Bab 6. Akhirnya Pelepasan

4K 63 0
                                    

Lalu lintas terlihat sangat padat ketika Audi dan Darren sudah berada di dalam mobil menuju rumah sakit. Mobil hanya melaju dalam kecepatan dua puluh tak sampai empat puluh kilometer saking macetnya jalanan.

Mereka mungkin akan datang terlambat saat sampai tujuan. Tapi, itu lebih baik bagi Audi karena setidaknya ia bisa mengulur waktu akan momen pernikahan keduanya yang renacanya terjadi nanti malam.

"Apakah kalian sudah putus?" tanya Audi tiba-tiba di tengah kebisuan keduanya yang sejak awal masuk mobil hanya saling berdiam diri.

Sontak Darren menengok, menatap Audi yang mendadak canggung.

"Siapa yang kamu maksud?" tanya lelaki itu membuat mantannya heran.

"Kamu dan Sofi. Bukankah kamu tidak menyangkal ketika aku katakan bahwa ada hubungan terlarang di antara kalian di belakangku?"

Aneh, Darren malah tersenyum ketika Audi membahas salah satu alasan perceraian mereka dahulu.

"Apakah saat ini kamu sedang cemburu?" tanya Darren membuat Audi gagap membalas.

"Ap-apa! Cemburu? Apakah aku sudah gila bisa cemburu pada kalian."

Perempuan itu lalu memalingkan wajahnya menatap jalanan di luar kaca mobil. Tak ia sadari ketika Darren memencet sebuah tombol sehingga sekat penghalang bangku belakang dan depan terangkat naik menutupi pandangan di depan mereka.

Beberapa detik kemudian Audi baru menyadari ketika suara 'klik' membuyarkan lamunannya.

"Eh, kenapa kamu tutup?" tanyanya seraya menatap wajah Darren yang ternyata terus menatap ke arahnya.

Sekian detik yang tidak Audi sangka bisa lelaki di sebelahnya gunakan untuk menarik dan mengangkat tubuhnya hingga berada di atas pangkuan.

"Dar-Darren, i-ini ...?"

Darren mendekatkan kepalanya cepat. Hidung mancung yang selalu menjadi daya tariknya di mata para wanita di luar sana, kini sudah menempel di pipi Audi.

"Aku senang melihat ekspresi cemburumu," ucap Darren.

"Si-siapa yang cemburu?"

Audi sudah memejamkan matanya ketika hidung Darren perlahan turun dan mengendus lehernya. 'Ah, jangan seperti ini,' pinta ia dalam hati.

"Apakah saat ini ada yang sedang berbohong dan tidak mau mengaku?"

Audi benar-benar tak mengerti dengan perkataan Darren. Atas dasar apa lelaki itu menuduhnya cemburu. Apakah karena pertanyaannya tadi mengenai hubungan mantan suaminya dengan sang mantan sahabat?

"Aku hanya bertanya tentang hubungan kalian. Kalau kamu tidak mau menjawab, aku rasa itu bukan masalah. Tapi, sama sekali tak ada perasaan cemburu di hatiku karena hubungan kalian itu."

Terdengar suara Darren yang menggeram. Entah kenapa lelaki itu seperti kesal mendengar jawaban mantan istrinya tersebut.

"Andai kamu berbohong, aku yang sama sekali tidak masalah."

"Hah! Kenapa aku harus berbohong, ahhh ...!"

Desahan dari mulut Audi tiba-tiba meluncur spontan. Sebuah kecupan yang Darren berikan di lehernya, membuat rasa geli yang menjalar ke otak membuatnya bersuara. Audi yakin jejak merah atau bahkan keunguan tampak di lehernya sekarang, dan itu membuat Audi sontak kepikiran bagaimana ia keluar nanti dengan tanda yang pasti terlihat.

Bahkan, lelaki itu berakhir di tulang selangkanya sekarang. Rasa geli itu berangsur naik level-nya menjadi sensasi nikmat yang pernah Audi rasakan dulu.

"Darren, tolong hentikan!" pinta Audi seraya mendorong tubuh Darren ke sandaran mobil. Tapi, lelaki itu seperti enggan melepaskan bahkan pelukannya pun semakin erat terjadi.

With My Ex 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang