yang belakang, netra jelaga dengan bulu mata yang panjang dan lentik itu mulai terbuka guna melihat arlojinya.
Ia menyahut "06.59 menit, Sen."
"Haduh.." batin Senia, merutuki kesialannya berkali-kali. Mana kepala kinclong Pak botak Asep sudah menyilaukan matanya lagi, ia tengah berdiri ditengah gerbang sembari berkacak pinggang. Motor Ducati itu memelankan lajunya dan berhenti didepan pria setengah abad itu. Wajahnya benar-benar tak bersahabat, macam banyak beban disana.
"Jam berapa ini?" Tanyanya tegas sembari menunjuk pergelangan tangannya.
Senia meringis, lalu tersenyum lebar "Jam.. sama kayak kemarin, Pak. Hehehe..." Lawaknya yang ditanggapi kerlingan mata Pak Asep, kalau sudah begini Senia harus siap mental dan siap telinga.
1.. 2.. 3..
"Gak lucu, kamu ini benar-benar ya. Sudah capek saya sama kamu, telat terus.. sebenernya rumah kamu dimana sih? Gak mungkin di samudra Atlantik kan? Kamu kesini gak ngesot kan? Kamu tuh bisa management waktu gak sih, anak saya yang masih SD aja gak pernah telat, gak malu kamu sama anak saya. Rumah kamu gak ada jam apa gimana, ibu kamu tahu kamu suka telat gak sih? Saya botak juga gara-gara kamu udah suka telat, gak pernah sekalipun ngerjain tugas lagi. Man--"
Ceramah Pak Asep terpotong kala matanya menemukan sesosok makhluk tampan namun asing yang mulai menampakkan wajahnya dari balik punggung Senia terlihat ketakutan, Pak Asep berdeham, "Ehh kamu, murid baru yang daftar semalam ya?" Tanyanya, nadanya berubah hangat berbeda dengan Senia sebelumnya, yakali imagenya terlihat buruk didepan murid baru, mana ganteng lagi, mirip persis dengannya. Kayak ngaca rasanya tuh
KAMU SEDANG MEMBACA
ARTA DAN SENIA | Huang Renjun
Fanfic[ON GOING] (BUDIDAYAKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA) ଘ( ິ•ᆺ• ) ິଓ Pernikahan. Ya, menurut kalian pasti jika di gambarkan, pernikahan itu adalah hal sakral dan hanya terjadi sekali dalam seumur hidup. Diman...