Fuck! He Just Kiss Me!

13.2K 1.2K 58
                                    

Halo!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Halo!!

Tandain typonya yaa!

Selamat membaca

***

Syuting hari pertama cukup membuatku kaget dan kelahan. Aku kira saat kami sudah sampai Lembang, semua orang sudah akan beristirahat. Ternyata ada satu adegan yang mau gak mau harus kami lakukan saat itu, mengingat waktu kami hanya sebentar.

Urusan cuaca emang seringnya gak bisa diprediksi. Alhasil syuting harus dilanjutkan hingga malam hari saat kami membutuhkan set suasana seperti pagi hari. Aku nggak tahu apakah hal ini mungkin terjadi? Tapi melihat beberapa sumber cahaya yang bertengger di sudut taman, sepertinya ini berhasil.

Sesampainya di lokasi, Narendra pamit padaku untuk segera bergabung dengan tim produksi. Mengatur semuanya, dari mulai pencahayaan hingga make-up pemain.

"Sahara," panggil Narendra. Aku lantas mendekatinya.

Ia menunjukkan hasil rekaman melalui field monitor kamera padaku.

"Karena terlalu gelap, kita gak bisa bikin cahaya hangat seperti suasana pagi yang kita sepakati," ujarnya tepat disampingku. Kami sama-sama menunduk untuk menyejajarkan pandangan dengan monitor. "Rencananya akan diedit seperti saat fajar subuh. Masih agak remang-remang memang, tapi nanti bakal dibuat siluet sunrise supaya suasananya jadi lebih menyejukkan dan gak flat."

Aku sebenarnya tidak terlalu berbuat banyak di sini, karena sejujurnya aku manut saja apa kata mereka. Dari penjelasan Narendra, dia terlihat amat sangat profesional.

Aku sudah lama tidak melihat sisi Narendra yang seperti ini. Kulitnya sedikit pucat, kantung matanya sedikit-hanya sedikit terlihat mulai menghitam. Namun, matanya masih segar-atau entah berusaha ia segarkan?

"Gimana? Kamu setuju?" tanyanya menyadarkanku dari lamunanku.

"Aku.. yaa, aku setuju."

"Sip kalau gitu." Narendra kemudian berdiri. "Oke teman-teman. Syuting hari pertama dicukupkan. Good night everyone."

Narendra lalu mengalihkan fokusnya kembali kepadaku. "Kamu juga segera istirahat, gih." Ia mengucapkannya dengan sebelah tangan yang ia gunakan untuk mengusap pundakku lembut.

"Tangan lo! Dilihatin orang nanti!"

Ia malah tersenyum dan menarik kembali tangannya. "Oke.. oke."

Aku segera berbalik dan maju beberapa langkah. Namun, Narendra sepertinya masih ingin berkutat dengan field monitor.

"Lo sendiri, gak istirahat?" tanyaku yang tiba-tiba berbalik kembali ke arahnya.

Ia menoleh padaku. "Iya, nanti. Setelah aku ngelihat syuting tadi siang."

COMEBACK MANTAN [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang