01

185 22 1
                                    

Sudah seminggu ini dia sering duduk disana. Sekedar ngobrol dengan orang yang baru dia kenal, kebetulan sering kesana juga

Hanya taman tua yang letaknya tidak terlalu dekat dengan keramaian, tapi masih bisa dijangkau mata

"Hari ini ada cerita apa lagi, Kyu?" tanya pemuda dengan jaket hitam disampingnya

"Biasa, Yosh. Mama" sahut Junkyu, "Sampe sekarang gue masih bingung kenapa Mama mendadak berubah"

"Soal Jihoon?" Junkyu mengangguk

"Gue sama Jihoon udah temenan dari TK sampe segede ini. Kita gak pernah berantem hebat apalagi sampai Mama ngelarang gue temenan sama dia, kaya sekarang"

"Gue disebelah kiri lo, Kyu" ucap Yoshi saat Junkyu menoleh ke kanan. Pemuda itu lantas tersenyum saat Junkyu menoleh ke arahnya, "Gak usah dipikirin. Mungkin ada alasan kenapa nyokap lo tiba tiba ngelarang. Orang tua gak mungkin ngambil tindakan buat anaknya tanpa alasan"

"Tapi---"

Yoshi menepuk pundak Junkyu, "Udah jam 5 sore. Gue anter pulang"






Junkyu dengan langkah pelan berjalan menuju kamarnya. Tangannya yang beralih fungsi sebagai mata meraba sekitar

"Junkyu!!" pekik seseorang tepat disamping telinga Junkyu membuat pemuda jangkung itu terperanjat, "Kaget ya?"

Junkyu berdecak, "Jihoon bangsat!" Jihoon terkekeh melihat wajah kesal Junkyu, "Ngapain lo disini? Gak pulang?"

"Gak bisa pulang" sahut Jihoon

"Kenapa lagi? Jangan bilang kalo lo diusir lagi karena susah bangun" tuding Junkyu

Jihoon menggeleng, "Bukan. Pengen ketemu lo aja"

"Tumben?"

"Ya pengen aja, Junkyu" sahut Jihoon gemas lalu membantu Junkyu masuk ke kamarnya, "Nyokap lo tadi ke minimarket depan. Bokap lo ada di ruang kerja nya"

"Kok tau?"

"Gue dari tadi disini nungguin  lo. Lo nya aja yang keasikan main sama Yoshi" jawab Jihoon sedikit kesal, "Gitu ya mentang mentang dapat teman baru yang lama dilupain"

"Tau ah lo baperan, sana jauh jauh" Junkyu mendorong bahu Jihoon yang terkekeh disampingnya

"Kuy lah ke kamar. Gue punya gosip tentang janda di blok sebelah"







Komplek yang ditempati Junkyu bukanlah komplek elit kaya di novel novel. Cuma komplek biasa, tapi nyaman ditempati. Ada taman kecil diujung sana yang sering didatangi Junkyu dan Jihoon

Seperti sekarang. Jihoon dengan setia menuntun Junkyu. Sesekali membenarkan topi hoodie yang dikenakan sahabatnya itu

"Lo pake jaket gak, Hoon?" tanya Junkyu

"Nggak. Kenapa?"

"Pantesan tangan lo dingin" jawab Junkyu sambil meraba tangan Jihoon, "Sekarang cuaca ekstrim, Hoon. Kadang kalo panas, panas banget. Kalo dingin ya dingin kaya malam ini. Lo harus pake jaket kalo gak mau sakit"

Jihoon tersenyum jahil, "Utututu perhatiannya. Ayang nya siapa sih ini?"

"Jijik bangsat!" umpat Junkyu sambil memukul Jihoon disebelahnya. Walaupun nihil, karena Jihoon dengan cepat menghindar, "Gue serius. Kalo lo sakit, yang nanti ngajak gue main keluar siapa? Yang nganterin gue ketemu Yoshi siapa? Yang jadi mata gue kalo---"

"Iya iya bawel banget lo jadi cowok" potong Jihoon. Lalu membawa Junkyu menuju bangku taman yang ada disana, "Entar deh lain kali gue pake jaket. Tapi pinjam punya lo ya?"







"Astaga Junkyu!! Kamu dari mana aja sih, Nak!? Mama sama Papa cariin kamu dari tadi. Mama panik waktu tau kamu gak ada dikamar"

Junkyu yang baru saja dibukakan pintu pun hanya bisa diam

"Kamu kemana tadi? Sama siapa?"

Junkyu meraba tangan mamanya yang memegang wajahnya, "Junkyu sama Jihoon cuma ke taman di ujung sana doang kok, Ma"

Mamanya diam dengan pandangan yang sulit diartikan. Tangan nya pun tidak lagi menyentuh wajah Junkyu, "Mama masih disitu gak?" tanya Junkyu karena merasa mamanya tidak bersuara dan dia berpikir wanita itu sudah pergi

"Berapa kali Mama bilang stop ladenin Jihoon. Mama takut kamu keseringan ketemu dia, Junkyu" ucap mamanya setelah diam beberapa saat

Junkyu menghela napas kasar, "Mama ini kenapa sih, Ma? Mama kaya baru kenal Jihoon. Aku dari kecil temenan sama dia, Ma. Jadi aku tau gimana Jihoon. Walaupun sering jahil, tapi dia baik. Bahkan dia juga yang bisa bikin aku mau keluar kamar. Harusnya Mama berterimakasih sama Jihoon, bukan nyuruh aku jauhin dia"

Napas Junkyu memburu. Ini kali pertama dia semarah itu pada mamanya. Dia hanya merasa tidak habis pikir. Junkyu merasa aneh dengan orangtuanya yang tiba tiba melarangnya berteman dengan Jihoon. Padahal dulu Jihoon seringkali diminta menginap dirumah. Mamanya juga sayang dengan Jihoon, begitu juga papanya. Mereka bersahabat sejak kecil, orangtua mereka juga saling kenal sebab mereka pernah bertetangga dulu

Selama ini Junkyu tidak merasa ada yang aneh dari Jihoon. Laki laki itu masih sering julid, sering jahil, sering marah. Tapi tidak membuat Junkyu dalam bahaya sampai membuat orangtuanya melarang mereka berteman

"Junkyu capek, Ma. Junkyu ke kamar ya? Maaf tadi keluar rumah gak izin"

Help me! ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang