Bab 3. Harus Operasi

2.5K 63 0
                                    

"Aku tidak mau!" seru Audi seraya menarik tubuhnya dari pelukan Darren, lalu bangkit berdiri.

Perempuan itu terlihat marah dan tidak senang dengan kalimat yang barusan terucap dari mulut mantan suaminya tersebut.

Darren sendiri tampak diam dan menunggu alasan penolakan Audi. Bibirnya tetap tersenyum penuh arti.

"Sepertinya aku sudah membuat kesalahan dengan menemuimu di sini. Permintaan itu tidak seharusnya kamu ajukan sebab hubungan kita yang sudah berakhir."

Meski begitu, Darren tampaknya sama sekali tidak terganggu dengan kalimat tersebut. Ia malah berdiri sambil memegang kedua bahu Audi dan berbisik.

"Aku tidak akan memaksa. Kamu sendiri yang datang ke sini dan meminta bantuan dariku. Jika kamu tidak setuju dengan permintaan yang aku sebutkan tadi, kamu boleh pergi," bisik lelaki itu lalu melepaskan pelukan.

Setelahnya Darren berbalik dan berjalan menuju meja kerjanya. Sedangkan Audi masih diam berdiri dengan hati yang kesal dan penuh amarah.

'Aku memang sangat membutuhkan uang, tetapi aku tidak mau menjatuhkan harga diriku dengan bersedia menerima tawaran darinya,' batin Audi yang kemudian memutuskan untuk bergegas meninggalkan Darren.

Perempuan itu pun kemudian pamit pergi dari ruangan sang mantan suami. Namun, saat itu juga sebuah panggilan dari seseorang mengejutkannya.

Sebelum Audi menarik handle pintu, ia menyempatkan diri untuk menerima panggilan tersebut yang ternyata dari adiknya.

"Ya, hallo! Ada apa, Gas?"

'Mbak, papa dibawa polisi.'

"Apa! Kok bisa? Kenapa sekarang?"

'Aku juga enggak tahu. Mereka datang dengan surat penangkapan yang lengkap dan sah.'

Audi diam di tempatnya. Pikirannya mendadak nge-blank sebab kabar yang adiknya berikan.

'Mbak, apakah bisa pulang sekarang? Aku lagi di jalan menuju rumah sakit.'

"Ke-kenapa? Mau apa kamu ke sana?" Lagi, perempuan itu kaget dengan info yang Bagas sampaikan.

'Mama pingsan, Mbak. Penyakit jantungnya tiba-tiba kambuh.'

"Ya Tuhan!"

Tak mampu lagi berkata-kata, Audi kini malah jatuh terkulai di lantai setelah panggilannya terputus. Bagas -adiknya, langsung menutup telepon setelah menyampaikan kondisi yang tengah dihadapinya.

Semua pergerakan itu tak luput dari pengawasan Darren. Ia terlihat bangun dan mendekati Audi yang kini tengah menangis.

Darren pun jongkok demi menyamakan posisi tubuhnya. Tampak wajah sang mantan istri tertutup kedua telapak tangan. Terdengar isakan pilu yang membuat Darren kemudian mengulurkan tangan, lalu menarik tubuh Audi ke dalam pelukannya.

Selama beberapa saat Darren memberikan waktu bagi Audi untuk melepaskan tangisannya hingga ketika perempuan itu tersadar, ia memilih untuk bangun dan pamit pergi.

"Biar aku antar!" seru Darren yang sejatinya tidak tahu ke mana tujuan Audi.

Perempuan itu menghentikan langkah. Ia hanya berbalik menatap wajah yang tampak serius di belakangnya. Saat sudah hampir mengucap kata 'tidak', tiba-tiba Darren malah menggenggam tangan dan menariknya keluar ruangan.

"Eh, Darren! Kamu ...!"

***

Sebuah rumah sakit pemerintahan adalah tujuan Audi. Ia tahu adiknya tidak mungkin membawa sang mama ke rumah sakit mewah dan elit seperti saat mereka masih berjaya.

With My Ex 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang