2 : ibu irene

65 9 11
                                    

karin memaksa joshua untuk menghentikan mobilnya tidak jauh dari kost itu kala joshua mendapat pesan dari owner bahwa baru joshua saja yang mengambil kamar di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

karin memaksa joshua untuk menghentikan mobilnya tidak jauh dari kost itu kala joshua mendapat pesan dari owner bahwa baru joshua saja yang mengambil kamar di sana.

karin memijit pangkal hidungnya, "jo, cari tempat lain deh."

joshua tersenyum, "ada lagi di perumahannya winda, tapi agak jauh. selain itu aku nggak nemu lagi."

"lupa deh, yang itu berapa perbulan?"

"dua koma dua, kamu bilang kemahalan buat kost yang gak deket dari kampus."

"duh..."

joshua bergerak mengelus pucuk kepala karin kala gadis itu rungsing sendiri dengan kondisi kost yang joshua pilih.

"nanti aku ajak temen temen buat kost disini juga."

karin menoleh pada joshua, "iya kalo mereka mau. kalo nggak gimana?"

"pasti mau sih, kan murah."

"tapi banyak hantunya, jo."

"shuuut." joshua mengingatkan, "jangan ngomong gitu."

karin terdiam, bingung dengan kondisi joshua saat ini. sebenarnya joshua sendiri tidak masalah dan mampu jika menyewa kost yang mahal, tapi karin merasa itu adalah pemborosan. terlebih letak kostnya tidak terlalu dekat dengan kampus.

karena, tujuan joshua menyewa kamar kost adalah supaya lelaki itu mudah dan tidak butuh waktu lama untuk ke kampus.

"rin, mbak gita gak cerita ke kamu?"

"soal apa?"

gita, teman karin sejak duduk di bangku sma. sejak kuliah, mereka berdua tidak pernah satu kelas, namun masih dalam program studi yang sama. apalagi gita dan karin sama sama tergabung dalam organisasi himpunan mahasiswa. jadi mereka masih cukup dekat hingga sekarang.

"adeknya mbak git mau ngekost disini juga. hafiz yang suruh."

joshua, karin, gita dan hafiz sejak dulu berteman. mereka berempat selalu berada di kelas yang sama selama tiga tahun berturut-turut. terlebih hafiz pernah dekat dengan gita, hafiz cukup akrab dengan keluarga gita termasuk adiknya.

"nggak pernah tanya. itu kan soal jaka, bukan soal gitanya."

"iyaa iyaa." jeno mencubit pipi karin pelan, "gapapa ya cantik, kita ke sana sekarang cuma buat taruh sama beres beres barang?"

karin mengangguk pasrah. gadis itu tidak memiliki opsi lain untuk pacarnya selain memilih kost itu.

───





















"jo..."

"hm?"

"kamu salah baca kayaknya, bukan empat ratus ribu..." bisik karin.

[1] Noxious : sharehomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang