Waktu terus berlalu. bel pulang sekolah juga sudah lama berbunyi.
Lea yang seharian tidak belajar karena ketiduran di UKS, dibangunkan oleh perawat disana yang memberi tahukan kepadanya, bahwa bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak tadi.
Dan disinilah Lea sekarang, dikarenakan tidak membawa kendaraan, membuat Lea hanya bisa menunggu bus yang lewat.
Lea hanya menghela nafas, niat hati ingin meminta tumpangan kepada Dina. Tapi ternyata, anak itu sudah pulang sedari tadi, bahkan tanpa membangunkan Lea terlebih dahulu.
Ditambah lagi, Lea meninggalkan hpnya dirumah tadi pagi. Membuat Lea tidak bisa menghubungi Leo untuk minta dijemput.
Dan Sialnya, hari itu cuaca sedang panas, membuat Lea tak henti-henti nya mengeluh.
"CK, Sial banget sih gue hari ini. udah kepala kena bola, ditambah lupa bawa hp lagi. ini kenapa cuacanya panas banget dah? bus nya juga mana sih? lama banget deh, nggak tau apa orang lagi laper." Gerutu Lea.
Lea yang bosan mengedarkan pandangannya ke sekeliling jalanan.
dilihatnya pedagang es krim diujung jalan sana. membayangkan segarnya meminum es saat sedang panas-panas seperti ini, membuat Lea berinisiatif membelinya.
Saat sedang menyeberang, Lea terkejut melihat dua orang sedang membeli es krim ketempat yang ia tuju.
Bukan, bukan terkejut karena mereka membeli es krim disana, melainkan karena siapa yang membeli es krim itu.
Tanpa aba-aba, Lea berlari mendekati dua orang itu, yang ia lihat akan kembali menaiki motor yang mereka pakai.
Lalu saat orang itu akan melajukan motornya, secara tiba-tiba Lea menghadang mereka. Hal itu membuat pengendara motor tersebut mengerem secara mendadak.
Sontak apa yang dilakukan Lea, membuat kedua orang itu terkejut. bukan hanya mereka, pengendara yang lain beserta orang-orang yang berlalu lalang juga terkejut atas tindakan gadis tersebut.
Lea mengangkat wajahnya yang tertutup rambut, terlihat mata gadis itu sudah memerah menahan tangis.
"Turun!" Perintahnya dengan suara lirih.
Tetapi kedua orang diatas motor itu hanya diam melihat kearah Lea. Lea yang melihat itu semakin geram.
"Gue bilang, TURUN!!" Bentak Lea, hal itu sontak membuat beberapa orang kembali memperhatikan mereka.
karena tetap tidak ada pergerakan, membuat Lea menghampiri mereka berdua. lalu menarik tangan perempuan yang duduk di jok belakang dengan kasar.
"Sshhh... Lea, sakit..." Ringis perempuan itu ketika tangannya ditarik dengan kasar. Lea hanya memandangnya datar.
Tindakan Lea membuat laki-laki yang tadinya hanya duduk diam diatas motor, langsung turun melihat tindakan gadis tersebut.
"Lea, lepasin dia!" Laki-laki tersebut pun mencoba melepaskan genggaman Lea kepada perempuan yang diboncengnya tadi, tetapi tidak berhasil. genggaman Lea terlalu erat. Laki-laki itu melihat Lea dengan tajam.
"Kenapa? Takut gue sakitin dia?" Bukannya takut dengan tatapan yang diberikan laki-laki didepannya, Lea malah melihat balik laki-laki itu tak kalah tajam.
Tapi hal itu tak berselang lama, Lea justru mengalihkan pandangannya. ia lemah, ia tak sanggup jika harus ditatap seperti itu oleh Deni. Ia, laki-laki itu adalah Deni.
Lea hanya menurut lalu melepaskan genggaman tangannya dari perempuan itu.
Deni segera menarik tangan perempuan tersebut kembali dengan lembut. Lalu memeriksa keadaan gadis itu.
Dapat Lea lihat, dari tatapan Deni ia sangat mengkhawatirkan perempuan tersebut. Seakan-akan perempuan itu sangat berharga bagi Deni.
Lea hanya bisa melihat mereka berdua dengan sorot mata yang terluka, sembari tersenyum kecut. apalagi saat Lea melihat wajah khawatir Deni kepada perempuan itu, membuat hati Lea semakin sakit.
Setelah dirasa tangan perempuan yang dikhawatirkannya tidak kenapa-kenapa, Deni lalu menyembunyikan perempuan itu dibelakang tubuhnya.
"Maksud ini semua apa Deni? Jelasin ke gue ini maksudnya apa? Lo ada hubungan apa sama dia?"
Tanpa menunggu waktu lama, langsung saja Lea mencerca Deni dengan banyak pertanyaan, sembari menunjuk perempuan Itu.
Deni hanya menatap Lea dengan datar tanpa berniat menjawab pertanyaan gadis didepannya. Deni memilih diam membisu.
Deni yang diam dengan tatapan datarnya, justru membuat Lea semakin yakin bahwa apa yang ia pikirkan benar adanya.
"Ja... Jangan mikir yang aneh-aneh Lea! I... Ini... Ini nggak seperti yang kamu pikirin Lea! Kami nggak ada hubungan apa-apa!"
Secara tiba-tiba, Perempuan yang berada dibelakang Deni membuka suara. Ia mencoba mendekati Lea tetapi ditahan oleh Deni.
Lea memandang perempuan itu.
"Heh, Emangnya apa yang gue pikirin? Cewek mana yang nggak mikir aneh... saat lihat cowoknya jalan sama cewek lain?? Apalagi kalo cewek yang jalan sama cowoknya itu sahabatnya sendiri, Eva??" Air mata yang sedari tadi ditahan Lea turun begitu saja."Gue bisa maklumin kalo seandainya kalian saudaraan...Tapi ini nggak... kalian nggak ada hubungan kekeluargaan sama sekali... Gimana bisa gue mikir yang nggak aneh-aneh, eva..." Sambungnya disela-sela tangisannya.
Eva mencoba menjelaskan kembali, tetapi Deni menarik tangannya. Mengisyaratkan untuk diam.
Iya, perempuan itu adalah Eva, sahabat Lea sejak SMP yang Lea anggap setia, ternyata menusuknya dari belakang.
"Selama ini gue selalu sabar ngehadepin semua tingkah Lo den... Bahkan hampir semua temen Lo bilang... kalo Lo selalu jalan sama perempuan lain. tapi apa yang gue lakuin...? Gue malah dengan bodohnya percaya, kalo Lo pasti bakal balik kayak dulu lagi ke gue, Deni..."
"Apa kurangnya gue Deni?? Apa?? Sehingga Lo lebih milih Eva daripada gue? Apa Deni? Jawab gue..."
"Kalo gue ada kekurangan... kasih tahu gue. Biar gue bisa ubah kekurangan gue itu Deni... biar Lo bisa kayak dulu lagi ke gue..."
"Jawab Deni, jawab!! jangan diem aja kasih tau gimana caranya Lo bisa suka lagi sama gue... Kasih kepastian ke gue Deni, biar gue nggak terlalu berharap sama Lo..."
Ucapan serta tangisan Lea yang semakin menjadi-jadi pun, membuat banyak orang semakin penasaran dengan apa yang terjadi diantara mereka bertiga.
***********
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEANSA
Teen FictionDikarenakan putus cinta karena dikhianati oleh pacar dan sang sahabat, membuat aleansa bertekad ingin membuat sang pacar alias mantan pacarnya menyesal telah meninggalkannya dan lebih memilih sahabat nya. Bermodalkan tekad tersebut, membuat gadis ya...