Kalau satu dari saudara kita sakit
Apa kita juga akan meresakan sakit?
Iya atau tidak?
Meskipun tidak ada hubungan darah?Akhir Kisah Dari Semesta
。。。。。。。
Secercah cahaya berusaha menembus celah-celah dari tirai kamar saat mentari sudah bangkit dari istirahat untuk menjadi penanda kalau malam sudah tiada. Salah satu diantara kesembilang orang itu sudah ada yang berusaha berinteraksi dengan cahaya yang menganggu mimpi indahnya saat tidur. Matanya masih menyipit bahkan niatnya masih terlalu enggan membuka matanya. Perdetik kemudian , dia perlahan membuka matanya dan mulai menguap leluasa. Tangannya menopang badannya untuk bangkit , meletakkan bokongnya untuk jadi penyangga disaat dia duduk. Lalu menjuntaikan satu kakinya ke lantai. Masih dengan posisi yang sama , dia langsung melihat jam yang tergantung di tembok ruangan yang di sebut kamar tidur itu.
Dilihatnya dengan mata menyipit karena kemurnian penglihatannya saat kembali dari pulau kapuk belum terkumpul sempurna. Jam di tembok sudah menunjukkan pukul 07.30 WIB , dan si lelaki itu mengangguk perlahan. Belum 5 detik anggukannya terhitung , matanya terbelak melihat waktu yang di tunjukkan jam dinding tersebut. Dia bukan panik untuk dirinya , dia panik untuk abang-abang nya yang sudah bekerja karena tempatnya bukan membutuhkan waktu 5 menit untuk sampai. Lelaki tersebut bangkit dan berjalan kearah tempat tidur kedua kakaknya yang sudah berstatus bekerja. Tangannya menempuk-nepuk lengan Theo , orang yang dibangunkannya pertama.
"Kak! Kak Theo! Bangun , udah jam setengah delapan"
Si bungsu yang mendengar kakak nya tengah membangunkan si tertua langsung terbangun dengan jiwa yang masih terkumpul 1/4%. Dia menelisik ke seluruh penjuru kamar tidur entah apa yang dia perhatikan. Sedetik kemudian , dia langsung melihat kearah dua orang yang bergumul dengan kegiatan pagi masing-masing. Naren sibuk membangunkan Theo yang terlalu pulas tertidur. Iya , yang dimaksudkan tadi adalah Naren , si berisik nomer dua setelah Haekal. Kembali pada Theo yang masih bergumul dengan selimutnya di ranjang rotan miliknya.
"Nanti dek , gue masih ngantuk"
"Kak , lo ga mau berangkat kerja?"
"Buset , iya iya iya . . . Gue udah bangun"
Theo akhirnya pasrah karena Naren sudah hampir menunjukkan sisi cerewetnya yang tidak kalah jauh dari Haekal , sama-sama bikin kuping seisi rumah berdenging. Dia bangkit dari alam mimpi yang masih menahannya untuk bangun. Berganti pada Jino yang ikut bangun , disusul yang lainnya juga. Hanya minus Rendy. Aji yang masih 40% tenaganya , menahan matanya untuk tidak tertutup dari pada mendengar Nared teriak-teriak dengan tujuan agar dia bangun. Haekal meraih selimut yang menutupi kakinya dan menyibaknya dengan keras. Tanpa basa-basi yang dia enggan lontarkan , kakinya langsung melaju ke kamar mandi tanpa memperdulikan yang lainnya.
"Loh , udah pada bangun? Bagus deh , gue abis nganterin pesenan tadi , uangnya sebagian gue beliin sarapan"
"Beli apaan? Dimana? Berapa totalnya? Sisanya?"
Rendy baru meletakkan tas berwarna hitam yang dia bawa untuk mengangkut barang-barang pesanan COD tadi , sudah di sambit eh di sambut dengan pertanyaan dari Leo yang berjalan melewati tempat tidur Rendy dan juga pemiliknya yang sedang menatapnya sekarang.
"Gue beli bakso sama pangsit nya di bang Jamal sebelah toko sembako nya mas Doni"
"Wuihh pangsit! Gue sarapan duluan ya"
Leo langsung saja ngacir tanpa peduli apa ekspresi yang di keluarkan penghuni kamar. Haekal baru saja kembali dari kamar mandi dengan rambut basar tapi kostum yang sama yaitu kaos oblong putih dan celana boxer merah bergaris putih. Matanya langsung menangkap aura aneh nan mistis di kamarnya setelah melihat kedatangan Rendy yang saat bangun belum dia lihat sama sekali. Baru selesai mandi , dia sudah melihat Rendy dengan pakaian rapi dan parfum khas nya yang langsung menyengat hidung Haekal. Dia tidak begitu suka dengan aroma parfum milik Rendy
KAMU SEDANG MEMBACA
Akhir Cerita Dari Semesta
Fiksi Penggemar"Aji mau tidur ya kak , ngantuk banget" - Aji "Ji , kak Haekal mau nemenin Aji tidur" - Haekal "Pules banget tidur nya dek" - Jino "Pasti banyak yang merasakan kurang adanya kamu,Ji" - Theo Semesta tahu segalanya bahkan semesta secara langsung menja...