ARVASAL 9

569 13 1
                                    

His size is quite large





_____

Dari kejadian bulan lalu, Arvan dan Salsa semakin dekat saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dari kejadian bulan lalu, Arvan dan Salsa semakin dekat saja. Tidak ada jarak lagi di antara mereka kali ini, walaupun kamar masih berpisah.

Sebulan menikah dengan arvan enak juga, ada tidak enaknya saat awal-awal menikah sih, tapi sekarang sudah seperti pasutri pada umumnya.

Hari libur seperti ini biasanya Salsa pakai untuk mencuci pakaiannya. Salsa memang mencuci baju miliknya dan Arvan sendiri, namun soal seprei dan selimut ia serahkan pada bik Ayu.

Soalnya Salsa tidak biasa mencuci selimut maupun seprai. Beres mengeringkan baju, Salsa langsung memindahkan semua pakaiannya ke ember lalu membawanya ke belakang untuk ia jemur.

Mumpung matahari panas kan, kalau hujan ribet. Baju pada lembab terus bikin bau apek. Percuma jadinya Salsa mencuci baju kalau hasilnya bau apek.

“Sal.” Panggilan berat seseorang membuat Salsa menoleh ke belakang.

“Baru bangun? Butuh apaan, biar kelar jemur gue masakain.” Ucap Salsa kembali menjemur pakaian.

Arvan berdeham singkat lalu memeluk Salsa dari belakang, pria ini menyembunyikan wajahnya di ceruh leher Salsa.

“Apaan sih, gue susah gerak Van. Awas, jemuran masih banyak ini.” Kesal Salsa pada Arvan.

“Diem Sal, jangan bikin singa gue bangun. Gue gak mau nganu sama lo.” Ujar Arvan pelan.

“Yang mau di masukin sama singa lo siapa? Gue juga ogah anjir, awas sana.” Decak Salsa langsung menyikut perut suaminya.

Salsa melangkah kesal menenteng ember bekas jemuran tadi, gadis ini ke dapur untuk mencuci tangan sebelum memasak makanan. Ia membuka kulkas untuk mengecek apakah ada bahan yang bisa dirinya olah dengan cepat.

Nyatanya tidak ada apa-apa di kulkas selain buah potong, rasanya ia lupa belanja bulan ini. Salsa mengambil buah semangka untuk di hidangkan pada Arvan, yang penting perut ke isi dulu oleh buah.

“Apa, mau protes? Sereal lo pada habis, sayuran sama nugget juga, gak usah komplen. Makan, terus anter gue ke supermarket.” Ucap Salsa duluan saat Arvan ingin berkomentar.

“Kenapa gak bilang dari semalam kalau pada habis.” Ujar Arvan juga yang kesal, masa iya pagi-pagi makan semangka.

“Emang gue buka kulkas semalam? Kan lo yang terakhir di bawah kemarin, gimana sih.” Kesal Salsa yang sudah tak ada kesabarannya lagi.

ARVASAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang