Jennie membuka bungkus makanan ramen yang baru saja di seduh oleh pekerjaan kantin di sekolahnya, sekarang memasuki jam istirahat setelah menghabiskan dua jam di aula dirinya kini benar-benar merasa lapar. Di temani rose yang sudah menyantap makanan, mereka berdua nampak mengobrol kecil membahas kegiatan di aula tadi.
Kantin memang sering terdengar ramai, dan membuat beberapa siswa jadi tidak bisa mendengar pembicaraan orang lain. Rose mengadahkan Kepala nya dan melihat punggung lisa tengah berdiri di depan rak makanan berisi roti dan berjalan ke arah freezer mengambil minuman soda dingin.
Rose menatap jennie. "Eh, Lisa tuh. " Ia memberi tahu sembari menunjuk dengan gerakan bibirnya.
Jennie menoleh dan benar lisa di sana sedang melakukan transaksi pembayaran dengan tersenyum ramah, setelah menyelesaikan itu dia berjalan meninggalkan kantin yang nampak ramai. Rose melihat senyum itu lagi dari wajah cantik jennie, pengaruh lisa benar-benar hebat.
"Dia tau kalau kamu suka sama dia? Kamu udah kasih tau? " Jennie beralih menatap rose dan menggeleng pelan.
"Aku terlalu takut. " Lirihnya dan menatap makanan yang ada di hadapan nya.
"Rasa takut kamu itu bisa aja membuat kamu menjadi jauh dari lisa, kalau kamu tidak mencoba sekarang mau kapan lagi?" Rose memberi tahu dengan nada hati-hati takut orang lain mendengar.
Jennie membuang nafas dan tersenyum kecil lalu mengangguk, ia beranjak dari kursinya membuat rose terheran. "Eoh? Kau ingin kemana, makanan mu belum habis. "
"Sebentar." Gadis itu meninggalkan rose sendirian di kantin dan berjalan meninggalkan kantin untuk pergi mencari keberadaan lisa.
Langkah nya berjalan menuju aula siapa tahu wanita dewasa itu ada di sana bersama rekan kerjanya yang lain, ia dengan langkah cepat nya menerobos setiap siswa yang berdiri di Koridor tidak perduli nada protes dari mereka karena mereka membuat jennie sulit berjalan. Jennie menghentikan langkah nya kala berada di depan kelas mantan kekasihnya yang hanya ia Terima karena belas kasihan, ia melihat sosok lisa nampak di tahan oleh mereka.
Jennie mengerutkan kening bingung kala melihat wajah marah Jongin yang di tunjukan pada lisa. "Kenapa kau tidak melanjutkan sekolah mu saja? Kenapa harus kembali ke sini?"
Ia menajamkan matanya mendengar pertanyaan dengan nada emosi dari mulut laki-laki itu. Tapi, lisa nampak biasa saja dan hanya memperlihatkan wajah santai karena dirinya memang harus seperti itu pada remaja.
"Apa aku membuat masalah? Bukankah kita baru bertemu satu ada dua kali. " Lisa berkomentar dan mengingat ingat lagi jika dirinya tidak pernah melakukan kesalahan.
Jongin mendekat, karena tinggi mereka yang tidak begitu jauh membuat lisa bisa bersejajar dengan wajah Jongin. "Kau harus tau rahasia menge---
"Jongin!"mereka semua menoleh mendengar suara melengking jennie.
Jongin mendengus kesal dan memundurkan tubuhnya beberapa jarak dari lisa ketika jennie benar-benar berada di dekat mereka, jennie menatap tajam laki-laki itu yang hendak membocorkan perihal perasaan pada lisa. Gadis kecil itu nampak terlihat mengerikan jika marah dan lisa baru pertama kali melihat jennie dalam bentuk seperti itu, karena dirinya hanya tau jika jennie adalah gadis yang manis.
"Bukankah urusan kita sudah selesai? Kau seharusnya tau batasan mu, bodoh. " Jennie memaki nya dan mendorong bahu laki-laki itu dengan kasar.
Jongin tidak bisa membalas karena perasaan tidak tega untuk menyakiti jennie. "Mianhae, aku ha--
"Kau ingin apa lagi? Ingin aku permalukan diri mu di sini? Katakan!. " Jennie membentak.
Lisa yang melihat itu memegang kedua bahu jennie dan membuat gadis itu beralih menatapnya. "Hentikan, kamu akan membuat ini semakin panjang. "
Jennie kembali menatap Jongin setelah mendengar perkataan lisa, ia membuang nafas panjang menetralkan emosinya lalu menganggukkan menuruti kemauan lisa. Jongin melihat bagaimana tangan lisa degree berani memegang bahu jennie yang nampak di memprotes hall itu, mereka berdua pergi meninggalkan dirinya dan teman teman nya.
"Kau terlalu lemah hanya karena jennie. " Ucap salah satu temannya yang memandang nanar Jongin.
****
Jennie tertawa pelan kala dirinya nampak cantik dengan topi pilot milik lisa, ia kini berada di aula bersama rekan kerja lisa yang lainnya. Jennie benar-benar humble membuat dirinya mudah akrab dengan rekan kerja lisa padahal teman-teman yang lain menganggap jennie terlalu tertutup.
Lisa memakan makanan nya dengan memandang jennie nampak asik dengan topi nya dan bercanda dengan temannya, ia mengeluarkan ponselnya dan menatap jennie.
"Bell kelas akan berbunyi, apa kamu tidak sebaiknya kembali ke kelas?" Jennie menatapnya nya yang masih tersenyum dan ia dengan tanpa berdosa menggeleng.
"Aigoo, dia benar-benar nakal. " Komentar teman laki-laki lisa memandang jennie dan tertawa pelan.
"Jennie ke--
"Nini, i'm not jennie. " Jennie nampak dengan tegas namun berucap tidak memandang lisa.
Ia membuang nafas dan mengangguk. "Oke, Nini kembali ke kelas sebelum guru mu marah karena tidak mendapat murid nya di kelas? "
Jennie berdiri dari duduknya dan berjalan ke arah lisa yang nampak menatap dirinya dengan bingung, ia berjongkok tepat di hadapan lisa yang nampak masih memakan makanan nya. Gadis kim itu nampak menatap dalam lisa yang tidak begitu mengerti akan tingkah laku dirinya, jennie ingin menanyakan sesuatu apakah lisa benar-benar kosong soal pasangan.
"Aku boleh bertanya sesuatu, Lili? " Suara lembut nya membuat lisa tidak bisa menahan senyum.
"Of course, soal apa?" Lisa melihat bagaimana jennie mengulum bibirnya nampak ragu dengan pertanyaan yang membuat lisa penasaran.
"Hey, kamu ingin bertanya soal apa?" Lisa menyentuh puncuk kepala jennie membuat jennie merasa terkejut.
"A-apa selama sepuluh tahun, kamu berpacaran.. M-maksud ku memiliki pasangan atau ya kau ta---
Jennie menghentikan ucapan nya yang terbata ketika mendengar tawa teman-teman lisa di belakang nya, mereka nampak mendengar dan memerhatikan bagaimana punggung kecil jennie. Tak beda dengan lisa, ia hanya terkekeh pelan lalu membersihkan noda roti di ujung ujung jarinya.
"Tidak ada. " Hati jennie merasa berbunga bunga mendengar jawaban lisa.
"Tentu saja tidak ada, dia itu hanya menyukai gadis kecilnya. " Jisoo berbicara sambil tertawa membuat jennie seketika menatap lisa.
Ia mengangguk membenarkan ucapan Jisoo jika lisa ternyata menyukai nya. "Aku pulang untuk dirimu, Nini. "
Jennie tidak bisa menyembunyikan kebahagiaan nya sekarang, ia dengan cepat langsung memeluk tubuh kurus lisa yang masih terbalut seragam pilotnya. Ia benar-benar merasakan jiwa nya kembali ketika mendapatkan adik ibu nya pulang setelah sepuluh tahun tampa kabar, jennie meringkuh di tubuh lisa ketika tangan besar lisa nampak mengusap lembut punggung nya memberikan efek nyaman dan aman.
Lisa terkekeh pelan dan nampak menatap sekitar untuk memastikan tidak ada guru atau siswa lain di dekat aula, Bisa-bisa dirinya terkena ribuan pertanyaan dari mereka karena memeluk salah satu siswa nya hingga menangis terharu.
****
Notes : vote dong :(
KAMU SEDANG MEMBACA
Captain Manoban : [GXG] JENLISA
Teen FictionImpian ku adalah menjadi seorang captain pilot, tetapi jalan hidup ku adalah menjadi seorang yang bisa mencintai mu dengan tulus - Lalisa Manoban