Bab. 6

6.3K 625 10
                                    

Haechan duduk dengan tegang di dalam mobil. Dua puluh menit berlalu dan Mark masih tidak mengatakan apapun setelah itu. Sejujurnya, ia cukup terkejut karena Mark tahu jika ia sedang hamil. Tapi, dari mana dia tahu? Perutnya bahkan masih terlihat rata, tapi kenapa dia bisa menebaknya. Memilin jari-jarinya, Haechan melirik pelan ke arah pria itu, bersamaan dengan Mark yang juga saat itu ikut menatapnya.

"Jadiー kau benar-benar hamil?" Akhirnya Mark mulai bersuara, dan itu membuat Haechan kaget saat mendengar suara berat si tampan menyapa gendang telinganya.

"A-Apa?" Haechan tergagap tanpa alasan.

Kedua mata Mark menyipit, sesekali fokusnya berbagi antara jalanan juga pria manis disampingnya.

"Ekspresimu terlihat tegang saat aku berkata akan memeriksakan kandunganmu ke rumah sakit" katanya santai, memalingkan kembali tatapannya ke arah jalanan.

Kedua mata Haechan sedikit membesar. Apa itu artinya dia hanya asal bicara?

"Kauー"

"Tapi sekalipun kau hamil, belum tentu itu anakku, kan? Siapa yang tahu sudah berapa banyak pria yang bermain denganmu"

"Jaga bicaramu, brengsek!"

"Oh? Kupikir keberanianmu sudah menghilang" Mark melirik Haechan sekilas, ia merasa tak habis pikir dengan sifat pria disampingnya ini. Maksudnya, dari banyaknya orang yang mengagumi ketampanan dan bakatnya, tapi pria ini malah memanfaatkan kepopulerannya untuk mencari uang. Apa itu yang selalu orang-orang licik lakukan? Mark mendecih pelan.

"Kita bisa melakukan tes DNA kalau anak ini lahir nanti. Tapiー Selama aku hamil, kau tetap harus memberikanku uang"

"Maaf? Tidak ada untungnya aku melakukan itu. Masa bodoh dengan anak dalam kandunganmu itu. Jika kau benar hamil, gugurkan dia hari ini juga"

Haechan menatapnya terkejut, secara refleks memeluk perutnya sendiri yang masih sangat rata.

"Kau bajingan!"

Mark terkekeh, lalu membanting stir hingga Haechan tersentak kaget. Pria itu menatap si manis dengan tajam.

"Aku? Kau yang bajingan, sialan. Memerasku hanya untuk uang! Aku bisa membawamu ke kantor polisi sekarang juga, namun aku masih berbaik hati untuk memberikanmu pilihanー" Mark menepikkan mobilnya, membuat Haechan meremas sisi jaketnya dengan waspada. Duduknya semakin mundur menjauh "Gugurkan janin itu dan kau bebas, atau aku akan melaporkanmu pada polisi" Mark menyeringai, membuat Haechan hampir kesulitan bernafas karena merasa terancam.

Si manis mencoba kabur, ia membuka pintu mobil namun sayangー tentu Mark menguncinya.

"Dasar tidak punya hati! Kau ingin membunuhnya bahkan sebelum dia lahir?!" Haechan menatap Mark marah, namun pria itu hanya mengangkat bahunya acuh.

Haechan menggigit bibir bawahnya, sekarang ia benar-benar ketakutan. Tapi ia tidak mau menunjukkan itu didepan Mark, ia tidak mau jika pria itu semakin merendahkannya.

"Biar aku beri pilihan terbaik. Gugurkan janin itu, karena kau bisa bebas, dan tidak hidup susah untuk mengasuh bayi. Merawat diri sendiri saja kau tidak bisa" Mark mendengus, Haechan mengepalkan tangannya, ingin sekali dia memukul Mark seperti waktu itu.

"Aku mau turun"

"Tidak sebelum kau memberi tahu pilihanmu" Mark mengetuk-ngetuk stir mobil dengan bosan "Cepatlah! Aku tidak punya banyak waktuー"

Ponsel Mark berdering nyaring, mengalihkan atensi pria itu yang sejak tadi menatap Haechan dengan tatapan menusuk. Dengan malas, ia mengambil ponselnya dan tertera nama 'Renjun' disana. Mark mendesah, kalau tidak diangkat, ia tahu Renjun tidak akan pernah berhenti untuk menelepon.

SCANDAL [MarkHyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang