ARVASAL 3

640 17 0
                                    

Four you baby





27 February 2023
_____

Adzan Dzuhur berkumandang, Salsa dan kedua sahabatnya keluar dari kelasnya yang telah selesai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adzan Dzuhur berkumandang, Salsa dan kedua sahabatnya keluar dari kelasnya yang telah selesai. Untung saja kelas mereka bentar, jadi bisa pulang jam segini.

Namun semuanya itu hanya sebentar karena ada kelas online nanti sekitar pukul 15:30. Kini mereka bertiga berjalan ke kantin bersamaan, lapar juga selama mereka belajar tadi.

Ramainya para mahasiswa yang telah selesai kelas memenuhi setengah kantin hari ini. Salsa menatap seluruh meja dan berakhir di salah satu meja yang tidak lain adalah meja Marka dan kawan-kawannya.

“Marka, bagi duit dong.” Ujar Salsa yang menghampiri sepupunya itu.

“Duit? HEH, MATRE AMAT JADI CEWEK NENG.” Ucap salah satu sahabatnya Marka yang tak lain adalah Travis Manuel Scot.

Salsa menatap tengil ke pria itu. “Jaman sekarang cewek matre kali, sama kaya gue yang matre ke sepupu sendiri.”

Mereka kaget, padahal sudah sahabatan sangat lama namun baru mengetahui bahwa Marka memiliki sepupu perempuan, yang mereka tau itu laki-laki.

“Buset punya sepupu cewek gak pernah bilang lo?” ujar Travis Manuel Scot, bertepuk tangan kecil.

“Kalau gue bilang lo malah deketin dia, gak sudi gue punya besan kaya lo.” Decak Marka sembari mengeluarkan uang.

Marka memberikan dua lembar uang berwarna merah pada Salsa. “Nih, sana cabut, disini banyak setannya.”

“Awww, makasih Marka. Btw, calon suami diem aja deh. Gak papa, cintaku padamu masih penuh sedalam samudera.” Ucap Salsa menyeringai senang.

Arvan yang mendengar itu hanya diam, tidak berkutik apapun. Seperti ia sudah kebal dengan ucapan Salsa dimana-mana. Mau di chat ataupun di kampus.

“Sa, ayo dong lo lama deh.” Ucap Cattleya yang memeluk kekasihnya dari belakang.

“Lo juga ngapain bucin? Mau bikin gue panas?” kesal Salsa pada Leya.

Leya tertawa terbahak-bahak, gadis ini melepaskan pelukannya namun sebelumnya ia mengecup pipi kekasihnya itu. Zuarenz Jergas Adhiwijaya. Yang tidak lain adalah sepupu dari Aravan wisma Adhiwijaya.

“Yaudah ayo, laper nih gue.” Ucap Casey sedikit kesal.

“Yuk cabut, bye-bye Marka sekali lagi makasih duitnya.” Seru Salsa langsung pergi ke stan makanan.

“Calon suami, ada yang jadi tunangannya sepupunya Marka?” heran Travis yang masih tidak paham.

Marka berdeham singkat. “Gak ada, Cuma Salsa suka sama si Arvan dari SMP, makanya suka halu nikah sama tu bocah.”

Travis manggut-manggut. “Van, kalau gak mau buat gue aja, hahaha, lumayan cantik pula dia.”

“Lo gak dengar apa tadi Marka bilang apa? Dia gak mau punya besan kayak lo.” Ujar Jergas dengan malas.

“Nunggu dia nyerah sama gue, lo boleh ambil.” Ucapan Arvan membuat mereka menoleh bersama.

“Kalau dia gak nyerah lo mau nikah sama Salsa?” tanya Marka serius, karena ini menyangkut kebaikan Salsa.

Arvan menatap Marka dengan datar. “Gak, lo tau? Sepupu lo itu bukan tipe gue, jangan harap gue bisa buka hati buat dia.”

Ucapan Arvan tadi membuat tangan Marka mengepal kuat. “Setidaknya lo bakalan tau kedepannya kaya apa, gue kasih tau juga buat lo. Salsa anaknya nekat kalau udah suka sama orang.

•••


Malam ini adalah malam yang paling bagus untuk Salsa, karena Lio sudah kembali seperti Lio yang Salsa kenal dulu. Dimana perhatian lebih milik Lio kembali untuknya.

Salsa sedari tadi tidak melepaskan pelukannya, amat-amat rindu dengan sikap papinya yang dulu.

“Salsa kangen banget sama papi, jangan berubah lagi ya? Salsa gak suka.” Ujar Salsa memperdalam pelukannya.

Lio terkekeh kecil mengelus punggung Salsa. “Iya sayang, maafin papi ya cantik? Maaf bikin kamu kesepian selama ini.”

“Hmm, jangan buat Salsa kesepian lagi ya papi.” Ucap Salsa diangguki Lio.

“Papi janji sayang, janji gak bikin kamu kesepian lagi.”

“Aaaa sayang papi Lio” seru Salsa.

Saat sedang asik berpelukan Salsa baru ingat dengan saran Marka semalam. Dengan cepat ia melepaskan pelukannya dan menatap Lio dengan pandangan sumringah.

Lio yang melihat itupun langsung menatap Salsa dengan bingung. “Kamu kenapa cantik? Bikin papi kaget aja sih.”

“Hehehe maaf papi, Salsa baru ingat. Ada yang mau Salsa ceritain ke papi, penting banget deh pokonya.” Ujar Salsa amat-amat serius.

“Apa? Kamu mau uang lagi? Atau beli sepeda baru buat gantiin sepeda butut kamu itu?” semua ucapannya di gelengkan Salsa.

“Bukan, jangan pernah bilang sepeda Salsa butut deh papi. Itu sepeda kesayangan Salsa dari SMP, udah deh fokus ke cerita aja.” Decak Salsa mulai malas dengan sikap papinya ini, namun ia senang juga.

Lio mengangguk lalu berdeham singkat. Dengan fokus ia menatap Salsa yang mulai bercerita.

“Aku kan jatuh cinta nih, dia cowoknya cakep banget deh pokonya. Salsa suka sama dia dari SMP, karena kita satu sekolah tapi beda kelas aja. Nah karena sukanya sampai sekarang jadi Salsa selalu caper ke dia, bahkan selalu ngajak nikah karena umur Salsa tergolong cukup buat nikah muda.”

“Tau gak sih papi aku udah di tolak sama dia sebanyak 193 kali, tapi aku belum nyerah sama sekali. Pokoknya dia harus jadi suami Salsa, papi bisa bantu kan? Salsa liatin cowoknya nih, papi pasti kenal deh sama dia.” Sambung Salsa langsung memperlihatkan foto Arvan.

Lio menatap dengan teliti foto pria itu, dengan perlahan juga ia mengingat siapa pria ini. Dan benar juga, dugaannya benar kalau anaknya menyukai tembok berjalan.

“Kamu serius suka sama tembok berjalan sayang? Dia anaknya pak Gunawan, rekan bisnis papi. Sebulan yang lalu malah kita baru meeting bareng, Arvan juga disana karena dia kan yang pegang perusahaan papahnya dari sekarang.”

“Dia cuek, dingin banget pandangannya, papi aja gak betah kalau meeting sama dia, mending sama pak Gunawan aja.” Sambung Lio yang memberitahu putrinya.

Salsa terkejut namun terkekeh kecil, ah rasanya memang pantas julukan tembok berjalan untuk Arvan. Tapi balik ke tujuan awalnya, membujuk papi Lio untuk bisa menikahkan dirinya dengan Arvan.

“Tapi Salsa mau nikah sama Arvan Pi, bantuin dong please.” Ujar Salsa memakai jurus lugunya.

Lio menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu. “Eummm, kita lihat nanti ya, gak bisa sembarangan asal minta jodohin kamu sama Arvan, takutnya mereka punya tipe menantu juga.”

“Ishhh, harus bisa pokoknya! Salsa ini anggun loh papi, pasti mamanya Arvan suka sama Salsa dengan sekali ketemu, percayalah dengan anakmu ini Baginda raja.” Tutur Salsa yang menurunkan kakinya. Yang dari barbar jadi anggunly.

“Kalau mau jadi menantu yang baik itu jaga sikap, berhenti merokok juga, kamu ini cewek-cewek pecandu rokok.” Ujar Lio mencolek hidung Salsa.

“Heh, kalau papi mau tau. Salsa terakhir ngerokok semalam, sehari ini gak ada pegang rokok, soalnya rokok Salsa diambil Marka.” Ucap Salsa sedih.

“Bagus, kalau bisa nanti papi bilang ke Marka buat ambil rokok yang kamu beli.” Seru Lio menjahili putrinya ini.

Salsa cemberut, membuang mukanya dengan kesal. “Gak asik ah, papi sama Marka sama aja.”

“Ganti ke permen botak aja sayang, rokok gak baik buat kesehatan kamu. Nanti kalau sudah menikah bakalan susah punya anak, kamu perempuan jadi harus jaga kesehatan.” Ucap Lio menarik Salsa untuk ia peluk.

“Beliin satu pabrik.” Ucap asal Salsa di jawab dengan dehaman Lio.

“Gak papi Salsa bercanda aja, beliin satu truk aja serius deh. Gak usah banyak-banyak nanti gigi Salsa ompong.” Ujar Salsa terkekeh kecil.

“Iya sayang, nanti sekalian papi beli eskrim satu truk sama tempatnya. Biar kamu berhenti merokok, mami bakalan sedih liat kamu gini pastinya.” Ucap Lio mempererat pelukannya.

Salsa mendongak kecil menatap papinya. “Salsa I'm sorry papi, I'm sorry.”

It's okay dear, jadi pembelajaran aja ya? Sekarang masuk kamar gih tidur, besok kamu kuliah lagi.”

“Okay, good night papi Lio!” seru Salsa mencium pipi Lio kanan kiri.

“Good night too princess.”

____

____

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




ARVASAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang