❄︎[06] Who she is?❄︎

61 9 0
                                    

Happy reading!
~~~~~❄︎❄︎❄︎❄︎❄︎~~~~~

Keduanya berpelukan dengan erat. Mengikis rindu yang selama ini terpendam pada diri masing-masing.

"Kakak......" Suara rendah laki-laki muda itu terdengar bergetar, gadis di depannya tadi sempat melihat dengan jelas netra hazel itu memerah.

Kania tersenyum singkat kemudian tanpa kata menarik lembut tangan adik kembar laki-laki nya pergi dari tempat itu. Karano tidak protes sama sekali saat dirinya akan dibawa entah kemana, ia hanya ingin menikmati waktu lebih lama dengan kakak kembarnya ini.

Sementara orang-orang yang menyaksikan kejadian itu dibuat melongo, menjatuhkan rahang mereka tak percaya dengan apa yang sedang terjadi. Jelas saja, ini Karano lhoo.... Cowok yang dikenal dengan sifat keras kepala, pemarah, tidak mau menuruti perintah siapapun (kecuali kakak-kakak nya) dan jangan lupakan sifat datar dan acuh tak acuh cowok itu.

Tapi sekarang seorang cewek tak di kenal menariknya pergi Karano tidak protes, tanda-tanda penolakan juga tidak ada. Jadi bagaimana mereka tidak terkejut?

Kania sempat berucap pada dirinya sendiri. Jika anak ini menolak atau memberontak saat ia membawanya, Kania siap membius Karano dengan memukul tengkuk cowok itu keras hingga pingsan kemudian menggendongnya pergi.

Baru berjalan lima langkah, Kania terhenti saat mendengar suara seseorang meneriakinya.

"Woyy! MAU LO BAWA KE MANA TEMEN GUA?!"

Masih memegang tangan Karano, keduanya berbalik. Kania melihat dua orang yang tadi ia ingat menjadi backingan saudaranya berjalan menghampiri mereka, menatap penuh selidik pada Kania.

"Heh! Lo mau bawa Karano ke mana?! Jan mentang-mentang lo udah nolongin kita lo bisa bawa gitu aja sahabat gue!!" ucap salah satu dari mereka yang tadi meneriakinya dengan nada yang tidak santai.

Yang lain dari mereka baru saja akan menarik Karano mendekat tapi tangan Kania bergerak lebih cepat, ia tak terima saudaranya menjauh lagi.

"Woyy! Lo apa-apaan sih?!! Balikin sohib kita!!" sentak cowok satunya yang mengenakan baju merah maroon.

Kania hanya menatap mereka datar. Tidak berniat menjawab ataupun menanggapi kedua orang asing itu. Tidak peduli, Kania kembali menarik tangannya yang masih bertautan dengan Karano menjauh dari sana. Tapi langkahnya kembali terhenti saat ternyata tangan adiknya yang lain di cekal cowok berbaju merah itu.

"Lo mau bawa sahabat gue ke mana bang**t!!? HAH!!!?"

Cukup! Kania tidak bisa diam saja membiarkan adiknya masih dengan luka-luka lebam ini, ia harus cepat cepat pergi agar tidak ketahuan para bodyguard papa-nya. Jika tidak ia tidak tahu hal buruk apa yang akan terjadi.

Menetralkan rasa kesalnya, gadis itu menarik nafas pelan lalu menatap cowok yang masih memegang tangan Karano dengan tatapan dingin.

"Lepas," ucap Kania datar lengkap dengan raut datarnya pula.

"Ngga! Enak aja, lo yang lepasin tangannya!!" bentak cowok itu. Kemana rasa takut anak laki-laki muda ini?

"Kamu yang lepas," ujar Kania masih berusaha sabar.

"Lo-!"

"Ngga pa-pa,"

Baru saja cowok itu akan mengumpati gadis di depannya tapi dengan cepat di potong oleh suara datar Karano, anak itu tau apa yang akan dikatakan sahabatnya.

"Tap-"

"Gue bilang gpp," potong Karano lagi, menatap dua sahabatnya. Meyakinkan.

Keduanya diam, mereka tidak bisa mengatakan apapun lagi jika Karano sudah memandang mereka seperti itu. Melepaskan lengannya yang di pegang temannya Karano beralih melihat ke arah Kania yang hanya diam sambil menatap nya datar.

KANIANA [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang