chapter 01

8 3 0
                                    

BRAAK!!!

"HAH!! APA!! TUNANGAN?! PAPA YANG BENER AJA DONG KALO NGOMONG!!" pekik gadis yang biasa dipanggil leansa atau Lea itu, begitu mendengar ucapan sang papa. terkejut? sudah pasti! ia tak habis pikir bagaimana bisa sang papa ingin ia bertunangan, padahal ia sudah memiliki pacar.

"Lea, inikan cuma tunangan, bukan pernikahan kamu jangan heboh gitu dong.lagian, itu jugakan keinginan almarhum nenek kamu!" ucap sang papa menjelaskan.

"Tetep aja pa! mau tunangan mau pernikahan, bagi Lea itu semua sama aja!" Jelas lea, baginya tidak ada yang berbeda, ujung-ujungnya ia pasti tidak akan bebas.

"Nggak!! pokoknya aku nggak mau!! Lagian, kenapa harus aku coba? Kenapa bukan bang leo aja? Bang leo kan lebih tua?" Tunjuknya kepada sang Abang.

Leo yang mendengar namanya dibawa-bawa itu pun protes " lah, kenapa jadi bawa-bawa nama gua? Kan yang mau nenek tunangan itu elu bukan gue! Lagian gua nggak tua kok, lu nggak liat kulit gue masih kenceng? heh?" jelasnya dengan wajah sewot.

"Yaa... maunya sih begitu, tapi ya, karena orang yang akan ditunangkan sama kamu itu cowok, makanya kami tunangin sama kamu sayang..masak Abang kamu yang tunangan sama cowok." kini sang mama yang coba menjelaskan.

ia dan suaminya tau kalau Lea pasti akan menolak pertunangan yang diinginkan oleh almarhum ibu mertua nya itu. Tapi mau bagaimana lagi? Itu adalah keinginan ibu mertuanya semasa hidup. mau mengabaikan rasanya tak enak, mau melakukan inilah jadinya.

"Apapun alasannya aku nggak bakal pernah mau!!" telaknya lalu pergi meninggalkan meja makan tanpa menghabiskan sarapannya. Ia tidak peduli, dengan panggilan mamanya yang menyuruhnya kembali menghabiskan sarapannya.

Lea segera menghubungi Deni, sang kekasih untuk menjemput nya pergi ke sekolah, ia terlalu malas untuk mengendarai mobil. mood paginya hancur karena percakapan tadi.

Tak berselang lama, Deni datang dengan motor besarnya. tanpa basa basi Lea lalu naik keatas motor yang dikendarai Deni dengan sempurna, setelah dirasa sang pacar telah duduk dengan nyaman, Deni lalu melajukan motornya ke sekolah.

***

Saat setelah sampai disekolah, Lea bergegas turun dari motor sang pacar, tak lupa memberi kecupan manis kepada sang kekasih. lalu berlalu kedalam sekolah setelah melihat Deni sudah jauh melajukan motornya.

Memang, Lea dengan Deni beda sekolah, dan deni memang mempunyai sifat playboy, tapi itu tak membuat kepercayaan Lea kepada Deni memudar, walaupun banyak dari teman Deni yang sering mengatakan bahwa Deni sering kali bersama perempuan lain.

tapi menurut Lea, tak apa jika Deni selingkuh, selama hatinya tetap hanya kepadanya. Lagian Lea yakin mereka hanya pelampiasan sementara deni, dan setelah puas Deni akan tetap kembali kepadanya seperti sebelum-sebelumnya.

Lea berjalan kedalam kelasnya dengan santai, moodnya sudah cukup membaik karena di antar Deni. jarang sekali pacarnya mau mengantarnya seperti tadi, tidak sampai sebuah tepukan keras mendarat dipundaknya.

"Eh,..."

"APA!!"

"Oww, selow dong jangan ngegas, gue kan mau sapa Lo aja!" Ternyata pelakunya adalah Tio, teman sekelas Lea sekaligus ketua kelasnya XI IPS 1.

"Lo sih pake mukul-mukul segala, kalo mau nyapa ya nyapa aja nggak usah ngajak berantem!" Jelas Lea, sambil mengusap pundaknya yang cukup panas karena tepukan Tio tadi. kayaknya ni orang nepuk gue pake tenaga dalem dah, pikirnya.

"Ya elah..lemah Lo, cuma tepukan doang kok sakit gitu." Jawabannya dengan watados.

"Apa? Lo bilang apa? gue lemah? Ia gue emang lemah, mau rasain nggak pukulan orang lemah itu gimana rasanya?" Tantang Lea dengan senyum lebar iblisnya.

Tio yang melihat itu seketika merinding, "nggak dulu deh, kapan-kapan aja." Ia lalu pergi sambil berlari, sebelum Lea ngamuk lebih baik ia segera pergi pikirnya.

"Eh kok lari? Tungguin gue, katanya mau ngerasain pukulan orang lemah?" Teriak Lea sebelum mengejar tio.

Tio yang mendengar itu, semakin mempercepat larinya, dan terjadilah kejar-kejaran diantara mereka.

Sementara itu, seseorang yang memperhatikan mereka dari tadi pun bergumam kecil, "ternyata dia orangnya." lalu tersenyum tipis sebelum berlalu.

***

XI IPS I

Setelah puas membalas Tio yang mengatainya lemah, Lea duduk dibangkunya. Ia memikirkan kembali ucapan sang ayah tadi pagi, kira-kira apa alasan almarhum sang nenek sehingga ingin ia bertunangan? lalu siapa orang yang akan ditunangkan dengannya? Memikirkan hal itu justru membuat leansa pusing sendiri.

Tak ingin terlalu larut, Atensi Lea teralihkan oleh kedatangan kedua orang yang ditunggunya sedari tadi. dilihatnya satu dari dua orang itu sedang bercerita yang sepertinya terlihat seru, dia dina. Dan orang yang satunya adalah Eva. jika Dina adalah gadis yang cerewet, hubble, dan sedikit bar-bar. lalu Eva yang kalem, pendiam, dan perhatian. maka Lea adalah gadis sifatnya hampir sama dengan Dina.

Lea dan Eva sudah bersahabat dari SMP, lalu saat mereka memasuki SMA mereka lalu berteman dengan Dina.

"Loh...Lea, tumben kamu Dateng lebih pagi?" Tanya Eva setelah duduk dibangkunya, tepat disamping Lea. Dina juga menanggapi hal itu dengan anggukan, lalu duduk dibangkunya yang posisinya didepan Lea.

" Ho-oh, tumben Lo Dateng yang paling pertama diantara kita bertiga? Biasanya kan Lo yang terakhir. Mimpi apa Lo semalem?" Tanggap Dina dengan alis yang naik sebelahnya, dia cukup penasaran dengan hal ini.

"Kalian juga kok barengan? Janjian ya? Kok nggak ngajakin sih?" bukannya menjawab pertanyaan kedua sahabatnya, Lea malah membalasnya dengan pertanyaan balik.

"Lo kalo ditanya dijawab dulu dong, bukannya nanya balik! Lagian kita nggak janjian kok, cuma nggak sengaja ketemu diparkiran. Iyakan va?" Jelas Dina, Eva hanya menjawab dengan anggukan kepala, meyakinkan.

"Ya... nggak ada alasan sih gue Dateng pagi, mungkin karena lagi rajin juga kali, soalnya Deni yang anterin gue." tidak mungkin bukan Lea mengatakan alasan aslinya, karena kesal dengan ucapan papanya tentang pertunangan? Bisa-bisa nanti keduanya bertanya lebih banyak, terutama Dina.

"Ooohh.. kirain apa, orang dianterin ayang toh." Dina pun hanya manggut-manggut, dan leansa menanggapi dengan anggukan.

Mereka pun melanjutkan percakapan dengan bergosip ria, entah itu seputar tetangga, adkel yang sering caper, dan masih banyak lagi. kecuali Eva yang menyibukkan diri dengan membaca buku. Sampai mereka berhenti saat guru pelajaran pertama masuk.

                        **********

Hai semua... Selamat datang dicerita pertama aku, jika ada kesalahan dalam penulisan, jangan ragu buat ngasih saran...mohon bimbingannya.

ALEANSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang