Haechan membuka pintu rumahnya dengan tergesa dan terkejut ketika ia melihat rumahnya yang terlihat ramai.
"Papa!" Ia berusaha mencari sang papa yang tidak terlihat di manapun. "Ayah!" Ia berteriak sekali lagi mencari kedua orang tuanya.
Tak lama, Haechan melihat ayahnya turun dari lantai dua rumahnya dan berjalan dengan hati-hati menghampiri sang putra. "Sayang, kau sudah pulang?" Tanyanya sambil tersenyum teduh.
"Ada apa ini, yah? Kenapa ramai sekali? Siapa orang-orang ini?" Haechan bertanya dengan ekspresi terkejut yang masih menghiasi wajahnya.
"Kami mempersiapkan pernikahanmu. Kau akan menikah lusa. Mereka adalah orang-orang dari wedding organizer yang telah disewa oleh calon suamimu." Jawab ayah, dengan suara kalem.
Haechan melotot tidak percaya, lalu ekspresi wajahnya sedikit demi sedikit berubah, bibirnya tertarik ke atas dan matanya melengkung, menampilkan sebuah senyum yang cantik disertai dengan suara tawa yang membahana. Haechan tidak percaya apa yang sedang terjadi pada dirinya, ia harus menutup mulutnya sendiri karena tertawa terlalu kencang di hadapan wajah datar sang ayah.
"Ayah sungguh mendapatkan pasangan untukku? Secepat ini? Dari mana kalian mendapatkannya? Amazon? Tinder?" Haechan menyeka air mata di ujung matanya karena terlalu banyak tertawa.
"Dia adalah Mark Lee, kau akan menikahinya." Ucapan sang ayah membuat Haechan hampir terpingkal kembali, tetapi tawa itu berhenti sebelum ia benar-benar melakukannya.
Dua orang staf wanita yang ia yakini sebagai pegawai dari wedding organizer yang ayahnya maksud datang menghampiri mereka membawa sebuah setelan berwarna putih yang digantung dan dibungkus plastik berwarna bening dan satu orang lagi membawa sebuah kotak kaca dengan isi perhiasan di dalamnya.
"Tuan Lee di mana kami harus meletakkan perhiasan dan pakaian pengantinnya?" Tanya salah satu wanita itu.
Wajah Haechan berubah pias tanpa ia sadari. "Tolong letakkan di kamar di lantai dua. Pintu yang memiliki stiker bunga matahari." Kata sang ayah menjawab pertanyaan staf wanita tersebut, dan setelah mendapatkan instruksi yang jelas mereka lalu pergi meninggalkan Haechan dan ayahnya di ruang tengah yang tiba-tiba terasa begitu hening dan mencekam bagi Haechan.
"A-ayah..." Haechan terbata tanpa bisa melanjutkan perkataannya.
"Kami telah mempersiapkan pernikahan impianmu. Kau selalu ingin menikah di rumah dengan tema garden party, bukan? Kami akan mewujudkannya sebaik mungkin." Sang ayah tersenyum tulus dan mengedipkan sebelah matanya pada sang putra.
Perkataan ayahnya seperti sebuah guyuran air dingin pada wajah Haechan, membuatnya kembali tersadar pada kenyataan. "Apa maksud ayah? Aku menikah dengan siapa?"
"Mark Lee. Kalian akan menikah lusa dengan tema garden party, dan aku beserta papamu telah memberikan undangan untuk beberapa orang. Kau tidak perlu khawatir, pestanya hanya untuk keluarga kita saja. Dan kau akan pindah ke Korea Selatan dalam waktu lima hari untuk ikut bersama suamimu tinggal bersamanya dengan Jisung juga." Jelas sang ayah.
Haechan tidak tahu apa yang ia rasakan sekarang. Apakah ia ingin tertawa, atau menangis, atau berlari mengelilingi rumahnya sambil berteriak. "Mark Lee? Kakak iparku? Bagaimana bisa ayah menikahkan kami, huh? Belum tiga bulan kematian kakakku dan ini yang kalian lakukan pada kami? Apakah ayah memikirkan perasaan noona? Apakah ayah memikirkan perasaanku?" Beribu pertanyaan tiba-tiba muncul sekaligus dalam benaknya, dan Haechan merasa begitu kewalahan serta kebingungan.
"Kenapa? Kenapa aku harus menikah?"
"Sayang.." Haechan mendongak mendengar suara sang papa dari arah belakangnya. "Kau tidak perlu berteriak pada ayahmu seperti itu. Kami tentu saja memikirkan kalian. Kau adalah putra kami yang sangat berharga. Pernikahan ini adalah penting, dan ini adalah keputusan terbaik bagi kalian."
"Kalian siapa? Ayah dan Papa? Mark Lee? Jisung? Noona?" Haechan menatap kedua orang tuanya dengan nanar.
Papa berjalan menghampiri putra kesayangannya dan hendak menyentuh tangannya untuk menenangkan Haechan, tetapi lelaki itu bereaksi lebih cepat dari papanya. Ia berjalan mundur dengan pelan hampir tersandung oleh kakinya sendiri. Air matanya telah membasahi wajahnya, ekspresi terluka ia tunjukkan kepada kedua orang tuanya. "Aku tidak akan menikah dengan siapapun, terutama Mark Lee."
Haechan berlari keluar dari rumahnya dengan kencang setelah mengatakan hal itu kepada kedua orang tuanya.
□□□□□□□□□□MARKLEE♡LEEHAECHAN□□□□□□□□□
120423
KAMU SEDANG MEMBACA
Arranged Marriage
Fanfiction《《《BAHASA》》》 ‼️ read the tags on summary . . Haechan always felt his life was very funny, but when he married Mark Lee he felt his life was at the peak of comedy. "Don't worry, this isn't the first time." Mark smiled crookedly. . . Mark Lee x Lee H...