Boo, Bitch!

590 36 1
                                    

Flashback.

.

It helps build the mood for the next chapt;)

[]

Haechan menarik napasnya dalam-dalam, akhirnya ia menjadi seorang siswa SMA sekarang dan bisa bersama kembali dengan sang kekasih. Walaupun ia sangat senang dengan fakta itu, tetapi kenyataannya ia tetap merasa hari pertama dirinya masuk SMA sangat sial.

Begini, Haechan semalam ketiduran karena ia harus merayakan keberhasilan dirinya masuk SMA yang diinginkannya dan kembali bersama satu sekolah dengan Mark.

Sebagai perayaan, ia melakukan pesta kecil-kecilan di rumahnya. Dengan Markㅡkekasihnya, juga Jeno dan Jaeminㅡtentu saja. Mereka menghabiskan malamnya bersama di rumah Haechan.

Pagi ini semua temannya telah pulang, termasuk Mark. Dan tinggal dirinya yang sedang berdiri di depan cermin kamar mandinya sendirian. Mata kirinya terlihat bengkak dan merah, juga terasa gatal.

Haechan bisa menebak jika seekor semut menggigit kelopak mata bawahnya. Sungguh sangat sial untuk hari pertamanya berangkat ke sekolah.

"Papi!" Haechan berlari menuruni anak tangga dengan ceroboh dan menghentakkan kakinya di seluruh lantai rumah ketika ia berjalan menuju sang papa yang sedang menyiapkan sarapan untuk keluarga kecilnya.

"Sayang, bukankah ini terlalu pagi untukmu berteriak di dalam rumah?" Papa berbicara dengan suara kalem untuk menegur putranya.

"Lihat ini, pi!" Haechan tetap mengeluh dengan suara kencang tanpa memedulikan perkataan papanya barusan.

"Matamu bengkak, oh tuhan. Apa yang terjadi?" Papa sekarang ikut panik ketika melihat mata Haechan yang tidak terlihat baik.

"Tidak tahu, rasanya gatal juga." Haechan mulai merengek dipelukan papinya.

"Morning, My Love." Ayah mengecup bibir papa singkat, "and Sunshine." Lalu pipi Haechan. Ayah datang dengan menjinjing tasnya untuk bersiap bekerja.

"Kenapa kalian pagi-pagi berpelukan? Kenapa ayah tidak diajak?" Dan ayah langsung menghamburkan badan besarnya ke arah mereka dan memeluk keduanya dengan erat hingga membuat Haechan memekik.

"Hentikan, Jhon. Mata Haechan sepertinya terkena sesuatu." Ujar papa sambil mendorong tubuh besar suaminya dengan keras dan menunjukkan mata bengkak putra mereka.

"Ya tuhan, kau harus segera ke rumah sakit. Ayah akan membuat surat izin untukmu supaya kau bisa tidak masuk sekolah hari ini." Ayah memegang pipi putra kesayangannya dan mencebikkan bibirnya.

Papa memutar bola matanya dengan malas dan melanjutkan kembali aktifitas paginya sementara Haechan meresponnya dengan teriakan kencang. "Aku mau sekolah, yah. Ini adalah hari pertamaku kembali satu sekolah dengan Mark hyung." Dan ia mulai menangis dengan dramatis.

Ayah langsung mengubah ekspresinya menjadi datar. Merasa lelah dengan tingkah putranya itu. "Kau kenapa tergila-gila sekali pada Mark sih? Ayah lebih menyayangi dan mencintaimu. Teganya kau berpaling dari ayah dan mencintai pria lainㅡ" ayah tak kalah dramatis memeluk Haechan dan menyeka air matanya yang tidak terlihat.

Papa yang menyaksikan keanehan suami dan putranya itu hanya bisa mendengus. Ia pikir sifat aneh dan dramatis Haechan menurun darinya. Ternyata selama ini dari Jhonny, ia hanya menurunkan sifat centil dan yeah, sedikit obsesifnya.

"Hentikan kalian berdua, lebih baik duduk dan sarapan." Papa menarik suami dan putranya yang sama-sama dramatis itu ke meja makan. Ia lebih memilih untuk pergi ke kamarnya mengambil sesuatu.

Arranged MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang