B Chi Hyper - Dikeroyok Sales dan Dua Satpam (6)

768 7 0
                                    

B Chinese Hyper -
Dikeroyok Sales dan Dua Satpam


'Kenapa mereka memandangi gue dengan tatapan aneh?'
'Apakah Mamet akan menyebarkannya?'
'Apa mereka sekarang jijik dan takut sama gue? Atau mereka malah mau menikmati gue?'
Itulah yang kira-kira gue pikirkan selama beberapa hari ini. Gue merasakan pandangan-pandangan yang aneh dan tajam dari beberapa pekerja di apartemen ini, baik itu datang dari satpam pria, maupun petugas kebersihan pria. Jika dilihat dari sikap Mamet, seharusnya ia merupakan orang yang mudah bergaul dan mendengar ucapannya kapan hari, ia seharusnya sudah menceritakan tentang pengalamannya itu bersama gue, mengatakan pada teman-temannya jika ada seorang Chinese homo yang menyewa tempat di apartemen ini untuk berjualan.

Namun hingga sekarang ini, masih tak kunjung gue temukan kejanggalan lainnya selain pandangan dan tatapan tajam dari beberapa orang. Mereka pun masih tersenyum dan menyapa gue, membeli rokok atau kopi di toko gue juga. Pembicaraan yang terjadi di antara kami pun biasa saja, tak ada obrolan menjurus atau aneh lainnya. Mungkin gue yang terlalu berharap, atau mungkin gue saja yang terlalu panik menanggapi perkataan Mamet kemarin.

Hari dimana Azam datang berkunjung setiap minggu pun tiba. Ia datang dengan membawa rokok yang sudah pasti akan gue beli setiap minggu nya.
"Hei Fi, apa kabar lo? Lagi ga nganter galon nih?" Ucapnya tersenyum menyapa Rafi yang bersantai di depan sambil merokok.

"Belum mas, masih belum ada perintah dari koko." Balas Rafi.

Azam kemudian masuk meninggalkan Rafi. Ia segera menuju meja menghampiri gue sambil meletakan rokoknya dan menyerahkan nota belanja.
"Kenapa lo ga suruh si Rafi pergi? Gue pengen ngerasain mulut lo lagi." Katanya jelas.

"Si Rafi baru balik nganter galon, ya ga mungkin juga gue suruh dia nganterin galon ke orang yang ga pesen kan?" Jawab gue mencoba tenang.

"Ah bangsat!" Azam mengumpat dan melihat ke sekeliling. Toko gue yang masih cukup tertutup dari depan membuat bibirnya tiba-tiba menyunggingkan senyuman.
"Udah disini aja, isep kontol gue lagi cepet!" Tuturnya sembari membuka celana dan menunjukan kontolnya yang telah tegang.

Azam menarik kepala gue ke arah kontolnya dan langsung ia sodorkan kontolnya itu persis ke mulut gue. Posisi gue yang sedang duduk segera beranjak membungkuk, tak mau terlihat oleh Rafi di depan, kini gue mulai berlutut di lantai dan segera mengulum kontolnya. Nampak Azam yang sudah menggebu-gebu, makin menyodok-nyodokkan kontolnya lebih dalam sambil mulutnya meracau pelan.

Gayanya yang kasar, sangat berani melakukan ini di dalam toko gue sendiri dimana akan ada kemungkinan Rafi masuk atau pelanggan datang. Rasanya seperti gue sedang dipaksa, dipermalukan oleh sales rokok ini, tetapi disisi lain gue terangsang hebat oleh perbuatannya ini.
Bayangan akan Mamet, akan teman-temannya yang tiba-tiba datang memergoki aksi kami berdua muncul. Mereka akan menertawai gue yang bersimbah di bawah, sedang penuh nafsu melayani gairah si sales rokok. Lalu, mereka segera mengunci pintu toko, membuat toko seolah tutup, dan turut bergabung dalam melampiaskan nafsu mereka semua di dalam ruangan kecil toko gue.

Gue ingin merasakan hal tersebut, gue ingin bayangan gue menjadi kenyataan sekarang.
Hmmmpp.. Mmmpph eeemmm.. Heeenggmmm ooogghhh ggghmmmm... Eeemmpphh..

Sedotan yang gue berikan pada kontol Azam makin menjadi. Terlihat ia sudah tak memegang kepala gue lagi, membiarkan gue dengan leluasa menikmati kontol besar yang dipenuhi urat menonjol pada batangnya. Azam hanya tersenyum, begitu puas sekali melihat gue yang sedang memuja-muja kontolnya dalam mulut gue.
"Hhoouuhh.. Lo suka kontol gue kan? Aaaauuhh.. Iseep teruus kontol guee.."

Suaranya membuat gue semakin gila, terbakar oleh nafsu gue sendiri karena diperlakukan seperti ini. Sayangnya, tak lama setelah itu Azam segera menarik kontolnya keluar dan ia mulai menjatuhkan rokoknya sendiri ke lantai.
"Koh, si bu Alma pesen galon nih lewat gue koh. Minta dua dia." Ucap Rafi yang tiba-tiba masuk dan sedikit kebingungan melihat Azam seorang diri di dalam.

B Chi HyperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang