#10 So?

60 7 0
                                    

Cerita nya mungkin sudah usai, tapi kenangannya ingin sekali di ulang

Akhir Cerita Dari Semesta

/——/——/——/——/

Jefri melajukan mobilnya sembari mendengarkan arah Juan yang entah menyuruhnya menyetir ke arah mana. Juan sendiri sibuk melontarkan arahannya dan yang membuat Haekal melirik ingin mengejek Juan. Yang Haekal lihat tangan Juan menggenggam tangan Mila sedangkan si gadis memandang keluar jendela. Gemas Haekal ingin mengejek mereka tapi bocah tengil itu berusaha menahannya agar tidak mengganggu yang lain.

"Emang kita mau kemana?" Tanya si Rendy yang baru saja sadar kembali dari tidurnya dan melihat kearah ponselnya. Juan reflek melepas genggaman tangannya dan menoleh ke arah Rendy. Juan menghela nafas karena tidak ada yang menyadarinya, sayangnya Haekal sudah melihatnya lebih dulu.

"Nanti juga tau sendiri"

"Iya kemana kak?" Lontaran pertanyaan dari suara yang lumayan berat itu membuatnya kebingungan. Jino melihat kearah Juan setelah memberi pertanyaan. Juan sendiri juga tidak tahu akan mengajak mereka kemana sebenarnya. Dia hanya mengajak Mila untuk jalan-jalan berdua tapi mereka semua ikut jadi dia sendiri bingung kemana harusnya mereka pergi. Jino kembali menatap jalanan karena yang ditanya tidak memberi jawaban

"Ngapain di tanyain sih, No. Kak Juan itu kan awalnya cuma pengen jalan-jalan berdua sama mantan terindah, lah kita malah ngikut-ngikut. Ya kan kak Juan?"

Sahut Marka yang memberi tatapan mengejek kearah Juan. Yang ditatap juga sudah kehabisan kata-kata untuk menjawab, dia tidak tahu harus menjawabnya seperti apa. Yang di katakan Marka adalah benar. Dia hanya ingin jalan-jalan berdua dengan Mila. Tak kehabisan ide, Mila langsung menyela kediaman mereka yang tentram

"Yaudah kalau gitu kita ke...Waterpark aja" Ujar sang gadis yang duduk di samping Juan. Theo si ahli air maksudnya berenang langsung menyetujuinya. Diikuti Rendy dan juga Jino. Naren, Haekal, Jefri bahkan Juan juga tidak memberi reaksi. Aji? Dia sedang tertidur pulas. Tanpa ini itu, Jefri melanjutkan perjalanan ke lokasi Waterpark terdekat. Suasana dalam mobil kembali hening seketika.

"Bentar! Ke waterpark? Dadakan? Kan enggak bawa baju ganti. Gimana sih?"

Setelah hening beberapa saat karna yang lain sedang memahami maksud dari pernyataan Naren. Sepersekian detik mereka baru sadar dan menghebohkan diri. Aji yang tadinya terlelap tiba-tiba bangun. Siapa lagi pelaku teriakan tersebut kalau bukan Haekal. Suara cemprengnya membuat Aji terkejut dari tidurnya.

"Eh? Maaf dek" Ujar si pemilik suara cempreng itu setelah melihat adik bungsunya itu terbangun tiba-tiba. Aji masih setengah sadar setelah bangun tidur. Suasana kembali hening, dan ini cukup lama mereka saling diam satu sama lain. Tidak ada jawaban dari pertanyaan Naren tadi, pertanyaan dia sudah terabaikan. Tiba-tiba saja, Jefri menghentikan mobil nya di pinggiran jalan dan melihat ke belakang. Melihat ke arah anak-anak lainnya.

"Jadi nih yang mau ke Waterpark? Bener sih kata Naren, kita ga bawa baju ganti. Atau mau jalan-jalan ke sekitaran Kebun Raya Bogor?"

Jawaban dari mereka hanyalah sebuah anggukan. Jefri mengerti dan langsung melajukan mobilnya kembali untuk menuju ke lokasi. Leo seketika bereaksi sedikit heboh entah karena apa, dia duduk dengan sigap dan Marka memperhatikannya. Matanya fokus tertuju pada ponselnya dan Leo melukiskan senyuman di wajahnya, dengan sangat lebar. Marka yang melihat langsung menebak, itu bukan senyuman biasa. Itu seperti senyuman orang saat sedang salting. Leo yang menyadari dirinya di tatap oleh sang kakak langsung menatap Marka kembali tapi Marka malah meledeknya dengan senyum jahilnya. Mereka kembali diam, hingga seketika...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 12, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Akhir Cerita Dari SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang