4 : 'the greatest mom'

63 9 5
                                    

"ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"ini... apaan jo?"

pertanyaan hafiz hanya direspon gelengan kepala oleh joshua.

"gak tau."

saat ini, mereka berenam mematung di depan pintu kost. memandangi foto ibu kost mereka, irene, lengkap dengan bingkai emas berukiran 'the greatest mom'. karena ukurannya yang besar, tentu saja benda itu memenuhi pintu rumah kost mereka.

sedangkan lily memandangi mereka dengan heran.

"ada masalah?"

keenamnya sontak menoleh pada lily. "ini kamu yang pajang?" tanya naila yang berdiri di samping lily.

lily menggeleng, "mungkin tukang yang pasang."

"eum... harus banget pake ini di depan pintu?" ujar reihan, memandangi bingkai foto besar di depannya dengan heran.

hafiz memandangi teman temannya satu persatu, "malaikat gak mau masuk ke dalam rumah yang ada foto, lukisan sama patung berbentuk mahluk hidup. kalo dipajang di pintu gini mah boro boro malaikat masuk terus puter balik, paling cuma lewat depan rumah tanpa mau nengok."

"source?" tanya mahardika.

"hadistnya banyak, cari di google."

joshua menoleh pada reihan, "bener rei?"

"gini, sebenernya banyak perdebatan ulama soal itu. bahkan ada kriteria kriterianya, jadi gak sesederhana itu. tapi, gua rasa memang nggak perlu pajang foto sebesar ini."

reihan menoleh pada lily, "maaf, kami memang hanya ngekost di sini. tapi nggak gratis, kami bayar sesuai nominal yang ditawarkan. menurut saya foto ibu irene tidak perlu di pajang di depan pintu seperti ini."

lily terdiam lalu mengeluarkan ponselnya, mengetikkan sesuatu di sana. setelah itu menatap semua orang sembari tersenyum.

"udah bilang mommy, katanya itu termasuk aturan kost." ujar lily.

"aturan?" tanya naila.

lily mengangguk, masih dengan senyumannya ia berujar, "kan salah satu syarat ngekost juga harus ikut aturan di sini."

lily menoleh pada hafiz dan reihan, "sesuai yang dibilang reihan tadi, banyak perdebatan soal itu. tapi, ada juga yang berpendapat kalau foto masih boleh dipajang di rumah."

"aku rasa itu nggak akan bikin malaikat kalian nggak mau masuk ke dalam. lagipula, kalian berdua rajin beribadah." lanjut lily.

"tapi lily... kalau mereka risih gimana?" naila bertanya lagi. "soalnya, ini pas banget di pintu masuk.

lily terkekeh, "aku udah ngomong sama mommy barusan, katanya ini termasuk aturan yang harus di turuti sama penghuni. kalau kalian nggak mau atau risih, bisa cancel sekarang. uang kalian juga bakal balik 100% kok."

gadis pirang itu menatap satu persatu penghuni kost. "kalian nurut aturan, mommy menepati janji."

jaka yang sejak tadi diam, bergerak maju untuk melihat foto tersebut supaya lebih jelas. lalu menoleh pada lily, "ini foto atau lukisan?"

"itu jelas foto, jaka." jawab lily dengan lembut.

jaka mengangguk, lalu menatap semua orang.

"gak apa apa kali, kan cuma foto? toh ini nggak full body." jaka menatap reihan, "gak mutlak dilarang kan? setahu gua yang bener bener gak boleh ya lukisan atau patung, apalagi yang full body."

reihan mengendikkan bahunya, "gua bukan ulama."

jaka berujar lagi, "kalo soal risih, itu konsekuensi kita nyewa kost disini. lagian harga kamarnya juga jauh lebih murah dari yang lain? deket kampus pula."

mahardika mengangguk, "selagi dalam agama kalian ini hukumnya gak mutlak haram, mungkin gak masalah tetep majang ini?"

hafiz dan reihan hanya bergeming, tidak bisa menjawab apalagi memberikan argumen mengenai sudut pandang dari agama. apalagi, hafiz sangat butuh kost murah untuk menghemat biaya bulanannya. maklum saja, hafiz adalah anak perantauan.

"jadi... nggak masalah kan?" tanya lily.

jaka tersenyum pada gadis itu,
























































"iya, gak masalah kok."

[1] Noxious : sharehomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang