"Jasad Yoshi ada dibalik batu dekat goa yang ketutupan sama pohon tua gede, ada semak belukar juga yang nutupin batu itu. Setelah kalian turun ke dasar jurang, kalian langsung bisa lihat lokasi yang saya maksud. Dia ada disana, Pak"
Para tim menatap Junkyu. Antara merasa tidak yakin, tidak percaya atau bingung
"Kamu yakin? Bagaimana kamu bisa tau sedetail itu?" tanya anggota tim yang lain
"Ceritanya panjang, Pak. Kalo saya jelasin pun kalian pasti gak percaya. Tapi saya gak bohong, saya berani jamin ucapan saya sendiri. Bapak bisa cari sekarang" ucap Junkyu meyakinkan
"Tapi cuaca tidak memungkinkan, Nak. Masih gerimis dan bisa membahayakan tim jika memaksa pencarian di kondisi sekarang"
"Tapi---"
"Kita bisa lanjut esok pagi" papa Haruto tiba tiba muncul dibelakang Junkyu dan Hyunsuk, "Satu hari lagi kita tambah pencariannya. Jika esok masih belum ditemukan, dengan sangat terpaksa kami akan menutup pencarian ini"
Mendengar itu Junkyu rasanya lemas. Dia sebenarnya juga tidak yakin. Dia memikirkan berbagai kemungkinan. Begitupula Hyunsuk dan yang lainnya. Mereka harap harap cemas sekarang
Paginya, mereka sudah tiba disana. Beruntung hari ini cuaca cukup mendukung. Mereka; 10 pemuda itu harap harap cemas saat tim mulai melakukan pencarian
Iya, mereka kompak membolos demi menyaksikan pencarian itu. Ya walaupun sudah dilarang, tetap saja mereka melanggar
"Gue deg degan euy" celetuk Jeongwoo
"Iya sama njir. Dagdigdug jantung gue" Junghwan menyetujui
Ya tanpa mereka sadari juga mereka mulai mengakrabkan diri setelah pertemuan tempo hari
"Lama banget njir. Rasanya gue mau ikut turun kebawah sana" sambung Jaehyuk
"Mau turun kebawah? Perlu gue bantu dorongin gak?" tawar Mashiho
"Dorong aja, Shi. Dia ngeselin" sahut Hyunsuk, "Sekalian Haruto sama Jeongwoo juga"
"Gue diam doang padahal" gumam Haruto membuat yang lainnya tertawa
"Please lah, Sa lo masa balik lagi ke mode robot sih?" ucap Mashiho yang melihat Asahi sejak tadi diam, "Ngomong kek atau apa gitu"
"Males" jawabnya singkat lalu menghampiri Junkyu yang sejak tadi tidak ikut nimbrung obrolan yang lainnya
"Kukunya jangan digigitin" Asahi menarik pelan tangan Junkyu, "Gak usah khawatir. Yoshi pasti ditemuin hari ini. Percaya sama gue"
"Percaya itu sama Tuhan. Kalo sama lo musyrik" celetuk Junkyu
"Anjing!" Asahi tidak sadar mengumpat waktu dengar jawaban Junkyu, "Dibaikin malah betingkah lo"
Junkyu terkekeh, "Bercanda, Sa"
Asahi tersenyum. Dia senang bisa melihat Junkyu tertawa. Dia memang tidak bisa mengungkapkan apa yang dia rasakan sekarang. Tapi dia berjanji akan menggantikan Jihoon menjaga Junkyu dan mengajak anak itu berbaur lagi dengan dunia luar
Waktu terus bergulir. Tim yang ditugaskan untuk turun kebawah mulai menyusuri hutan dibawah sana. Sesuai petunjuk yang diberikan Junkyu kemarin, setelah mereka turun kebawah mereka akan melihat batu yang dimaksud
Benar saja, batu itu ada disana. Dengan kaki yang masih terbalut converse hitam berada di balik batu yang tertutupi oleh pohon dan semak. Memang jika tidak teliti tidak akan ada yang menyadari keberadaan mayat disana
Dari jarak mereka sekarang, sudah tercium bau busuk yang menyengat
Mereka mulai berjalan mendekati jasad itu. Kantung jenazah juga sudah disiapkan. Salah satu anggota tim memeriksa jasad yang dalam keadaan tengkurap itu. Wajahnya hampir tidak bisa dikenali. Tanah, darah dan daging yang mulai membusuk. Tapi satu hal yang menguatkan jika itu Yoshi adalah pakaian yang dikenakan, gelang yang dipakai, ktp, dan beberapa bagian tubuh yang sesuai dengan ciri ciri yang mereka ketahui
Setelah mengevakuasi jasad Yoshi, mereka mulai naik ke atas
Disana kesepuluh remaja itu tanpa bisa dicegah menangis saat melihat tim yang membawa kantung jenazah dengan isi didalamnya
"Lapor, kami berhasil menemukan jasad saudara Yoshinori"
Junkyu memang tidak melihat. Tapi dia mendengar. Dia tau Yoshi sudah ditemukan. Airmatanya jatuh tapi bibirnya tersenyum tipis, tipis sekali
"Yoshi ditemukan, To" ucap Jaehyuk lalu memeluk Haruto
"Itu Bang Yoshi, Woo. Itu Yoshi. Astaga Ya Tuhan" Yedam menatap nanar kantung jenazah didepan sana. Disampingnya ada Jeongwoo yang menangis dalam diam
Sedangkan Mashiho dan yang lain juga ikut merasakan apa yang dirasakan teman satu geng Yoshi
"Makasih ya, Kyu udah bantu gue. Sekarang gue udah bisa pulang. Gak ada lagi yang nahan gue disini. Gue bisa tenang sekarang. Maaf udah ngerepotin lo sama yang lainnya. Gue titip salam buat semuanya ya?" suara Yoshi terdengar lembut ditelinga Junkyu
"Yoshi.." lirih Junkyu, "Yoshi lo udah pergi? Yosh.." tidak ada sahutan. Hanya ada suara bising dari tim dan kepolisian, "Titip salam juga buat Jihoon disana ya? Semoga kalian berdua tenang disana"
Junkyu menyapu sudut matanya yang berair. Hingga dia merasakan bahunya ditepuk, "Udah gue bilang kan kalo hari ini bakal berhasil"
Junkyu terkekeh pelan, "Lo bener, Sa. Hari ini dia berhasil ditemuin. Hari ini juga dia udah bisa pulang"
"Lo gak sendiri. Masih ada kita, Bang" kali ini Haruto yang bicara, "Lo bisa masuk circle kita sekarang"
"Asal jangan ikut tawuran aja nanti, Kyu" celetuk Mashiho
"Lah kan gue buta mana bisa tawuran bego! Yang ada gue nyungsep duluan"
"Anjir dark jokes!"
"Gelap banget woi! Lampu mana lampu!"
Junkyu terkekeh. Dia mulai menerima keadaan dia sekarang. Benar apa kata Jihoon, dia harus mulai terbiasa. Dia tidak sendiri
"Jenazah Yoshi dibawa ke rumah sakit dulu. Besok nanti dimakamkan. Terimakasih atas kerjasama nya" ucap ayah Haruto sambil menyalami yang lainnya
"Sama sama, Pak"
Setelah kepergian papa Haruto, mereka menghela napas lega. Rasa haru, sedih campur jadi satu
"Pulang yuk. Istirahat, besok kita ke pemakaman Yoshi"
KAMU SEDANG MEMBACA
Help me! ✓
Teen FictionDia ada bukan tanpa alasan "...Gue ada disana. Gue harap lo cepat temuin gue."