"Pelukan Mama adalah rasa hangat yang telah lama hilang."
__________________________________________________
Al-Birru By : Gitar_senja 🦋
__________________________________________________
"Kamu ngapain cium kening aku Rafa!"
Dua telinga Rafa memerah. Terlihat jelas dari raut wajahnya yang memperlihatkan jika dia tengah menahan rasa malu akibat dari sentuhan hangatnya yang tanpa sengaja mencium kening dari Afra secara spontan, dengan unsur ketidaksengajaan.
Rafa berusaha bersikap normal. Ini semua juga bukan murni kesalahannya. Salah gadis itu sendiri yang berdiri dengan jarak yang cukup dekat dengannya. Hal itu membuatnya mau tidak mau harus bersentuhan langsung dengan Afra dengan dua mata yang seketika memelotot, merasa terkejut sekaligus malu yang bercampur menjadi satu.
"Lo sendiri ngapain berdiri di belakang gue? Lo ngikutin gue? Nguping pembicaraan gue?"
Afra tertohok mendengar nada ketus yang dia dapatkan dari cowok di depannya. "Nguping apaan, sih!" Afra mengelak. "Aku itu mau tanya sesuatu sama kamu. Aku juga baru datang, aku panggil-panggil kamu ga jawab. Aku sentuh kamu, kamu malah cium aku!" Jelas Afra menyuarakan rasa kesalnya yang terpendam.
Rafa mati kutu. Dia kehabisan sebuah kata untuk menjawab balik ucapan yang terlontar untuknya. "G--gue minta maaf. Gue ga sengaja!" Rafa mengalah. Dia menatap dalam sorot kecoklatan di depannya yang tengah memperlihatkan rasa kesal terhadapnya.
Afra sendiri tak kembali bersuara. Bertabrakan langsung dengan tatapan sang pemilik iris mata berbeda di depannya membuatnya seketika lupa jika dia tengah menahan kesal terhadap cowok di depannya itu.
"Lo denger?" Rafa mencondongkan wajah menjadi lebih dekat dengan gadis di depannya. Sontak, akibat rasa terkejut Afra yang baru saja sadar dari lamunannya, refleks gadis itu menampar bagian pipi kiri Rafa dengan tenaga yang cukup keras.
"Lo--" pelototan mata Rafa berakhir membuat Afra mengerjapkan dua matanya beberapa kali. Mulutnya lekas itu tutup menggunakan telapak tangan ketika menyadari kesalahannya yang menampar pipi cowok itu secara tiba-tiba. Dua kali dia melakukan kesalahan yang sama. Rasa malunya kali ini serasa menggunung terhadap Laki-laki itu.
"Ga sengaja sumpah!" Dua tangan Afra terangkat membentuk sebuah hurup V. Dia menatap takut ketika Rafa tak kunjung melepas pandang ketika menatapnya tanpa sedikitpun berkedip.
"Sakit, tapi kita impas!" Rafa berujar polos. Entahlah, hal itu terdengar sedikit lucu di indera pendengaran Afra yang baru pertama kali mendengar Rafa mengucapkan hal demikian kepadanya.
"Ada urusan apa sama gue? Gue mau pulang!" Suara Rafa kembali terdengar. Bel pulang sekolah yang sudah terdengar dengan salah satu tangan yang menutupi bekas tamparan Afra yang lumayan keras membuatnya sedikit menahan ringisan yang sesekali keluar.
"Gue ga punya banyak waktu. Lo bisa chat gue kalau masih ada urusan sama gue. Ini nomor Wa gue!"
Afra lekas menarik sebuah kartu nama yang menyimpan nomor telepon dari Laki-laki itu. Dua tangannya memandang lamat. Kepergian Rafa yang pergi secara terburu-buru meninggalkan banyaknya pertanyaan yang bersarang di kepala. Afra menghela napas. Menatap lamat salah satu tangannya yang kembali menampar bagian Pipi dari Laki-laki itu untuk kedua kalinya, kembali membuat gadis itu merutuki kebodohannya sendiri.
YOU ARE READING
Al-Birru (DIROMBAK)
Teen Fiction📌 GA FOLLOW GA ELIT 📌 "Kembali pulang jika lelahmu sudah usai." Rafa masih ingat jika ia terlahir bersama. Rafa juga masih ingat akan penyebab berubahnya sikap sang Papa terhadap dirinya. Umur tujuh belas tahun dimana semuanya berubah dengan begit...