ARVASAL 8

537 20 1
                                    

Vote and komentar please!!

Vote and komentar please!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Eughhh

Salsa menerjapkan matanya berkali-kali untuk menyesuaikan pandangannya. Gadis ini menatap pria yang tertidur pulas di depan dadanya, sangat gemas melihat Arvan tidur seperti anak kecil.

Mengingat kejadian semalam, Salsa terkekeh geli. Semalam itu mereka bertengkar karena tidak ada yang mau mengalah untuk tidur di sofa, alhasil mereka berdua membuat batas tidur dengan guling namun pagi ini gulingnya sudah berada di bawah.

Tapi tak apa, jika dulu ia halu tidur dengan Aravan kini menjadi kenyataan, benar-benar doa anak baik. Salsa pelan-pelan melepaskan pelukan tangan Arvan dari pinggangnya, sangat hati-hati agar Arvan tidak bangun.

Berhasil melepaskan pelukannya, Salsa mengambil guling dan meletakkan di samping Arvan agar ada yang di peluk. Sebelum mandi, Salsa semalam sudah meminta papinya untuk mengambilkan pakaiannya, jadi ia ambil dulu di depan pintu, dan langsung mandi.

Hampir 25 menit mandi dan berpakaian, Salsa melanjutkan dengan skincare rutin. Salsa menatap Arvan yang masih pulas dari kaca, benar-benar kebo Arvan tuh, tapi kalau cape saja mungkin. Soalnya Salsa tau kalau Arvan itu anak rajin.

Selesai skincare Salsa kembali ke kasur untuk membangunkan Arvan, takut orangtuanya sudah menunggu dibawah untuk sarapan kan tidak enak.

“Van bangun Van, udah siang ini. Udah pada nungguin dibawah buat sarapan.” Tutur Salsa menggoyangkan badan Arvan.

“Duluan, gue masih cape.” Jawab Arvan berpindah posisinya.

“Oh yaudah, gue kebawah duluan, gak enak sama yang lain.” Ujar Salsa langsung meninggalkan kamar.

Sebenarnya ia tidak mau meninggalkan Arvan sendiri di kamar, pastinya tidak enak jika di tanya keluarganya kalau tidak bersama Arvan saat makan nanti.

Tapi perutnya sudah demo semua, sebab semalam hanya memakan kue tar dan juga air putih saja, benar-benar tidak kenyang.

Sesampainya di ruangan sarapan yang sepertinya private Salsa langsung duduk di sebelah papinya.

“Selamat pagi.” Ucap Salsa pada semuanya.

“Pagi sayang, kok sendirian? Arvan mana?” tanya Mira.

“Masih tidur ma, katanya capek, nanti Salsa bawain sarapan dia ke kamar.” Ujar Salsa sedikit tersenyum.

Mira manggut-manggut, toh biasa juga kalau sehabis acara Arvan sering sakit. Walaupun hanya pusing, tapi Arvan sangatlah manja jika sudah merasakan meriang.

ARVASAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang