Bab. 7

6.1K 671 13
                                    

Mark mengerjap pelan dalam tidurnya, hidungnya mencium aroma harum entah dari mana. Apa Renjun sudah datang? Tapi tumben sekali pria itu tidak membangunkannya? Biasanya yang Renjun lakukan pertama kali adalah membangunkan dirinya dan mulai memasak selagi dia mandi.

Ketika ia keluar, Mark mendapati seseorang tengah berkutat didapur, ia menggunakan kaus milik Renjun yang biasa dipakai jika Managernya itu menginap disini.

Ah, ia lupaー kemarin Renjun menyuruh Haechan untuk menginap disini.

"Apa yang kau lakukan dengan dapurku?"

Haechan yang saat itu sedang bersenandung kecil tersentak, ia menoleh dan mendapati wajah bantal Mark yang kini tengah menatapnya dengan tajam. Si manis meringis kecil dan mengangkat spatula ditangan kanananya "Nasi goreng?" Ucapnya, alih-alih memberi jawaban, itu malah terdengar seperti pertanyaan.

Pria tampan itu mendengus kecil, ia mendudukan diri di kursi, menatap punggung sempit Haechan dari belakang.

"Jangan sampai merusaknya. Itu barang mahal"

"Aku tahu"

Haechan berbalik dan membawa dua piring nasi goreng buatannya. Ia tersenyum kecil lalu memberikan itu untuk Mark, dari penampilannya, makanan ini terlihat menarik, tapi entah dengan rasanya.

Sebenarnya jika Renjun tahu makanan seperti ini yang ia makan, dia pasti akan marah. Tapi masa bodoh, Renjun tak ada disini, lagipula perutnya sudah lapar, maka dari itu ia segera mencoba suapan pertamanya, merasa makanan itu enak, Mark menyuapkan makanan itu lagi dan lagi, entah kenapa ia seperti tak makan selama beberapa hari.

Melihat Mark yang memakan sarapannya dengan lahap, tentu itu membuat Haechan senang. Sejenak, mari kita lupakan dulu rasa kesalnya pada pria ini karena tindakkannya kemarin. Ikut menyuap satu sendok besar, Haechan menutup mulutnya bahkan sebelum makanan itu masuk kedalam tenggorokkannya.

Ia berlari ke wastafel dan memuntahkan isi perutnya.

Mark mengerjap ditempatnya.

Tungguー ia menyadari jika hari ini perutnya tidak mual sama sekali. Pantas saja ia makan seperti orang kelaparan, karena selama ini Mark memang tak pernah menghabiskan makanannya akibat mual sialan yang dialaminya itu.

Mark lalu berdiri dan berjalan mendekati Haechan, lalu menyentuh bahu itu dengan pelan.

"Kau baik-baik saja?"

"Ini anehー padahal sebelumnya aku tidak pernah mual selama hamil. Tapi sepertinya sekarang aku mengalami morning sick" ucapnya sambil mengusap sudut bibirnya yang basah. Mark mengernyit mendengar itu.

Haechan tidak pernah mengalami Morning Sick? Sebentar, jangan bilangー

"Jadi kau benar-benar hamil?"

Haechan mendelik kesal, mendorong tubuh besar Mark lalu berjalan menuju sofa. Ia muak sekali menjawab pertanyaan yang sama, haruskah ia membelah isi perutnya? Yah, walau itu pastinya hanya berupa gumpalan. Tapi tetap saja pertanyaan itu terdengar menyebalkan!

"Hei, aku bertanya serius!"

"Ayo kita ke dokter sekarang, aku bosan mendengar pertanyaan berulang!"

Mark mengusap wajah bantalnya. Ia duduk disamping Haechan dan menatap pria itu dari samping.

"Kau yakin tidak pernah tidur dengan pria lain?"

Lagi-lagi itu, Haechan jengah sekali mendengarnya. Oke, dia memang terlihat seperti jalang karena tidur sembarangan dengan orang yang tak dikenal. Tapi itu hanya dengan Mark. Ia juga melakukan itu karena keadaan, kalau bukan demi bertahan hidup, Haechan juga tak ingin melakukannya kok.

SCANDAL [MarkHyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang