4.

141 21 1
                                    

Hyunjin menatap dari kejauhan punggung kekasihnya yang tengah menyiram tanaman. Punggung mungil yang dulu selalu ia peluk tampak sangat tegar dari posisinya berdiri saat ini. Hyunjin sudah turun tadi tapi Jeongin menolak untuk bertemu dengannya, kekasihnya itu tidak memberi penjelasan alasan menolak bertemu dengan Hyunjin. Padahal dalam 10 minggu terakhir, Hyunjin yang gemar datang selalu mendapat tempat khusus untuk bertemu Jeongin—tentu dengan bantuan dari suster kepala. Tapi sepertinya hari ini adalah pengkhususan untuk menolak kehadiran Hyunjin.

Sebenarnya, Hyunjin menebak alasan Jeongin menolak adalah jadwal kontrol kehamilannya. Jeongin seakan menutupi sekali keadaan bayinya dari Hyunjin—dan orang tuanya. Hari ini adalah jadwal yang sudah Jeongin buat dengan Jisung, Hyunjin tau tentu dari Jisung yang ia ancam tadi pagi. Jangan beri tau Minho atau Hyunjin akan dipukul habis-habisan oleh Minho karena mengancam kekasih laki-laki mirip kucing garong itu. Ancaman Hyunjin tidak seaneh itu sebenarnya hanya akan menutup salah satu studio music yang dimiliki Jisung—nyatanya alasan itu sangat kejam hanya karena Hyunjin sekarang memiliki agensi yang kuat.

Selama ini Jeongin sangatlah rajin dalam mengontrol kehamilannya. Laki-laki itu akan sangat bahagia setelah mendengar kabar anaknya dari bibir Jisung. Walaupun kadang tidak mempedulikan kekhawatiran Jisung karena kondisi Jeongin yang banyak berubah dan meminta Jeongin banyak istirahat. Jeongin akan menjawabnya dengan senyumnya khasnya sambil melambaikan vitamin yang diberikan. Berjanji tidak akan mengkhawatirkan baik Jisung maupun Minho. Begitu saja Hyunjin sudah cukup bahagia, namun sejujurnya ia berharap juga berada disana saat Jisung sibuk memeriksa keadaan Jeongin. Ikut menyaksikan langsung bagaimana keadaan anaknya—anaknya saat ini sudah memiliki ekspresi wajah. Hyunjin jadi rindu dengan Riki remaja.

Tidak jarang Hyunjin meminta suster untuk mengingatkan Jeongin konsumsi vitamin. Asam folat, obat tambah darah dan vitamin lain yang dibutuhkan saat kehamilan, semuanya Hyunjin ingat dengan baik sambil mencocokan kondisi anaknya dari mulut Jisung. Memastikan bahwa RIki-nya sehat dan kelak akan tampil sangat gagah. Kebanggaannya.

Tersadar dari lamunannya saat ia melihat Jeongin keluar dari panti, tak lupa melambai pada anak-anak panti yang mengantar kepergiannya. Jeongin berjalan pelan menuju halte bus terdekat. Bus yang akan membawanya ke klinik Jisung. Hyunjin menyaksikannya dari balik mobil mewahnya, raut bahagia Jeongin saat mengusap perutnya. Hyunjin dengar dari Jisung, Jeongin juga kadang mengeluhkan masalah pencernaan atau selalu ingin kencing namun ia tau itu hal yang normal. Anak mereka sedang tumbuh sangat sehat hingga menendang kecil yang menyebabkan pencernaan kekasihnya itu tidak nyaman, atau pertumbuhan cepat anaknya yang menekan kandung kemih Jeongin.

"Aku jadi ingin menenangkan Riki agar tidak banyak mengganggu Ayahnya," setelah memastikan Jeongin naik bus, Hyunjin melaju lambat di belakang bus itu. Hal yang rutin ia lakukan saat Jeongin berangkat menuju klinik Jisung.

"Andai kamu duduk di sampingku, Jeongin-ah, akan kukagumi dirimu sepenuh hatiku."

Begitu Jeongin masuk ke dalam klinik, Hyunjin juga hanya diam di tempatnya. Ia tidak berani masuk dan menunjukkan diri di depan Jeongin. Berharap tak ada yang menyakiti perasaan Jeongin dengan bertanya kemana pasangannya. Karena sejatinya pasangan berengsek Jeongin berada di tempat yang sama tapi tidak berani mendekat.

Jeongin sudah keluar dengan senyum indahnya. Laki-laki manis itu memandang buku yang dibawahnya, sesekali mengusapnya. Hyunjin tanpa banyak berpikir segera keluar dari persembunyiannya.

"Apakah aku boleh mendapat sedikit kebahagianmu, Jeongin-ah?" Jeongin yang masih sibuk dengan bukunya tidak terkejut. Sepertinya dia tau bahwa selama ini Hyunjin mengikutinya.

"Sepertinya Tuan Hwang tidak memiliki banyak kesibukan hingga bisa mengikutiku periksa kesehatan." Kan.

Hyunjin mengusap belakang kepalanya. "Maaf jika membuatmu tidak nyaman."

Kamu Dalam Ingatanku Yang Samar [Hyunjeong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang