chapter 03

5 2 0
                                    

Pagi ini Lea bangun lebih terlambat, kemarin malam ia sibuk memikirkan ucapan kakaknya yang mengatakan siapa tunangannya.

FLASHBACK ON.

"Dia..." Leo menggantung ucapannya.

"Dia siapa?" Tanya Lea.

"Dia..." Leo kembali menggantung ucapannya. Biar Lea penasaran pikirnya.

"Dia siapa, goblok?" Tanya Lea lagi, ia yang tadinya malas, mulai penasaran. Leo tertawa dalam hati melihat itu.

"Sini gue bisikin." Lea pun menurut, dia mendekatkan telinganya kepada Leo. Leo yang melihat itu pun mendekat ke Lea untuk membisikan.

"KEPO.." Teriak Leo tepat ditelinga Lea, membuat Lea sontak menutup telinganya yang berdengung.

Leo tertawa terbahak-bahak melihat Lea, sembari menjulurkan lidahnya mengejek Lea. seolah-olah mengatakan gue berhasil bales Lo, siapa suruh usil.

Lea kesal, ia pun bangkit ingin membalas Leo kembali. tapi belum juga berhasil menggapai, Leo kembali berucap.

"Stop, jangan bales lagi, Lo emang nggak mau tau siapa tunangan Lo?" Ucapan Leo membuat Lea berhenti mendekat. alisnya  berkerut,ia berfikir, apa benar kakaknya tau siapa tunangannya?

Leo yang mengerti apa yang difikirkan oleh adiknya itupun, mengatakan.

"Gue tau tunangan Lo dari obrolan mama papa tadi malem, sumpah deh, nggak bo'ong." Jelas Leo menyakinkan, ia juga mengangkat kedua jari tangannya.

Lea kembali duduk disebelah Leo, melipat kedua tangannya sembari menghadap kearah Leo.

"Hasil nguping ternyata, jadi siapa?" Tanya Lea, semoga memang informasi beneran, harapnya.

"Jadi gue denger, kalo tunangan Lo itu...kakel Lo disekolah. Gue nggak tau pasti sih namanya siapa. Tapi...dari yang gue denger dia itu anak kedua sekaligus anak bungsu om darmana, Yang nggak pernah gue liat. Soalnya yang gue tau anak pertamanya doang, kalo soal anak keduanya gue nggak tau wujudnya." jelas Leo panjang lebar. Memaparkan yang ia dengar dan ia tau.

Penjelasan Leo membuat Lea diam. kakel nya disekolah, tapi siapa? Kakak kelasnya kan banyak. Siapa kira-kira diantara mereka anak om darmana sekaligus tunangannya?

FLASHBACK OFF.

***

Setelah sarapan, Lea bergegas akan berangkat. Baru saja Lea akan bangkit dari kursinya, Lea kembali disuruh duduk oleh papanya.

"Duduk Lea, papa mau bicara sesuatu sama kamu." Ucapan papanya tak serta merta membuat Lea kembali duduk, dia malah membalas.

"Tapi pa, Lea udah mau te..." Ucapan Lea terpotong oleh balasan papanya.

"Tidak usah membantah Lea, kalo papa bilang duduk ya duduk, Lea!"  Lea kembali ingin melawan perintah papanya. tapi, Leo yang duduk disebelahnya menarik tangan Lea, lalu menatapnya. Seolah-olah mengatakan duduk aja nggak usah bawel.

Akhirnya, dengan terpaksa Lea duduk kembali ke kursinya. Ia menatap leo, lalu mamanya yang duduk disamping sang papa, lalu terakhir menatap papanya.

"Lea...papa sudah merencanakan pertemuan kamu dengan calon tunangan kamu, sekaligus membahas soal tanggal pertunangan dan sebagainya. Kita akan pergi makan malam direstauran XXX yang sudah papa pesan. Untuk waktunya papa pilih lusa, karena tunangan kamu yang menentukan. Jadi, papa harap kamu tidak ada kesibukan pada malam itu." Jelas sang papa dengan panjang lebar.

Sontak hal itu membuat Lea terkejut, ternyata papanya menghiraukan penolakannya. Dan pertunangan yang tak diharapkan Lea itu, sudah akan direncanakan. Nggak!! Ini nggak boleh terjadi!!

"Pa, papa yang bener aja dong.. aku kan udah bilang, AKU NGGAK MAU TUNANGAN!!! nggak mau pa... Papa kenapa mesti maksa sih pa? Ha?" Tolak Lea, jelas ia tolak. Ia tidak ingin bertunangan, titik.

"Lea... Keputusan papa udah bulat okeyy, mau kamu Nerima ataupun nolak, papa akan tetep tunangin kamu sayang..." Jelas papanya lagi.

"Pokoknya aku nggak mau pah! Lagian kan, aku udah punya Deni pah... Kenapa papa mau tunangin aku sedangkan aku udah punya pacar?? Trus nanti Deni aku gimanain??" Memang benar bukan, Lea punya pacar. kenapa harus tunangan dengan cowok lain coba?

"Deni nggak baik buat kamu sayang... dia bukan cowok baik-baik. Jujur, papa kurang setuju sama hubungan kalian Lea." Ungkap sang papa.

Papanya memang tidak menyukai laki-laki badboy seperti Deni, ia mempunyai selera tersendiri. Apalagi, Sejak Lea memperkenalkan Deni sebagai pacarnya yang notabene seorang badboy, papanya semakin tidak suka. saat ditanya alasannya, papanya pun tak tau.

"Mau papa suka atau nggak suka sama Deni, aku tetep nggak bakal mau tunangan, titik. Aku berangkat." Putusnya, lalu berangkat setelah mengatakan itu.

***

Saat sudah sampai disekolah, Lea mencoba menghubungi Deni, dari kemarin malam Deni memang tidak pernah menghubunginya. Lea merasa, Deni sudah tidak menyukainya lagi.

Lea takut, jika Deni melupakannya. Lea tidak akan rela jika Deni lebih memilih perempuan lain selain dirinya. Lea masih tahan jika Deni selingkuh hanya untuk pelampiasan, tapi tidak jika Deni menetap pada selingkuhan nya dan tidak akan kembali kepada Lea. sungguh!! Lea tidak rela jika itu terjadi. Lea sudah terlalu dalam mencintai Deni.

Sembari berjalan menuju kelas, Lea terus menghubungi Deni. entah keberapa kalinya tapi tak satupun panggilan yang diangkat Deni. Lea mulai khawatir, Lea mencoba menarik nafas dan menghembuskan nya kembali.

"Sekali lagi Lea, sekali lagi okeyy... Kalo Deni nggak angkat telfon Lo lagi, positif thinking aja... mungkin Deni lagi sibuk okeyy..." Lea mencoba menyemangati dirinya sendiri bahwa Deni lagi sibuk. Lea nggak pernah tau Deni sibuk apa, tapi yang pasti sibuk selingkuh.

Lea mencoba menghubungi Deni lagi, dan... Diangkat. Tapi...

"Halloo..." Yang mengangkat bukan Deni.  Tapi, suara perempuan yang membuat Lea membatu ditempat.

                         **********

ALEANSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang