ARVASAL 2

854 22 1
                                    

Me, and me. You and you.




24 February 2023
____

“Papi, hari ini aku gak ada kelas, jalan-jalan yuk, Salsa bosan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Papi, hari ini aku gak ada kelas, jalan-jalan yuk, Salsa bosan.” Ucap gadis ini mengandeng lengan Lio.

“Hari ini gak bisa, papi ada kerjaan sayang.” Ujar Lio sangat sibuk.

Salsa sontak melepas gandengannya tadi, menatap Lio dengan kesal. Waktu dengannya sangatlah dikit, bahkan jarang kalau Salsa hitung-hitungan.

“Bisa gak sih sehari aja gitu papi gak kerja? Salsa butuh papi, butuh teman.” Ujar Salsa sedikit marah pada Lio.

Lio menatap Salsa dengan lekat. “Kalau papi gak kerja kamu mau makan apa? Bayar kuliah pakai apa? Beli baju-baju, keperluan kamu pakai apa Salsabila?”

“Papi egois! Salsa gak suka sama papi yang sekarang, papi beda sama papi yang Salsa kenal dulu!” kesal Salsa pergi meninggalkannya kediamannya.

Lio melihat arah pergi Salsa dengan sendu, rasanya melihat anaknya seperti tadi sangatlah sakit. Semenjak ditinggal oleh mendiang istrinya, ia menjadi gila kerja dan tidak terlalu memperhatikan Salsa, anak semata wayangnya.

Disisi Salsa, gadis ini menangis di ayunan taman komplek perumahannya. Pagi-pagi seperti ini jarang ada yang main karena anak-anak pastinya sekolah, Salsa malas jika kabur ke rumah Marka dan pastinya papinya akan kesana.

“Udah gede kok nangis, cengeng.” Ucapan barusan membuat Salsa menoleh dengan terkejut.

“Ihh Marka, gue kira siapa!” kesal Salsa kembali menangis.

Marka berdecak malas, pria ini duduk di ayunan sebelah kiri Salsa. “Kalau emosi biasa aja, papi lo sampai kerumah tadi, dia panik cariin lo, bunda aja panik.”

Salsa sesenggukan. “Papi Lio jahat Marka, dia bukan papi Lio. Bukan papi yang Salsa kenal.”

“Lo sama papi lo masih sama-sama berkabung atas kepergian mami Tamara Sa. Ayolah, udah 5 tahun lamanya, jangan terus sedih kaya gini.” Ucap Marka kini berjongkok di depan Salsa.

Salsa mengeleng singkat. “Salsa udah ikhlas mami pergi Marka, tapi papi yang susah. Padahal Salsa udah selalu ingatkan papi.”

Marka mengangguk lalu menggenggam tangan Salsa. “Berat emang buat papi lo, tapi satu-satunya orang bisa bisa rubah sikapnya Cuma lo Sal, bunda yang sebagai adiknya aja gak bisa.”

“I—iya hiks..... Salsa kangen papi Lio yang dulu hiks.....” Salsa pun kembali menangis memeluk Marka.

“Malu Sa, ada ibu-ibu lagi suapin anaknya ngeliat lo nangis kaya gini dihh.” Ujar Marka mengelus punggung Salsa.

Pasalnya Marka sudah biasa memeluk Salsa jika menangis, bukannya malu karena di lihat orang-orang tapi lebih kasian Salsa yang jadi sasaran gosip pagi-pagi ibu menyuapi anak-anak mereka.

ARVASAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang