Maaf ya guys baru update, kemaren mendadak sakit mungkin karena kehujanan, buat kalian jaga kesehatan ya😊
Follow guys biar tahu ada ekstra part nya atau engga
Happy Reading
Diharapkan baca sampai bawah!!
Waktu berjalan begitu cepat tidak terasa Syifa sudah masuk bulan ke-sembilan kandungannya, pergerakannya terbatas karena perutnya sudah besar ia mengerjakan tugas rumah yang ringan-ringan saja karena Umma Fitri selalu melarangnya untuk bekerja berlebihan, setiap pagi ia selalu jalan-jalan pagi di sekitaran Pesantren.
Di usia kandungannya ke-9 bulan ini Hamzah berada di keluarga Zahra karena Faqih yang meminta untuk disana saja sampai Syifa melahirkan agar Syifa tidak kelelahan mengurus Hamzah padahal Syifa kesepian jika tidak ada bayi itu.
Pagi ini ia akan jalan-jalan pagi bersama suaminya karena ini hari libur ia ingin sekali pergi ke rumah pohon yang beberapa bulan lalu di mimpikan oleh Gus Faqih, sudah lama Syifa meminta mengunjungi tempat itu namun selalu ada saja halangan untuk pergi kali ini baru ada kesempatan dan waktu luang Gus Faqih untuk mengajak Syifa ke tempat itu.
Karena jarak Pesantren ke Rumah pohon jauh jika ditempuh dengan jalan kaki jadi Faqih mengendarai motor untuk kesana bersama Syifa, tadinya Faqih ingin menggunakan mobil saja agar Syifa lebih nyaman tapi istrinya itu meminta naik motornya saja karena Syifa ingin menghirup udara segar dan menikmati perjalanan dengan naik motor.
"Kamu yakin ga mau naik mobil aja? nanti pegel kalau naik motor," ucap Faqih sebelum mereka pergi.
"Yakin Mas, ayo ihh buruan nanti keburu siang terus panas," balas Syifa.
Faqih hanya menuruti saja kemauan istrinya, Faqih mulai menyalakan motornya dan Syifa langsung naik ke motor dengan hati-hati, ia duduk menyamping di atas motor.
"Udah yuk berangkat, bismillahirrohmanirohim."
Motor melaju keluar Pesantren Syifa berpegangan erat pada suaminya menikmati udara segar di pagi hari, senyum terus terbit di bibirnya, sesekali ada warga yang menyapa yang mengenal Gus Faqih dan Syifa dan mereka berdua pun menyapa balik.
Tidak butuh waktu lama mereka sudah sampai di tempat rumah pohon berada, sedikit berbeda dengan yang berada di mimpi Faqih saat itu.
"Di dalam mimpi waktu itu, rumah pohon ini Mas hiasi pakai balon-balon dan ada bunga-bunga juga, sekarang terlihat tidak terawat karena Mas jarang ke rumah pohon ini lagi," jelas Faqih.
"Siapa yang buat Rumah pohon ini Mas?"
"Mas yang buat, ini nanti buat tempat bermain anak-anak kita membuat kenangan bersama di rumah kecil ini," ujar Faqih lalu tangannya terulur mengelus perut Syifa yang sudah membesar itu.
"Pengen naik tapi ga bisa, bahaya juga soalnya bawa beban," celetuk Syifa.
"Heh itu anak kita sayang bukan beban," ucap Gus Faqih.
"Hehe bercanda Mas, aku mau lihat danau seperti yang Mas bilang, katanya di dalam mimpi waktu itu aku sama Mas Faqih naik perahu, ayok Mas kita jalan-jalan."
"Iya iya tapi hati-hati ya pelan-pelan aja nanti kamu cape."
Mereka berdua berjalan dengan saling berpegangan tangan, Syifa melihat orang-orang yang sedang senam di lapangan hijau itu, pagi-pagi begini belum banyak orang yang berkunjung ia melihat ke arah danau yang indah, airnya sangat terlihat jernih, perahu-perahu berada di pinggir danau belum ada yang menaiki nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GUS DUDA IS MY HUSBAND
Spiritual- Zona teka-teki 1 - Kalian baca cerita ini siap-siap jadi detektif "Menikahlah dengan suamiku dan jaga baby Hamzah." Syifa Adzkia Husna, si gadis super aktif itu harus rela menjadi ibu pengganti dan menikah dengan duda pasif yang tak lain adalah s...