DUA PULUH ENAM

21 3 0
                                    

Freya mengalami sesak nafas , dan tubuhnya sangat lemah. Juno ingin segera membawanya ke rumah sakit, namun Freya menolaknya. Freya sangat lemah. Freya ingin ditemani Juno dan Audrey saat ini. Terpaksa Juno harus mendatangkan Dokter dan perawat untuk memeriksa kondisi Freya yang sedang memburuk. Juno menghubungi keluarga di Jakarta sejak kemarin agar segera datang dan membantunya.

Mereka menjalani Swab PCR, dan mereka dinyatakan positif Covid-19. Mereka memutuskan untuk isolasi mandiri dirumah, Dan meminta dokter dan perawat dari rumah sakit tempat Freya dirawat selama ini untuk datang memeriksa mereka.

Freya hanya bisa terbaring di kamar dengan Infus dan oksigen, sepanjang hari Freya meneteskan air mata. Juno merasa sedih atas semua yang menimpa keluarganya. Namun Juno selalu memberi semangat untuk sembuh dan pulih pada Freya. Audrey yang tidak merasakan gejala apapun tetap bersemangat dan tetap mengikuti pelajaran melalui daring.

Banyak sekali perhatian yang diberikan tetangga, karyawan Cafe Juno dan Guru di sekolah Audrey. Mereka mengirimkan makanan-makanan, serta bahan mentah dan ucapan semangat untuk keluarga Juno.

Setiap pagi dan sore petugas rumah sakit datang untuk memeriksa mereka. Suasana hujan yang lebat beserta petir yang menyambar di langit, Suasana nampak sendu karna Freya semakin memburuk. Juno dan Audrey berada disampingnya, mereka menggenggam tangan Freya dan selalu memberikan semangat serta doa.

"Juno...Sesungguhnya aku ingin bersama kalian lebih lama" Ucapnya terbata sambil meneteskan air mata

"Kamu pasti bisa Sayang..."Ucap Juno juga meneteskan Air mata

"Mommy...Cepat sembuh, Aku ingin bermain bersama Mommy"

"Sayang...Turutilah apa kata Daddy ya..."

"Mommy... Ayo bermain denganku"

"Juno, berjanjilah padaku kamu akan menikah lagi dan berbahagia"

"Aku hanya mencintaimu Freya..." Ucap Juno membentak dan meneteskan Air mata. Perasaan Juno sangat tak karuan. Ia merasa benar-benar akan kehilangan Freya.

"Aku ingin memeluk kalian sebelum pergi"Ucap Freya, Juno menangis sejadi-jadinya dan memeluk Freya yang sudah tak kuasa duduk. Wajahnya sangat pucat. "Titip Audrey ya sayang"

"Freya Please... "Juno menangis menciun kening Freya

Petugas Rumah sakit tiba Sore itu, dan terpaksa segera membawa Freya ke rumah sakit. Namun sayang Juno dan Audrey tidak diperbolehkan mengiringinya karena mereka juga terpapar Covid dan harus Isolasi mandiri dirumah.

"Mommy... Mommy..." Audrey yang ada di gendongan Juno melepas genggaman tangan Freya hingga dihalaman rumah. "Mommy cepat pulang"Ucapnya meneteskan air mata, Juno tak tega melihat Freya yang lemah serta bocah kecil yang terus memanggil ibunya.

"Freya..."Juno menangis memeluk putrinya, Freya memandang mereka saat petugas mendorongnya dengan brankart kedalam ambulan hingga pintunya ditutup. Air mata Freya terus mengalir dari sudut matanya. Saturasi oksigen Freya terus menurun dan nadinya semakin lemah. Mobil ambulan melaju kencang menerobos lebatnya hujan.

Freya tiba di IGD Rumah Sakit, sementara Juno menenangkan putrinya yang menangis. Juno mencoba untuk bersabar dan mengajak Audrey membaca dongeng. Namun malah membaca dongeng Cinderela yang membuat Audrey sedih.

"Daddy... aku tidak ingin menjadi Cinderella" Ucap Audrey dengan polosnya

"Cinderella seorang princess"

"Daddy... aku tidak ingin mempunyai ibu tiri jahat"

Juno Menghela nafas "Audrey tidak akan memiliki ibu tiri, Ibu Audrey hanya Mommy Freya yang sedang berjuang untuk sembuh" Jawab Juno terisak

WILD FLOWERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang