ARVASAL 15

343 9 0
                                    

Apapun masalahnya, cuma kamu obatnya.

Tugasnya sebagai seorang ibu rumah tangga bukan lagi leha-leha di setiap paginya, Salsa tipikal cewek malas menjadi rajin setelah menikah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tugasnya sebagai seorang ibu rumah tangga bukan lagi leha-leha di setiap paginya, Salsa tipikal cewek malas menjadi rajin setelah menikah.
 
Jaman sekolah Salsa bener-bener anti dengan yang namanya bebersih rumah, masak bahkan mencuci pakaiannya sendiri, semuanya di kerjakan oleh bik Ara. 

Sekarang semuanya berubah, semenjak kuliah Salsa sedikit rajin dari sebelumnya. Walaupun masih ada sedikit malasnya tapi untuk melayani suami sangat rajin. 

Arvan dan Salsa sedang sarapan bersama sebelum ke kampus, keduanya sarapan dengan roti telur dan sayur, sandwich homemade ceritanya. 

“Yakin mau masuk? Semalam lo ngeluh masih sakit,” tanya Arvan kembali memastikannya.
 
Salsa mengangguk, “Ada ujian harian sekarang, gue gak mau ikut susulan. Nanti ada Leya sama Casey ini” 

“Oke, ayo berangkat.” Ujar Arvan. 
Salsa meneguk setengah susunya lalu memberikan bakas piring makannya pada Arvan, sekalian nitip agar tidak terlalu banyak gerak.

Di perjalanan menuju kampus, Salsa menatap jalan saja tanpa berbicara apa-apa dengan Arvan. Mood pagi ini hanya tentang ujiannya, dosen yang mengabari secara dadakan jadi seluruh siswa pasti tengah kepikiran.

Arvan sesekali menatap istrinya yang diam saja, ia jadi takut istrinya itu kenapa-kenapa karena memaksa masuk hari ini. 

“Are you okay? Kata gue kalau masih sakit juga jangan masuk, mau muter balik aja?” tanya Arvan sebelum memasuki area kampus. 

“Masuk aja Van, gue cuma kepikiran ulangan dadakan aja. Dikit lagi jam masuk, ayo.” Ujar Salsa meminta Arvan memasukkan mobilnya.

Arvan mengangguk sambil melajukan mobilnya, sampainya di parkiran Salsa menarik napasnya dalam-dalam untuk mengisi energi pagi ini.

“Duduk yang benar nanti ya, lo pakai rok hari ini. Gue gak mau aset gue dilihat-lihat sama temen sekelas lo.” Tutur Arvan menatap mata cantik Salsa. 

Salsa mengangguk, “Iya Van gue bakalan duduk yang bener, bawa kain pantai juga kok tenang aja.” 

“Pinter istri gue, ayo ke kelas.” Ucap Arvan keluar mobil duluan. 

Ia membukakan pintu untuk Salsa, wanita ini tersenyum lebar lalu mereka jalan bersama walaupun dengan pelan. Masih sedikit ngilu di bagian selangkangan Salsa. 

Gedung Arvan dan Salsa sangatlah beda, makanya Arvan mengantarkan Salsa sampai kelas dengan aman baru ia bisa ke kelas dengan tenang. 

Tidak masalah telat masuk uang penting keadaan istri nomer 1. Arvan menatap Salsa yang langsung duduk dekat dengan Cattleya dan juga Cayes, ia pun bergegas menuju kelasnya.

Di dalam kelas Arvan sudah ada teman-temannya, Arvan masuk dengan permisi karena ada dosen baru ia duduk bersebelahan dengan Marka. 

“Tumben telat lo, kemana dulu?” tanya Marka.

“Kelas Salsa, dia maksa masuk hari ini.” Ucap Arvan menaruh buku di mejanya.
 
Marka mengangguk saja lalu fokus pada pembelajaran hari ini. 

•••••

Dalam dekapan hangat dan nyaman, Salsa merasakan sensasi yang luar biasa malam ini bersama suaminya untuk hari ini. 

Sebelum berbincang sambil pelukan, Salsa meminta Arvan mengoleskan salep kembali pada area sensitifnya agar cepat sembuh. Mereka menikmati malam hari di temani film dan pelukan hangat. 

“Gue pernah janji bakalan sentuh lo kalau lo udah beres skripsi, tapi gue sentuh lo pas belum skripsian.” Tutur Arvan merasa bersalah mengusap kepala Salsa.
 
“Ihhh gak papa, kita kan harus memenuhi kemauan orang tua kita yang pengen cucu. Gue gak papa kok ambil cuti nanti kalau misalnya jadi.” Ucap Salsa mendongak menatap wajah Arvan.
 
Cup 

Cup

“Makasih dan maaf, karena Mama lo harus terima nanti kedepannya.” Ujar Arvan mengecup pucuk kepala Salsa.
 
Salsa menggelengkan kepalanya, “Ngapain minta maaf terus nyalahin Mama? Gak baik tau, itu tugas gue sebagai istri dan menantu yang harus mematuhi kemauan mertuanya sendiri.”

“Sttt, jangan ngomong apa-apa lagi! Gue gak masalah cuti kuliah buat hamil anak lo, ini kemauan gue, keinginan gue dan gue siap buat semuanya. Jangan bawa-bawa Mama lagi pokoknya.” Tutur Salsa menghentikan pembicaraan suaminya yang hendak berbicara.

“Hahaha iya, kita juga butuh temen kan? Kasian lo kalau gue tinggal ke kantor sendirian dirumah kalau lo lagi di bakery gue ada temen jadinya.”
 
“Lucu gak sih kalau kita udah punya anak? Apa lagi di umur 22th. Dulu gue mikir mau nikah sama lo terus dan akhirnya kesampaian juga hehehe, kalau dulu lo ada mikir apa?” 

Arvan berpikir sambil sesekali menatap istrinya. “Besarin perusahaan Papa, karena dulu perusahaan Papa down banget jadi gue ambil alih pas gue umur 19. Gak ada kepikiran buat nikah umur muda kaya gini tapi Mama jodohin gue sama cewek yang selalu maksa gue nikah berkali-kali.” 

“Tapi, semenjak lo hadir di kehidupan gue rasanya gak sepi lagi. Dulu isi otak gue cuma berkas, sekarang isinya lo doang.” 

“Apaan sih gombal, jelek gombalan lo, geli gue.” Tutur Salsa dengan senyumannya.

Pipinya merah seperti tomat, Arvan terkekeh lalu mencubit pipi merah itu. “Salting ya? Hahahaha.” 

“Gak ada, gue mau tidur aja!” ngambek Salsa menidurkan badannya sambil menarik selimutnya. 

“Belum selesai liat pipi merahnya gue, Sal liat dong muka salting nya hahaha.” Ledek Arvan terus menerus.

Salsa tak menghiraukan ucapan Arvan, sial. Dirinya salting habis malam ini.

•••••

Bali, 27  February 2024

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bali, 27  February 2024

ARVASAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang