Yoshi duduk santai sambil melirik 5 pemuda didekatnya. Jika sore begini teman temannya suka nongkrong di cafe kecil, ditemani rokok dan kopi
"Katanya nongkrong tapi malah asik sendiri" ucap Yoshi sambil memperhatikan teman temannya yang asik bermain ponsel, "Ngobrol kek atau bercanda kaya biasa"
Hening, tidak ada sahutan. Sebelum salah satu dari mereka bersuara dengan nada menyindir, "Berasa nongkrong sama patung"
Lagi lagi hening. Ada yang menunggu laki laki itu melanjutkan ucapannya, ada juga yang tetap lanjut main hp
"Dulu aja tongkrongan kita asik bahkan sampai ada yang iri. Sekarang kemana manusia manusia yang gue kenal? Perasaan gak ada yang kek gini, yang asik sama dunianya sendiri"
"Jeongwoo.."
"Apa?" sela Jeongwoo menatap datar orang yang menegurnya, "Bang Hyunsuk mau bilang cukup, Woo. Jangan ngomong macam macam, semuanya lagi sensitif. Asal ngomong bisa bikin perkara, gitu kan? Basi"
"Udah, Woo"
"Capek, Bang. Gue yakin Bang Yoshi juga capek. Kita gak seharusnya kek gini. Cari cara, Bang bukan malah asik sendiri. Jadi manusia itu jangan gampang pasrah"
"GUE BILANG CUKUP, JEONGWOO!" bentak Hyunsuk, "Kita diam bukan karena pasrah. Tapi emang gak tau harus pakai cara apa lagi"
"Kalian masih ngeributin hal yang sama?" tanya Yoshi. Dia menunduk, "Gara gara gue tongkrongan kita jadi kacau"
"... Gue tau, gue mau ngasih tau kalian. Tapi gak tau gimana caranya" lanjutnya lalu pergi dari sana karena merasa bersalah tapi tidak tau apa yang harus dia lakukan
Hari ini Junkyu dalam mood yang kurang baik. Tadi mamanya menyuruh Junkyu ke dokter, memeriksa keadaan mata nya pasca insiden sebulan yang lalu. Tapi Junkyu menolak, sebab dia sudah tau apa yang terjadi dengan mata nya
Penglihatannya tidak akan bisa kembali seperti semula
Dan fakta itu hanya akan membuat dirinya hancur, lagi
Siapapun manusia pasti akan berada di posisi Junkyu jika dihadapi fakta bahwa mengalami kebutaan permanen. Setelah insiden naas itu, Junkyu sempat tidak sadar selama 3 hari. Setelah sadar, yang dia lihat hanya kegelapan
Itulah yang membuatnya sempat mengurung diri dikamar selama beberapa hari sebelum Jihoon membujuknya dengan berbagai cara agar pemuda itu mau membuka diri lagi. Tidak sia sia, Jihoon berhasil. Untuk pertama kalinya dia diajak keluar rumah, ke taman tua yang tidak terpakai
Kata Jihoon, selama lo koma gue main nya kesini. Disini udaranya enak, tenang gak berisik
Dan Junkyu menyukai tempat itu. Hingga di hari kedua, dia bertemu Yoshi yang ternyata juga sering kesana. Pertemuan itulah yang membuat keduanya bisa berteman seperti sekarang
"Hoon, lo udah pulang kah?" tanya Junkyu yang kini duduk di ruang tengah, "Udah pulang kali ya?" gumamnya saat tidak mendapat sahutan dari Jihoon
Disisi lain, Suzy, mamanya Junkyu baru saja pulang dari pasar. Saat hendak membuka gerbang, salah satu tetangga memanggilnya, "Bu Suzy tunggu sebentar, Bu!"
"Iya? Ada apa ya, Bu?" bingung Suzy
Tetangga itu tampak berpikir, "Gini, Bu Suzy, maaf kalo saya lancang. Emm.. Junkyu gakpapa kan, Bu?"
Suzy mengerutkan dahinya. Merasa heran dengan pertanyaan itu, "Gakpapa maksudnya gimana saya kurang paham"
Tetangga itu semakin tampak gelisah. Entah apa yang ingin dia katakan, "Emang ada apa, Bu? Kalo ada sesuatu tentang anak saya bilang aja"
"Emm..." dia tampak berpikir sebelum menggeleng, "Gakpapa, Bu. Lain kali aja ya? Saya permisi dulu"
Setelah kepergian tetangga itu, Suzy bergumam sambil membuka pagar rumahnya, "Bu Irene itu kenapa sih aneh banget"
Saat malam taman tua itu jadi gelap. Tapi tidak membuat Jihoon mengurungkan niatnya mendatangi Yoshi yang tengah jongkok sambil memainkan rumput didekat ayunan
Jihoon berdehem mengalihkan atensi Yoshi, "Gue mau ngomong"
Yoshi mendongak sebentar, "Ngomong aja"
"Sampe kapan lo ganggu Junkyu?" tanyanya to the point
"Ganggu?" beo Yoshi, "Gue ganggu Junkyu? Yakin cuma gue doang?"
"Gue gak ganggu Junkyu. Gue ada karena punya alasan tersendiri"
"Gue juga" sahut Yoshi cepat dan tegas. Dia menatap Jihoon yang juga menatapnya, "Gue juga punya alasan kenapa ada— masih ada disini. Kita sama sama butuh Junkyu"
"Junkyu yang butuh gue" sela Jihoon datar, "Dia butuh gue, Yoshi. Alasan gue masih disini karena dia masih belum bisa gue lepasin gitu aja. Dan mungkin sebentar lagi dia bakal terbiasa sama keadaannya yang sekarang. Kalo hari itu terjadi, itu artinya gue udah bisa lepasin dia"
Yoshi memperhatikan Jihoon. Terdapat sorot kesedihan di matanya. Yoshi tau, ada tanggung jawab tersendiri yang Jihoon pikul sebelum meninggalkan Junkyu
"Dan lo gak bisa main main lagi, Yosh. Lo bukan manusia yang gak punya batasan waktu. Semakin lama lo disini, semakin tersiksa" Jihoon menjeda ucapannya, "Gue tau cuma Junkyu yang bisa nolong lo. Cuma Junkyu media yang bisa menyampaikan apa yang lo mau. Lo harus bertindak. Lo mau Junkyu terus dianggap gila?"
"Tapi gue nyaman temenan sama dia" sahut Yoshi pelan
"Gue tau. Gue juga" jawab Jihoon, "Tapi disini bukan tempat kita. Lo masih harus ngasih tau fakta itu ke Junkyu"
"Gue cuma takut fakta itu bikin dia stres lagi, Hoon"
Jihoon tersenyum sambil menepuk pundak Yoshi, "Itulah guna nya gue masih ada disini"
KAMU SEDANG MEMBACA
Help me! ✓
Teen FictionDia ada bukan tanpa alasan "...Gue ada disana. Gue harap lo cepat temuin gue."