BAB 4 : SENJA YANG INDAH

4 2 0
                                    

Sebelum membaca, dimohon untuk memberikan follow, vote, dan sharenya demi kepentingan cerita. Done? Oke tysm, so let's get started!

Hope u enjoy🙏

Music : girl in red - we fell in love in october

Dengerin gesd biar ngepil ygy

***

Akhirnya hari yang begitu di tunggu tunggu oleh semua orang datang, dimana pada hari itu semuanya akan beristirahat sejenak dan bersantai dari kegiatan padat pada biasanya. Ya hari pekan, Senia memutuskan untuk rebahan saja dikamar nya seraya membaca novel-novelnya ya tentu saja. Sudah menjadi kebiasaan minggunya, bermalas-malasan dengan kasurnya

Angin sejuk merambah masuk kedalam kamarnya melalui jendela mengingat jam sudah menunjukkan pukul 3 sore, huhhh besok Senin lagi. Pintu kamarnya diketuk secara tiba-tiba, suara si ibu memanggil dirinya buru-buru ia sahuti.

"Ya, maa?" Ucapnya sedikit berteriak, kemudian berjalan gontai membuka pintu kamar bercat putih itu. Celotehan pun menggusur ketenangan telinga Senia, "Kamu ini betah banget ga mandi seharian? Jorok banget jadi cewek, sana keluar dikamar mulu kerjaannya cari udara segar" ocehnya panjang kali lebar.

Senia mendesah malas, berjalan mundur ke kamarnya dan menjatuhkan tubuh ramping itu ke kasur empuknya "Gamau ah maa, kemana? Sama siapa? Senia magerr" balasnya, ia menguap sembari menggerakkan tubuhnya asal.

Ibu Senia menghampiri putrinya yang malah hendak membungkus tubuhnya menggunakan selimut "Sama Arta, udah nungguin tuh dibawah sana mandi dandan yang cantik terus turun." Sudah kuduga, Arta lagi Arta lagi bisa ga si? Sehari tanpa Arta, Senia capek. Ia merengek "Mamaaa, ih Senia kan udah bilang. Senia punya pacar mah kok jodoh-jodohin sama orang sih, mama sendiri juga udah kenal" katanya, tatapan Dita berubah menjadi lirikan tajam.

"Putus aja sama siapa tuh, Jaeno Jino Jeno

"Jeano." sahut Senia membenarkan.

"Entah itu mama ga peduli. Mama ga suka sama dia, keliatan urakan nakal mama ga mau kamu sama cowok kaya gitu Senia, dia ga baik buat kamu!" Dita mengomentari Jeano, Senia bangkit dari posisi tidurnya "Tahu apa mama sama Jeano? Jeano itu baik ma. Meskipun penampilan dia kayak gitu, Jeano agamis kok!" Bela Senia tak membenarkan ucapan mamanya tersebut, memang benar sih penampilan Jeano urakan. Ya namanya anak motor tapi dibalik itu cowok itu rajin ibadah nurut banget sama bundanya.

"Segitunya banget kamu belain cowok berandal itu sampai ngelawan mama, kamu tuh udah di pengaruhi sama dia. Kamu jadi berani lawan yang udah lahirin kamu, kamu pikir kamu lahir dari mana? Pohon pisang?" Senia diam ia mengalah jika tetap ia ladeni maka ini tidak akan berakhir cepat. Ia memilih bangkit dan berjalan malas menuju kamar mandi, timbulkan senyum samar dikedua sudut bibir sang mama namun segera diturunkan kembali, gengsi ygy.

"Udah sana siap-siap, kasian Arta kalo nunggu lama." Pungkas Dita lalu keluar dari kamar Senia.

Sumpah gara-gara kedatangan cowok itu dihidup Senia, membuat hidupnya menjadi sungguh sengsara. Yang tadinya adem ayem sekarang penuh pertengkaran dengan sang bunda.

***

Senia sudah rapi sudah cantik, ah harusnya ia keluar dengan Jeano bukan Arta. Ah! Sebuah ide jahat muncul eheheheh

Gaun sewarna pink bercampur peach membalut tubuh rampingnya terlihat begitu menawan, dengan riasan wajah natural sebuah keberuntungan baginya dikaruniai wajah putih, mulus tanpa berjerawat sejak kecil. Sebenarnya Senia enggan menggunakan gaun ini, dia bukan tipe tomboy sih ia lebih suka yang nyaman, ia biasanya hanya menggunakan celana dengan kaos oversize jika keluar rumah kecuali untuk acara resmi atau ngedate dengan Jeano mana mau Senia memakai gaun gaunan jika bukan karena paksaan ibunya. Dita juga menyuruhnya untuk merias sedikit wajahnya, agar tidak pucat katanya seperti orang sakit saja.

ARTA DAN SENIA | Huang Renjun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang