❄︎[05] Meet with the Twin❄︎

74 8 2
                                    

Happy reading!
~~~~~❄︎❄︎❄︎❄︎❄︎~~~~~

Beberapa hari kemudian setelah Karizz 'bertamu'-ralat menyerbu rumahnya, Kania di buat pusing bukan main karna ratusan pertanyaan dari para cowok yang notabene adalah para sahabatnya itu. Apalagi karena mereka yang terus berdatangan bahkan berdiam di rumahnya selama duapuluh jam penuh benar-benar membuat Kania merasa seperti seorang tawanan rumah.

"Untuk keamanan, Ra." ujar Rezka kala itu.

"Kita khawatir tau nggak!! Jangan ngeyel deh kamu kan lagi sakit, ntar kalo dah sembuh kita pulang kok. Lagian kalo gaada kita kamu pasti ngga bakal minum obatnya," jawab Raditya saat Kania bertanya kenapa mereka tidak pergi-pergi juga setelah tiga hari.

Karizz bisa menginap di rumah Kania tanpa pulang karena baju-baju mereka ada di rumah itu, lebih tepatnya karna saking seringnya mereka datang dan menginap jadi sejak dulu Karizz sudah di sediakan kamar khusus untuk mereka di rumah tersebut.

"Dengerin Radit, ya? Kita beneran khawatir...." kata Adam waktu ia menghampiri cowok itu.

"Sama Radit," singkat Arezza yang membuat Kania langsung membanting Raditya. Iya, gadis itu membanting Radit saking kesalnya.

Ia harus meyakinkan 'Empat Iblis Pelindung' itu untuk pulang, agar dirinya punya waktu untuk pergi keluar dan setelah duabelas hari membujuk akhirnya Kania bebas. Rasanya sumpek terkurung dalam rumah bahkan untuk sekedar ke halaman belakang dan ia bahkan tidak boleh memegang bola! Padahal dia mau main.

Jadi sore hari ini Kania berencana pergi ke minimarket, ia berjalan menuju garasi untuk membawa Kyx-motor putih besarnya yang waktu itu di bawakan oleh bodyguard sang Papa.

Gadis itu mengenakan kaos putih lengan pendek dengan jaket hitam-putih, masker, celana hitam panjang dan sepatu sneakers putih, cukup sederhana.

Tangannya bergerak menggulung rambut panjang nya sebelum beralih mengenakan helm full-face miliknya. Gadis itu melajukan motor nya keluar meninggalkan pekarangan rumah.

Dua puluh menit berkendara akhirnya ia sampai di sebuah minimarket yang berada cukup jauh dari komplek rumahnya, Kania harus membeli kebutuhan bulan ini dan stok untuk lain waktu. Kania juga mengambil beberapa cemilan, snack, susu kotak bubuk rasa coklat, plester luka, betadin merah dan kopi hitam titipan Bi Minah, lalu memasukkan semuanya ke dalam keranjang.

Selesai pembayaran di kasir, Kania sudah menduduki Kyx saat ia melihat banyaknya motor-motor besar dari pantulan kaca minimarket melawati jalan itu. Kebanyakan dari mereka masih mengenakan seragam putih-abuabu khas anak SMA.

Dengan gerakan cepat Kania menyalakan motor setelah memastikan rambutnya tergulung rapi dengan tudung hoodie nya, ia memakai helm lalu menyusul rombongan-yang sepertinya, sebuah geng motor.

Hampir seluruh anggota yang dia ikuti itu mengenakan jaket hitam dengan tulisan perak EQWIOR di punggung mereka. Saat rombongan geng motor itu berhenti di suatu lapangan luas, Kania menepikan motornya agak jauh dari sana sebelum turun tanpa melepas helm nya.

Gadis itu menajamkan pandangannya untuk mengamati seraya bersandar di sebuah pohon tak jauh dari lapangan luas itu dengan bersedekap dada, Kania tertegun kala korneo matanya melihat simbol yang tercetak pada setiap dada kiri jaket geng motor yang tadi diikuti nya. Simbol itu, simbol yang sama dengan gambar yang di buatnya dengan rengekan adik laki-laki kembarnya.

"Kakann~~ Bikinin Ariz simbol donggg...." rengek seorang anak laki-laki sambil menggoyangkan lengan gadis yang sedang membaca buku di kamarnya.

"Buat apa sih?" tanya gadis itu, agak kesal karna waktu membacanya terganggu.

KANIANA [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang