#4 Yang Di Alami Leo

110 13 0
                                    

Pertemuannya hanya berlasung sebentar
Matanya seolah memabukkan
Senyumnya adalah sebuah bayangan yang tidak ingin menghilang dari pikiran

—Chendikia Leo Pranata

Akhir Cerita Dari Semesta

。。。。。。。

Pagi-pagi sekali , Naren sudah ada di dapur bergelut dengan peralatan dapur dengan celemek yang terikat di tubuhnya. Semalam , Leo bilang dia harus pergi ke kampusnya karena dia buru-buru harus mengumpulkan tugas yang seharusnya sehari sebelum hari ini dikumpulkan. Untungnya , Leo bisa memohon pada dosennya untuk memberi waktu agar dia bisa mengumpulkan tugas walaupun harus berbohong dengan mengatakan kalau sedang merawat adiknya karena tidak ada orang dirumah. Si tokoh tersebut berlari keluar kamar , menuruni tangga satu persatu , pergi menemui Naren dan menagih sarapan untuknya karena sudah terlambat menurutnya. Si kakak sedikit jengkel karena adiknya memaksa dengan tidak biasa. Leo mengomel meminta sarapannya , kalau tidak dia tidak sarapan perginya.

"Lama banget lo kak , gue udah gak ada waktu"

"Berisik banget lo ya...salah sendiri bangun kesiangan..udah gue bilang jangan begadang...gue bangunin jam 5 lo bilang masih aman"

"Ahhh , udah cepet laper gue"

Leo langsung mengambil piring di rak nya dan mengambil nasi goreng buatan Naren. Si koki hanya menghela nafas melihat tingkah laku adiknya ini. Meskipun dia termuda kedua setelah Aji , tapi Naren masih tidak menyangka kalau wajah gemas nya itu adalah kebohongan dari umurnya yang sudah dewasa. Leo langsung duduk di meja makan dan melahap makanannya dengan cepat sekali. Naren memperingatinya untuk makan pelan-pelan atau Leo akan tersedak. Melihat tidak ada respon dari sang adik , dia akhirnya bersikap bodo amat.

"Kak! Gue berangkat ya"

Secepat kilat Leo menghabiskan nasi gorengnya dan mencomot aqua gelas dan sedotannya dari meja ruang tamu. Dia memasang sepatunya dengan buru-buru dan berlari meninggalkan rumah. Dia terus mengecek jam di ponselnya sambil berlari. Tas nya bergerak seiring dia berlari lebih cepat. Untungnya dia bertemu dengan kawan kampusnya di jalan , Sagara Anthony. Dia langsung menyapa temannya tersebut yang telah selesai memasang helm di kepalanya.

"Saga! Woy!"

Laki-laki yang akrab di sapa Saga tersebut langsung menoleh kearah belakang dan mendapati Leo tengah mendekat kearahnya. Saga menunggu temannya sampai saat berlari kearahnya. Leo mengatur nafasnya agar bisa stabil baru dia akan bicara.

"Gue numpang ke kampus"

"Biasanya ada yang nganterin lo"

"Gak ada yang bisa nganterin"

"Aelah , yaudah cuss"

Leo senang bukan main karena sudah mendapatkan tumpangan dan tidak begitu terlambat pergi ke kampusnya. Mereka berdua benar-benar terdiam selama Saga sedang fokus menyetir motornya. Waktu di ponsel Leo sudah menunjukkan 07:28 WIB sedangkan waktu yang di berikan dosennya untuk dia mengumpulkan tugas adalah 07:40 WIB. Dan sampailah akhirnya mereka di kampus kebanggaan mereka di salah satu Universitas di kota Depok. Saga dan Leo memang berbeda jurusan tapi mereka tetap berteman baik. Saga di jurusan psikologi dan Leo di jurusan akuntansi.

"Makasih bro , gue ke ruangan dosen dulu ya...mau ngumpulin tugas"

Saga mengangguk dan Leo meninggalkan lokasi lalu berlari masuk kedalam gedung kampusnya. Menyusuri lorong koridor dan pergi menemui dosennya di ruangan dosen. Setibanya dia langsung meminta maaf berkali-kali karena telat mengumpulkan tugas. Dosennya pun merasa kasihan dan memaafkannya juga menerima makalah tugas dari Leo. Setelah mengumpulkan tugas nya , dia keluar dari ruangan dosen bermaksud untuk pergi duduk dibawah pohon di halaman kampusnya. Mata pandanya tidak bisa membohongi dirinya kalau dia tidur tidak begitu larut. Sesekali dia menguap karena matanya terasa berat. Begitu gontai langkahnya seakan badannya sudah kehabisan tenaga karena berlari tadi. Melewati kembali koridor kampusnya tanpa memperhatikan mahasiswa yang melangkah masuk dan keluar koridor.

Akhir Cerita Dari SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang