B Chi Hyper -
Menikmati Badan Mantan KuliDimulailah semua sekarang. Titik balik dari segala penantian gue selama ini. Gue percaya setelah ini, pasti akan banyak hal baru yang bisa memuaskan gue setelah ini, baik dalam segi finansial yang sukses, maupun secara kebutuhan biologis yang gue butuhkan. Langkah dimana Azam, sang sales rokok yang menggagahi diri gue ini membuat jiwa liar gue kembali bangkit. Hasrat gue yang selama ini cukup terpendam mulai timbul. Tatapan mata gue kepada Rafi, karyawan gue yang sexy juga macho, gue harus bisa mendapatkannya. Tak peduli apa yang nanti Rafi akan lakukan pada gue. Gue rela jika gue harus melayani dirinya, karena memang itulah yang gue inginkan.
Sesaat setelah permainan gue dengan Azam itu Rafi bertanya tentang adanya bekas merah yang menempel di leher gue dan gue jawab jika itu mungkin karena digigit hewan saat gue sedang berada di mobil Azam. Rafi pun cuma mengangguk-angguk tanpa bertanya lebih lanjut. Sebagai seorang yang terlihat nakal, gue yakin Rafi tak akan percaya dengan jawaban gue dan memilih untuk diam saja.
Hari-hari selanjutnya pun kami tetap melanjutkan pekerjaan kami seperti biasanya, gue yang menjaga toko dan mengatur segala isi disana, juga Rafi yang bertugas untuk melayani serta mengantarkan barang pesanan ke unit-unit. Toko yang semakin ramai dengan adanya fasilitas yang gue tambah berkat saran Rafi membuat gue menjadi kebingungan. Tentu senang melihat kondisi toko yang ramai dan menghasilkan banyak keuntungan. Namun di sisi lain, gue menjadi tak bisa leluasa dalam bertindak juga memperhatikan Rafi. Takut-takut pelanggan yang datang sadar dengan gerak-gerik gue yang aneh ini.
Hingga tiba hari Jumat sore, ketika toko sedang tutup dan kami berdua sama-sama bersiap untuk pulang, hujan turun dengan derasnya. Hal ini membuat Rafi yang sudah siap pulang mengurungkan diri untuk beranjak dari toko.
"Lah koko ga balik ini?" Tanyanya."Gak bisa balik, hujan deres gini gimana baliknya coba?" Jawab gue.
"Bukannya koko bawa mobil ya? Mana kehujanan koh."
"Hari ini lagi bawa motor, mobil lagi di bengkel soalnya." Jawab gue lagi sambil melihat hujan badai yang turun dengan derasnya.
"Hmmmm.." Gumam Rafi sambil menyalakan rokoknya sekarang.
Sebenarnya gue membawa mobil dan sengaja gue berbohong pada Rafi agar gue masih bisa berlama-lama dengannya, mencium aroma tubuhnya yang penuh keringat karena bekerja seharian merupakan sebuah candu yang membuat gue mabuk kepayang. Ditambah lagi cuaca hujan yang membuat suasana menjadi dingin, gairah gue seolah melonjak makin tinggi hingga mencium aroma tubuh Rafi juga menatap wajah gaharnya ini saja sudah sukses membuat kontol gue tak henti-henti mengeras semenjak closing sedari tadi.
"Badainya lama nih rasanya, apa gue nginep aja sehari gitu ya disini?" Ucap gue berkata sendiri. Terlihat Rafi menoleh dan tetap diam.
"Lo gimana Fi? Gue rasanya mau nginep sini aja deh." Kali ini gue berkata pada Rafi."Emang koko ada kamar di apartemen ini?" Tanya Rafi.
"Ga ada sih, booking kamar dulu. Ini gue udah nemu nih tinggal pesen dan ambil kunci aja." Balas gue menunjukan handphone.
"Ooh. Ya udah ko, dari pada kejebak hujan kan." Ujarnya cuek terkesan sok malahan.
"Gue ini ngajakin elo, mau sekalian nginep sini ga bareng gue. Dari pada nungguin ujan kaya orang bego. Lo tembus ujan juga bahaya, badai begini." Seketika wajah Rafi sumringah, senyumnya begitu lebar.
"Beneran gapapa nih koh gue nebeng di kamar lo? Kan lo ngomong sendiri gue bau keringet, ntar ga betah lagi koko."
'Justru itu Fi, gue pengen ngehirup keringet lo dengan lebih leluasa!' Jawab gue dalam hati.
"Kaga lah, udah kebal sama keringet lo. Baunya makin lama makin kebiasa." Kali ini gue mengucapkan jawaban gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
B Chi Hyper
RandomMohon pengertiannya - Cerita mengandung Konten 21++ dengan Tema LGBT Sehubungan adanya musibah yang saya alami pada akun Karyakarsa, saya pun membuat akun baru dengan ALIAS berbeda menjadi "Deansius" dimana kalian bisa menemukan cerita saya pada ht...