Bab. 3

6.1K 631 23
                                    

"Bagus kalau begitu"

"Bagus kepalamu! Kau tidur dengan laki-laki! Astaga, kepalaku" Renjun memejamkan matanya, sementara Mark terlihat lebih santai. Ia malah sudah bersiap untuk turun dari mobil.

"Akan lebih mudah kalau dia pria, kau tidak perlu takut lagi jika aku akan menghamili seseorang" Mark menyeringai "Oh ya, karena dia lelaki, aku tidak berjanji untuk tidak memukulnya" lanjutnya sebelum turun dari mobil. Bahkan Renjun belum sempat membalas ucapan pria itu ketika dia seenaknya langsung pergi keluar.

Mark berjalan menunduk dengan cepat, walau disini sepi, tapi tetap saja ia takut jika ada yang melihat. Maka dari itu, ketika ia sampai didepan Haechan, pria itu langsung menarik si manis masuk kedalam gedung, dan untungnya Haechan menurut saja tanpa protes. Saat mereka berdua berada didalam, Mark menarik maskernya, kedua mata itu menatap Haechan dengan tajam.

Sama sekali tidak merasa terancam, Haechan juga ikut menarik maskernya. Pemuda itu lalu menyeringai kecil "Kau bawa uang yang aku minta?"

Mark terkisap saat pemuda didepannya ini mulai memperlihatkan wajahnya. Dari sisi manapun, wajah itu benar-benar mirip seperti seorang wanita, apalagi dengan potongan rambutnya yang sedikit memanjang. Jika saja Mark tak mendengar suara lelaki itu barusan, pasti ia sudah berpikir jika dia adalah perempuan.

"Hapus semua foto dan video milikku. Baru aku akan memberikanmu uangnya" ucap Mark.

Haechan lalu mengangguk tanpa masalah, ia mengambil ponselnya dan menghapus semua foto dan video yang ia miliki "Sudah, kau bisa lihat sendiri" lanjutnya sambil menunjukkan layar ponselnya ke arah Mark.

"Kau yakin tidak memiliki salinannya?"

"Kau tidak percaya padaku?"

"Penjilat sepertimu mana mungkin kupercaya" Mark mendecih, matanya diam-diam meneliti Haechan dari atas ke bawah. Apa benar pemuda ini yang ia tiduri? Sial, karena mabuk ia benar-benar melupakan segalanya.

"Aku melakukannya karena keadaan" Haechan tersenyum manis, membuat Mark memalingkan wajah dan mengeluarkan uang yang sudah ia bawa sebelumnya.

"Aku tidak main-main. Jika kau memiliki salinannya lalu menyebarkan itu ke internet, aku akan melaporkanmu pada polisi. Ingat? Pesan ancamanmu akan menjadi bukti" balas Mark, Haechan mengangguk-angguk santai sambil menerima uang yang Mark berikan. Maju selangkah, pria tampan itu menunduk dan berbicara tepat didepan wajah Haechan "Urusan kita selesai. Aku harap kita tidak bertemu lagi"

Haechan tersenyum mendengarnya, ia mendongak lalu menghela nafas kecil "Bagaimana ya? Aku punya firasat jika kita akan bertemu lagi" lanjutnya, Mark menaikkan sebelah alisnya ketika Haechan balas mendekati telinganya, berbisik dengan pelan disana "Aku bisa hamil, mungkin sebentar lagi anakmu akan ada didalam perutku" setelah itu Haechan menjauh, matanya melihat Mark yang kini menatapnya seolah ia sudah gila.

Tertawa remeh, Mark lalu mendecih "Apa kau sinting? Lupa jika kau lelaki? Apa kau sangat membutuhkan uang hingga rela merendahkan harga dirimu?"

"Aku serius, untuk apa aku berbohong?"

"Kau benar-benar sakit. Mau sekalian aku bayarkan uang untuk operasi kelaminmu? Kurasa kau lebih cocok menjadi perempuan" nada bicara Mark terdengar menyebalkan ditelinganya, membuat Haechan mengepalkan tangan dan memberikan satu pukulan sayang dipipi Mark.

"Brengsek! Kau berani memukulku?" Mark mengangkat tangannya, dia hampir membalas pukulan Haechan jika saja ia tidak melihat tubuh pemuda itu yang sedikit bergetar dengan kedua siku terangkat untuk melindungi wajahnya.

Mengerang kesal, Mark beralih menarik jaket Haechan lalu menatapnya marah "Jangan pernah tunjukkan wajahmu ini dihadapanku lagi!" Setelahnya Mark mendorong Haechan kesamping, si manis hampir terjatuh jika saja ia tak bisa menahan tubuhnya.

SCANDAL [MarkHyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang