gadis yang masih berusia 5 tahun itu mengagguk polos. kemudian, gadis kecil itu bertanya kembali pada ibunya,
"yang disobek foto perempuan ya mami? soalnya, tangannya putih sekali. lihat, kukunya dicat seperti mami." ujar gadis kecil itu seraya menunjuk jari ibunya yang diberi cat kuku warna hitam.
"dia pakai gaun ya mami? gaunnya kelihatan cantik sekali." lanjutnya.
ibunya tersenyum, "adek ingat pemakaman minggu lalu?" ujar ibunya dan dibalas anggukan oleh gadis kecil itu. "mami pakai gaun hitam juga bukan? nah, sama seperti di foto itu."
gadis kecil itu memajukan bibirnya, cemberut. lalu berseru, "kalau gitu, ini siapa dong mami??"
kini ibunya tertawa melihat tingkah lucu sang anak. sama sekali nggak menyangka kalau anaknya sangat penasaran dengan sosok di dalam foto yang telah sobek itu.
"adek mau tau ini siapa?"
sang anak mengangguk ribut. masih membuat ibunya tersenyum lebar karena tingkahnya yang menggemaskan.
"adek panggil kakak dulu. bilang, kata mami, kakak makannya cepetan—"
"gak perlu mi, aku udah selesai."
ibunya tersenyum, anak pertamanya muncul tanpa perlu dipanggil terlebih dahulu.
sang kakak melihat ruang keluarga mereka yang berantakan dan penuh dengan berbagai album foto. meja, lantai bahkan sofa tempat maminya duduk terdapat beberapa album.
"berantakan." ujar anak pertamanya, lalu bergabung dengan ibu dan adiknya.
sang ibu menunjuk anak keduanya dengan dagu, "kelakuan adek. nanti kakak bantu beresin."
sang kakak menghela napasnya, "yah... seperti biasa." ujarnya.
"by the way, mami kenapa cari aku?" tanya sang kakak.
gadis kecil itu memberikan album yang ia pegang pada kakaknya, lalu mendekati ibunya dan duduk diantara mereka.
"mam, aku pernah gak sengaja liat daddy sobek foto ini. dulu banget, sebelum ada adek."
gadis kecil itu menoleh pada kakaknya, "seriously?" lalu kembali menoleh pada ibunya, "berarti ini sengaja disobek daddy, mami."
ibunya tersenyum. tangannya bergerak mengelus rambut anak keduanya. "mau mami ceritain tentang sesuatu yang terjadi sebelum dan sesudah foto ini diambil?" ujar ibunya.
anak keduanya mengangguk dengan antusias. "mau mami, please!"
sedang anak pertamanya memandang ibunya heran, "bukannya ini mami yang lagi sama temen temen daddy?"
ibunya menggeleng, "kakak mau tau ceritanya?"
"iya mam, boleh."
ibunya beranjak dari sofa dan bergerak menutup pintu dan jendela beserta gordennya, mengingat hari mulai gelap. tidak lupa ibunya pun menyalakan lampu setelah menutup pintu dan jendela.
ibunya kembali pada anak anaknya. masih dengan senyum yang sama, ibunya berkata,
"mami ceritain, tapi kakak sama adek harus janji."
si bungsu bertanya, "janji apa mami?"
"janji... nggak cerita ke orang lain."
"kenapa tuh?" kali ini si sulung yang menyahut.
ibunya menjawab dengan senyum manis,
"kalau orang lain tau, nanti kita nggak bisa makan, sayang."